[1.1] Serpihan Pertama

78 20 8
                                    

Kesadaranku menjauh, rasanya seperti seluruh panca indraku menghilang. Tapi tak lama, panca indraku kembali perlahan, hanya saja ada yang berbeda.

Aku berada dalam sosok yang berbeda sekarang. Lebih kecil. Dan di depanku, ada dua orang--pria dan wanita yang sedang terbaring di kasur. Mereka berdua berada dibalik selimut dan bersimbah darah. Aku tak bisa melihat wajah mereka, tapi aku tahu kalau ini adalah,

Ingatanku.

Serpihan ingatan, lebih tepatnya.

Muncul partikel-partikel aneh yang berkumpul di bidang pandangku lalu membentuk sesuatu. Tulisan. Sebenarnya, itu,

Sebuah tanggal.

Sabtu, 5 Juni 2004.

Aku cukup yakin kalau itu adalah tanggal kejadian di serpihan ingatan ini terjadi.

Kemudian, aku merasakan sebuah perasaan yang pernah kurasakan. Perasaan yang kuyakin aku rasakan ketika kejadian ini dulu terjadi. Sebuah perasaan mengerikan yang sangat ingin kulupakan.

Rasa takut.

...ah, aku ingat sekarang.

Mereka orangtuaku.

Dan mereka dibunuh oleh seseorang yang tidak kuketahui dan tidak pernah tertangkap.

Pandanganku berubah, menunjukan sepasang pria dan wanita yang lain, di mana mereka saat ini sedang membicarakan sesuatu tentangku. Benar, mereka adalah kerabat jauh orangtuaku, juga merekalah yang menggantikan orangtuaku, mengurusku dan merawatku, sebagai orangtua angkatku.

Tapi untuk suatu alasan, aku tidak bisa melihat wajah mereka. Entah ingatanku yang masih kacau atau aku yang memang tidak ingin mengingat mereka.

Kita cukupkan sampai di sini dulu.

ctek

Mendengar suara jentikan jari itu, bidang pandangku kembali menjadi ruang kelas seperti sebelumnya.

Kelas berjalan seperti biasa.

Sampai...

tuk

Penghapus milik Nadya terjatuh.

Nafasku tertahan.

...kenapa penghapus milik Nadya terjatuh?

Aku sudah mengalami perulangan hari Selasa tanggal 28 Februari ini ribuan kali, dan belum pernah satu kalipun ada sesuatu yang terjadi selain yang sudah terjadi di perulangan sebelumnya. Dan di ribuan perulangan yang sebelumnya, Nadya tidak pernah menjatuhkan penghapusnya.

Itu berarti,

Kejadian yang akan terjadi tidak akan bisa kuperkirakan.

Aku ketakutan.

Tidak pernah terbayang olehku bahwa ketika kamu tidak mengetahui apa yang akan terjadi bisa semenakutkan ini.

Tidak, itu karena aku selalu mengetahui apa yang akan terjadi, jadi ketika terjadi sesuatu di luar pengetahuanku, aku ketakutan.

ring ring ring

Ponsel milik Pak Gema berdering.

...hal ini juga tak pernah terjadi sebelumnya.

"Halo? "

Pak Gema berjalan ke depan pintu lalu mulai menelpon.

"Hei, siapa sih, oh-Lintang, ya? "

Vidan, yang duduk di belakangku menepuk pundakku.

"Apa? "

Dia memasang ekspresi bingung.

won't regret.Where stories live. Discover now