Introduction Chapter: Prologue

749 65 25
                                    

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


•.•.•.
"If the time comes, sadness will become laughter, pain will be a story, memories will become teachers, longing to be a meeting, you and I will be us."
.•.•.•.

Seoul, unknow place, 27 Nov 2014

RINTIKAN air hujan membungkus pekarangan rumah tua itu. Langit mendung seperti menyiratkan rasa kemuraman. Gumpalan awan yang tadinya putih seperti kapas kini menghitam seolah diterkam oleh kegelapan yang menyelimuti.

   Seorang gadis cantik tertegun ketika merasakan sebilah pisau tajam yang mendarat pada pipi putih nan mulusnya.

   "Mati kau Kim Sejeong!" Sang pelaku memamerkan sorot tajam tatapannya pada kedua manik mata gadis itu.

   Ya, gadis itu bernama Sejeong. Lebih tepatnya Kim Sejeong. Tidak ada hal spesial tentangnya. Ia hanya seorang gadis polos yang sangat disayangkannya selalu mendapat nasib malang.

   Siapa dia? Apa yang terjadi? Ini menciptakan selaksa pucuk ketakutan mahadahsyat dalam batinnya. Sejeong hanya bisa memejamkan kedua matanya. Manik matanya enggan menatap pria sinting yang sedari tadi menodongkan pisau padanya. Kini ia sangat merindukan kekasihnya, oppa, eonni, dan kamarnya yang tenteram, bukan berarti ia merindukan kedua orang tuanya, lagi pula mereka tak ada, mereka berdua tidak pernah peduli pada Sejeong. Tapi ia merindukan suasana damai kamarnya juga setumpuk buku yang belum sempat ia baca.

   Sayangnya dunia telah menyuratkan secercah kisah yang sangat berbeda. Bertolak pada masa dan berpaling dari suara kalbu. Dunia yang sangat kejam ini membawanya pada ruangan pengap dengan minimnya penerangan, menjadikan pandangan mata remang-remang di seluruh penjuru ruang.

   Sungguh mengenaskan. Jangan lupa ditambah dengan pria asing yang sama sekali tidak ia kenal. Wajah pria itu bahkan tak pernah ia lihat walau hanya dalam siluet bunga tidurnya.

   Sejeong terkesiap ketika pria tak dikenal itu menjatuhkan pisaunya lalu segera mencekik lehernya kuat. Menyumbat pernapasannya. Sejeong berusaha menggoyangkan kepalanya berusaha mendapat pasokan udara walau hanya sedikit. Oh, ini sungguh penderitaan yang menyesakkan dada. Akankah dunia membiarkan semua ini berlalu? Ataukah menghanyutkannya ke dalam kubangan hampa yang tak mampu untuk diraba? Waktu. Waktu adalah misteri.

   "Bagaimana nona manis? Enak tidak diperlakukan seperti ini, huh? Pasti enak sekali. Ini hukuman yang kau terima jika kedua orang tuamu mengkhianatiku! Kau harus tahu hal ini. Mereka sangatlah licik. Mereka menyingkirkanku begitu saja! Aku sangat membenci mereka berdua. Pengkhianat!"

   Bulir-bulir bening jatuh membasahi pipi Sejeong. Gadis cantik ini masih terus berusaha untuk melepaskan cekikan pria itu dari lehernya. Mengapa pria ini begitu kejam kepadanya? Apa salahnya?

Beautiful Pain [아름다운 고통] - Cha Eunwoo & Kim SejeongWhere stories live. Discover now