Kehamilan Kedua

435 37 2
                                    

"Kyuhyun! Kau tidak apa-apa?" tanya Yuri panik ketika matanya terbuka dan mendapati sang suami berada di sampingnya.

Kyuhyun menatap sang istri sendu, mengangguk. "Pelurunya tidak mengenai organ vital dan tidak tertanam dalam. Aku hanya kekurangan darah saja kemarin." kata Kyuhyun pelan sambil mengusap pipi Yuri lembut. Air mata Yuri, bahagia dan lega melihat sang suami masih hidup, terjatuh begitu saja.

"Terima kasih, Yuri. Sudah bertahan dan menjadi ibu dari tiga orang anakku." kata Kyuhyun bahagia. Senyuman terukir di wajahnya. "Apa maksudmu tiga? Kita hanya punya Anastasia dan Catherine." tanya Yuri bingung. Pria itu meraih tangan Yuri kalu meletakkan di atas perutnya sendiri. "Kau mengandung.. tiga bulan lamanya." bisik Kyuhyun di telinga Yuri, membuat wanita itu menatap Kyuhyun tidak percaya lalu menangis bahagia.

  "Aku... mengandung lagi?" tanyanya terbata-bata.

  Yuri memeluk pria itu erat. "Kita bisa menjaga si kecil yang satu ini. Tidak akan kubiarkan apa yang terjadi di masa lalu kembali terulang. Aku mencintaimu dan siapapun yang ada di perutmu saat ini. Aku akan membunuh mereka yang melakukan penyerangan semalam, karena nyaris menghilangkannya lagi." kata Kyuhyun sambil mencium perut Yuri yang sedikit membuncit.

  Wanita itu rasanya tidak ingin melepaskan Kyuhyun dari pelukannya. "Kita akan kembali besok dan memberi kejutan untuk Catherine dan Anastasia. Mereka pasti akan sangat senang memiliki adik baru." kata Kyuhyun, yang disambut dengan anggukkan kepala Yuri. "Kau berharap perempuan atau laki-laki, Kyu?" tanya Yuri penasaran.

  "Perempuan saja, kalau laki-laki nanti sama membangkangnya sepertiku. Aku tidak siap." jawab Kyuhyun jujur yang membuat Yuri tertawa. "Istirahatlah dulu, Yuri. Kondisimu sedang tidak baik." ucap Kyuhyun pelan yang dituruti sang istri.

###

  "EOMMAAA!"

  Catherine langsung berlari memeluk sang ibu dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir, membuat Yuri langsung membalasnya dengan pelukan yang tak kalah erat dan hangat, menenangkan putri sulung yang sudah lama menunggunya kembali dari rumah sakit setelah penyerangan tersebut.

  "Kalian baik-baik saja kan di rumah halmoni? Tidak ada yang mengalami sesuatu serius, kan?" tanya Yuri, mengkhawatirkan keadaan kedua putrinya yang diurus oleh kedua orang tuanya selama kejadian ini. Catherine menganggukkan kepalanya. "Eomma sendiri bagaimana? Appa juga! Apakah luka tembak itu serius sekali?" tanya Catherine sambil menatap sang ayah yang berdiri di belakang Yuri. Kyuhyun menggelengkan kepalanya. "Appa baik-baik saja. Luka tembak itu tidak mengenai organ vital appa sama sekali." jawabnya.

  Yuri menoleh kesana kemari, seperti sedang mencari keberadaan sesuatu. "Dimana Anastasia? Mengapa eomma tidak mendengar celotehannya sama sekali?" tanyanya bingung. "Eoh! Anastasia sedang di kamar. Dia sedang tidur siang karena tadi pagi lelah bermain sepeda di taman ditemani Bibi Yeon." kata Catherine.

  "Duduklah terlebih dahulu, Catherine. Eomma punya hadiah spesial untukmu." kata Kyuhyun sambil menarik tangan Yuri ke sofa ruang keluarga. Si kecil hanya bisa mengikuti kedua orang tuanya dari belakang jika sang ayah mulai 'bermanja' ria dengan ibu tirinya. Tak ada penolakan, Catherine segera berlari ke sofa ruang keluarga dan duduk di depan sang ibu.

  "Tapi, kedatangan eomma dan appa kembali di depan kedua mataku dengan keadaan baik-baik saja sudah cukup untukku." ujar Catherine jujur, yang dibalas dengan senyuman hangat Yuri.

  "Catherine, kau akan menjadi seorang kakak." kata Yuri lembut. Gadis itu mengerutkan dahinya. "Tapi eomma, aku sudah menjadi seorang kakak. Ada Anastas—" Kata-kata yang terangkai menjadi kalimat itu terputus ketika sesuatu terbesit di benak gadis yang kini duduk di bangku sekolah menengah atas itu.

  "EOMMA HAMIL?"

  Pekikan itu membuat Yuri dan Kyuhyun meringis. Suara putrinya begitu nyaring hingga sedikit menyakiti gendang telinga keduanya. Suara derap kaki dengan tempo cepat terdengar semakin dekat hingga berhenti di depan pintu ruang keluarga.

  "YURI-SSI KAU HAMIL LAGI?"

  Kini pekikan Bibi Yeon terdengar. Wanita tua itu menatap ketiga orang tersebut sedangkan mata Catherine yang membulat menatap kedua orang tuanya. Suasana menjadi sedikit canggung, membuat Yuri harus mencairkan suasana dengan sebuah tawa kecil. "Sepertinya begitu. Ternyata selama ini sudah tiga bulan. Kita harus menunggu enam bulan lagi sampai bertemu dengannya." jawab Yuri, memperjelas segalanya.

  Bibi Yeon menari riang sedangkan Catherine langsung memeluk sang ibu dan mengelus perutnya. "Eomma, apakah adikku perempuan lagi atau laki-laki?" tanya Catherine antusias. Kyuhyun hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Entahlah, Catherine. Masih terlalu awal untuk mengetahui kelaminnya." kata Kyuhyun sambil mencium pipi putrinya gemas.

  Tak lama, Anastasia keluar dari kamarnya dengan wajah mengantuk. Ia baru saja terbangun dari tidur siangnya yang nyenyak. Begitu melihat kedua orang tuanya, gadis kecil itu berlari dan langsung menangis, meminta digendong Yuri.

  "Eomma..!" tangis si kecil. Wanita itu langsung memangku putri kesayangannya yang kini berusia lima tahun itu sambil menghapus air matanya. "Ada apa, Anastasia sayang? Kenapa menangis?" tanya Yuri lembut. Gadis kecil itu terus menangis dan memukuli dada sang ibu, membuat Yuri sedikit meringis. "Eomma tidak boleh pergi! Eomma harus dengan Anna!" ucap gadis itu, memanggil dirinya dengan 'Anna' karena tidak dapat mengucapkan nama panjangnya dengan benar.

  "Anastasia tidak boleh menangis. Eomma tidak akan meninggalkanmu lagi. Setelah ini, Anastasia akan menjadi seorang kakak. Ada adik Anna di dalam perut eomma saat ini." kata Yuri lembut. Anastasia menghapus air matanya dengan kedua telapak tangannya. "Adik? Anastasia tidak ingin seorang adik!" tangisnya lebih histeris.

  Kyuhyun menatap sang istri dengan tatapan bingung. Baru kali ini ia melihat tingkah manja Anastasia yang berbeda hampir sepuluh tahun dengan Catherine dan kembarannya, Christopher, jika lolos dari kecelakaan helikopter bersama istri pertamanya, Hyeyoung. Entah karena dirinya jarang berada di rumah karena selalu sibuk bekerja atau karena Anastasia mulai menunjukkan kenakalan dan keiriannya terhadap seorang saudara.

  "Kemarilah, sayang. Jangan menangis."

  Yuri memeluk Anastasia dan menepuk pelan punggungnya. "Dia cemburu. Anak-anak seusianya juga pasti menunjukkan reaksi yang sama." Yuri menjelaskan ke Kyuhyun. "...dan juga sedang mengantuk. Mungkin terbangun saat Catherine dan Bibi Yeon tadi sedikit keras." sambungnya sambil menatap Catherine pura-pura marah, yang dibalas dengan tawa kecil dari Catherine.

  "Mianhae, eomma. Aku sangat bersemangat. Aku ingin sekali mempunyai adik perempuan yang baru." ungkap Catherine. "Percaya diri sekali ayah dan anak sulingnya bahwa adik bungsu ini seorang perempuan." balas Yuri yang sebenarnya juga menginginkan seorang bayi perempuan agar bisa diajaknya berdandan di kemudian hari ketika kedua kakaknya sibuk di luar dengan urusan mereka sendiri saat sudah besar.

  Anastasia pada akhirnya tertidur pulas di pelukan dan pangkuan Yuri. Melanjutkan mimpi di siang hari yang terganggu.

to be continued.

First LadyWhere stories live. Discover now