Chapter 02: Breathing All Day [숨쉬는 모든 날]

470 47 21
                                    

•

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.



•.•.•.•
No matter how hard I try to be better, they still consider me the same. Trash. I'm jus a piece of trash in their eyes.
•.•.•.•

TAK terasa seiring berjalannya waktu, keadaan Sejeong jauh lebih baik dari hari-hari panjang sebelumnya yang terasa amat sangat menyesakkan. Bertanya bagaimana perasaan Sejeong saat ini? Jawabannya adalah, jauh lebih buruk dari hari-hari sebelumnya. Perasaannya sangat bertolak belakang dengan keadaan fisiknya. Karena apa? Luka yang Sejeong alami dari pandangan fisik memang sangat parah. Tapi, luka pada perasaannya jauh lebih parah dari luka fisik yang ia alami.

Setiap malam Sejeong disadarkan bahwa ujian dalam hidupnya itu bukan kehilangan seseorang yang sangat ia sayangi, tapi kerinduan kepada orang tersebut akan kenangan yang tak pernah terulang. Terkadang ia merenung sambil sesekali menitikkan air matanya dalam sunyi nya kegelapan. Meluapkan rasa yang mengganjal dalam hatinya yang terasa sangat menyakitkan juga menyesakkan. Ingatlah ia telah kehilangan kebahagiaannya. Mungkin kini kebahagiaannya itu tengah berkumpul dengan bintang-bintang yang sedang bergemerlapan indah di langit. Satu lagi, ingat tiga hal dalam hidup yang tidak akan pernah kembali, waktu, kenangan dan kesempatan.

"Ya! Kim Sejeong! Kau mau pulang ke rumah, tidak? Jika kau seperti ini kau tidak akan pernah sembuh! Cepatlah makan kalau
ti—"

"Kalau tidak apa? Aku tidak lapar." Potong Sejeong sambil menatap kosong kedepan. Tatapan hampa seperti jiwanya terpisah dengan raganya. Taehyung tersentak kaget, mengapa Sejeong berubah? Kini Taehyung merasa Sejeong yang dihadapannya adalah orang asing.

"Sejeong-ah, kau ini kenapa, eoh? Apa susahnya kau membuka mulutmu untuk sarapan? Tolonglah oppa, oppa sudah banyak pikiran tentang saham perusahaan yang menurun, jangan menambah beban pikiran oppa. Oppa mohon, ayo makan." Taehyung mengacak rambutnya frustasi. Bingung untuk mencari cara agar Sejeong memakan bubur buatannya ini.

"Jika oppa menanggapku beban pikiran oppa, tinggalkan saja aku. Lagi pula aku tahu di muka bumi ini tidak ada satupun yang menyayangiku." Sejeong tersenyum kecut, entahlah kini mood-nya sungguh sangat buruk.

"Sejeong! Jangan pernah berbicara Seperti itu!" Taehyung sempat kaget ketika sejeong melontarkan kalimat yang sama sekali tidak ia sangka akan keluar dengan sangat mudahnya dari mulut Sejeong.

Sejeong menoleh sekilas pada Taehyung, Taehyung terlihat sangat berantakan dengan rambutnya yang acak-acakan dan wajah lemah, letih, lesu nya. Sejeong pun bingung dengan dirinya sendiri. Ia merasa bahwa itu bukanlah dirinya.

"Sejeong!" Taehyung mengguncang bahu Sejeong untuk membuyarkan pikiran-pikiran yang berkelana dalam otak Sejeong.

"Tatap mata oppa!" Sejeong masih pada posisi awalnya. Diam tanpa merespon. Seperti pikiran dan raganya terpisah.

Beautiful Pain [아름다운 고통] - Cha Eunwoo & Kim SejeongWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu