[1.2] Rasa Takut

72 14 15
                                    

Contohnya...

Dia berlari ke arahku.

Aku tak bisa bergerak.

Pisau itu ditusukkan padaku.

"Aagghh!? "

Aku melihat ke arah perutku yang ditusuk.

...Retro tidak memegang apapun sekarang.

Kamu tahu kalau akan terasa sakit bila ditusuk oleh pisau. Karena kamu tahu, kamu merasa takut.

Apa yang makhluk ini inginkan dariku?

Aku mulai merasa jengkel dipermainkan olehnya.

Tidakkah kamu sadar bahwa keberadaanmu itu unik?

Omong kosong apalagi yang dia bicarakan sekarang?

Aku tidak mau meladeninya, jadi aku tetap diam.

Ketika melihat mayat kedua orangtuamu...

...?

Kamu merasa takut, kan?

Aku masih tetap diam.

Bukankah itu aneh? Anak pada umumnya pasti histeris, bingung, atau sedih. Tapi yang kamu rasakan malah rasa takut.

Dia berjalan, menghalangi ujung lorong.

Takut bernasib sama? Takut dibunuh? Tidak. Kamu merasa takut karena tak tahu apa yang akan kamu lakukan tanpa orangtuamu. Kamu menganggap orangtuamu sebagai penunjang hidup, bukan sebagai keluarga.

"Apa? Aku gak ngerti arah pembicaraan ini. "

Dia menyembunyikan kedua lengannya di belakang tubuhnya.

Aku cuma ingin kamu belajar.

...apa, sih?

Aku mendengar suara langkah kaki. Dari belakangku, dari ujung lorong yang bersebrangan dengan tempat berdirinya makhluk itu.

Ah, apa mereka menemukanku?

"Hey! "

Suara gadis.

Berarti itu Nadya.

Aku tak berani berbalik, mataku tetap terkunci pada makhluk di depanku.

"Hey! Lintang! Denger, gak, sih? "

Aku mendengar suara langkah kakinya mendekat.

puk

Dia menepuk punggungku.

Aku tetap diam.

"Kok diam? "

trang

...aku mendengar suara benda logam yang jatuh.

"Ah... "

Aku tak mau melepaskan makhluk ini, tapi fokusku telah teralihkan pada sumber suara logam di belakangku.

Nadya mengambil sebuah pisau dapur dari lantai.

...

Aku melihat ke depan, tapi dia sudah menghilang.

...huft.

Aku berlari.

"Eh, Lintang! "

Berlari, berlari, berlari.

won't regret.Where stories live. Discover now