44. Resiko (Revisi)

61.2K 3.8K 356
                                    

Adrian datang lebih awal ke sekolah menghentikan langkahnya, ketika melihat bayangan seseorang berlari dari arah mading.

Karena penasaran membuatnya melangkah ke arah mading itu, namun baru beberapa langkah kedatangan Reno dan Fandi menghentikan langkahnya.

"Woi tumben lo datang pagi banget, kesambet apaan?" tanya Reno menepuk bahunya.

"Lo dapat siraman rohani dari bunda yah? Tumben pagi," lanjut Fandi berdiri di samping kiri Adrian.

"Ais lo berdua kenapa muncul sih!!!" kesal Adrian karena mereka berdua membuatnya tidak bisa melihat siapa orang itu.

"Lah? Ini kan sekolah, gak salah dong kita muncul di sini emangnya lo doang yang sekolah di sini gimana sih," decak Fandi.

"Lo berdua gagalin gue buat liat seseorang,"

"Hah maksud lo?" ucap Reno.

"Auah gak penting, cabut ke kelas aja."  Adrian berjalan mendahului Fandi dan Reno yang masih memikirkan ucapannya barusan.

"Tuh anak kenapa?" Tanya Fandi.

"Mana saya tau saya kan ikan." Reno mengedikkan bahunya membuat Fandi ikutan gemes.

Disisi lain seseorang mengucap syukur dalam hati, beruntung karena dirinya tidak ketahuan. Senyuman licik terukir ketika melihat sebuah foto di tangannya.

"Let's start this game Aurel and Adrian!!"

●●●

Aurel yang berjalan di koridor merasa risih dengan tatapan setiap murid yang dia lewati, namun Aurel kembali berpikir positif mungkin reaksi mereka seperti itu karena kehadirannya yang absen selama seminggu.

Namun berbagai tingkah semakin membuatnya tak enak, beberapa murid tengah berbisik setiap melihatnya.

"Mereka kenapa?" batin Aurel.

Sementara di sisi lain Adrian menggebrak meja dalam kelas, membuat beberapa teman kelasnya terlonjak kaget.

"Siapa yang berani ngelakuin hal ini hah?"

"Gue gak tau, pas gue sama Fandi mau ke kantin, gue ngeliat beberapa orang di mading berkumpul, dan kita shock ngeliat ini," tutur Reno menyerahkan selembaran foto yang terpajang di kelas.

"Brengsek!!! Kalau aja tadi pagi gue liat siapa orangnya, gue gak akan segan-segan beri pelajaran ke dia!!" Adrian mengepalkan tangannya.

"Tapi masalah ini udah tersebar ke yang lain dan lo harus cepat tangani, dan gue harap Aurel gak liat hal ini, soalnya gak hanya di mading foto itu ada," ucap Fandi.

"Oh shit!! Aurel bilang ke gue kalau hari ini dia bakalan masuk sekolah." dengan cepat Adrian berlari keluar kelas mencari keberadaan Aurel.

Sudah cukup masalah keluarganya yang cukup rumit, Adrian tidak akan membiarkan Aurel melihat masalah ini.

●●●

Nadia dan Ifa berlari mencari keberadaan Aurel untuk menanyakan masalah yang ada di mading itu. Akhirnya mereka berdua menemukan Aurel sedang berjalan di koridor.

"Nad, itu Aurel," tunjuk Ifa.

"Astaga untung dia udah datang, samperin cepat!"

"Aurel!" Teriak mereka berdua.

Aurel mengerutkan keningnya melihat mereka berdua berlari hingga nafasnya terengah-engah.

"Lo berdua kenapa? Emangnya ada lomba lari?" Aurel terkekeh.

LOVE or OSIS [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang