Ancaman Dari Luar

388 37 3
                                    

  Sudah nyaris dua bulan pasca keretakan dalam rumah tangga Yuri dan Kyuhyun.

  Anastasia dan si sulung, Catherine, sudah mencium sesuatu yang tidak beres di antara kedua orang tuanya. Sering kali tiap Anastasia atau Catherine mengajak mereka sekeluarga jalan atau makan bersama, pasti Yuri mengatakan bahwa ia sibuk dan tidak bisa datang. Padahal sebelumnya, Yuri tidak pernah mengutamakan pekerjaan di atas keluarga.

  Kyuhyun pun tahu, Yuri belakangan ini sering berpergian dengan menteri ekonomi, Shin Dongwook dan bahkan sering mengobrol berdua. Entah ini rencana Yuri untuk membuat Kyuhyun cemburu atau rencana Yuri untuk mengorek informasi mengenai suatu masalah, pria itu tidak dapat memastikannya.

  Dulu, Yuri pernah melakukan hal yang sama untuk mengambil informasi mengenai korupsi. Kyuhyun, dalam hati kecilnya, yakin bahwa Yuri saat ini melakukan hal yang sama seperti dulu untuk menggali keterlibatan Shin Dongwook terhadap sebuah kasus korupsi keuangan besar.

  Sudah pukul sebelas malam, Yuri belum juga kembali, membuat Kyuhyun sangat cemas. Ia berlari ke sekretaris Yuri yang sedang duduk di taman dengan sekretarisnya. "Hyerin-ssi, kemana jadwal Mrs. Cho hari ini?" tanya Kyuhyun tak nyaman.

  "Mrs Cho terakhir mengabarkan saya sedang makan malam di hotel yang biasa ia datangi dengan Menteri Shin, Presiden Cho." balas Hyerin. Pria itu berlari keluar rumah setelah itu, mengendarai salah satu mobil tanpa memberitahu staf pengawal presiden, sehingga dua mobil lainnya menyusul di belakang. Menjaga presiden mereka yang mengemudi sendirian di tengah malam.

  Ponselnya berdering. General Manager hotek tersebut menelepon Kyuhyun, yang merupakan temannya saat kuliah dulu, Choi Siwon. Kyuhyun segera mengangkatnya tanpa basa-basi. "Istrimu, Kyuhyun! Kau harus segera kesini. Aku tunggu kau di lobby." ucap Siwon cepat di sambungan itu.

  Kyuhyun segera memarkirkan mobilnya di halaman hotel dan berlari menemui Siwon yang segera membawanya ke ruang CCTV. Ia menunjuk beberapa layar yang menunjukkan kejadian hampir setengah jam yang lalu.

  "Menteri Shin mencium pipi istrimu mesra lalu istrimu izin ke toilet. Kau bisa lihat di monitor A1." Siwon menjelaskan sambil menunjuk monitor yang dimaksud. Terlihat video itu. Siwon lalu menunjuk monitor lain. "Disini, pria itu memasukkan sesuatu ke wine istrimu. Istrimu lalu kembali dari toilet dan meneguk winenya dan mengobrol dengan pria itu cukup lama." kata Siwon.

  Kyuhyun memperhatikan dengan seksama. Hatinya terasa panas melihat ciuman itu serta kemesraan di antara Yuri dan Dongwook. Walau begitu, raut wajah Yuri dan gestur tubuhnya menunjukkan bahwa ia tidak terlalu nyaman.

  "Ini lima belas menit setelah pria itu memasukkan sesuatu ke minuman istrimu. Kau bisa lihat ia memegangi kepalanya dan seakan mengatakan kepada Menteri Shin bahwa dirinya pusing dan merasa tidak enak badan. Tangannya mengibas, merasa panas." Siwon menjelaskan sembari menunjuk monitor itu.

  Kyuhyun terdiam. Sang istri, wajahnya berubah merah setelah itu. Baru saja Kyuhyun akan meninggalkan ruangan tersebut, Siwon menariknya. Memintanya berpikir ulang.

  "Kyuhyun, ini. Kau harus melihat ini."

  Presiden itu menatap monitor lain dan melihat sang istri sempoyongan. Dongwook segera memeluk istrinya dan menggendongnya ke salah satu kamar hotel di lantai sepuluh. "Aku tidak bisa main mendobrak pintu karena tidak memiliki kuasa. Jika kau mencintai istrimu, setidaknya selamatkan dia dari pria itu." kata Siwon.

  Pria itu meneteskan dua tetes air mata. "Bawa aku ke kamar itu." ucap Kyuhyun geram. Siwon langsung mengajak Kyuhyun yang ditemani beberapa pengawal ke kamar tersebut. Ia membukakan pintu dengan kunci yang dimilikinya dan Kyuhyun langsung bergegas masuk.

  Pemandangan didepannya bukanlah apa yang ingin dilihatnya.

  Yuri terbaring di atas kasur dengan pakaian bagian atas yang agak berantakan dengan mata terpejam. Di atasnya, Menteri Shin sedang menciumi leher jenjang Yuri. Kyuhyun mendorong pria itu menjauh dari Yuri dan Dongwook terlihat sangat terkejut. "Tahan dia." perintah Kyuhyun ke pengawalnya.

  Begitu para pengawal menahan Dongwook dan membawanya pergi, Kyuhyun berusaha membangunkan Yuri. Wanita itu tak membuka matanya sama sekali. "Yuri, bangun dan dengarkan aku." panggil Kyuhyun sambil memperbaiki pakaian Yuri.

  "Kyuhyun...." ujar Yuri yang terlihat 'lumpuh sesaat' itu. Kyuhyun langsung menangkup wajah sang istri. "Ada apa, Yuri sayang? Kita pulang sekarang, iya?" ucap Kyuhyun khawatir. "Panas... lemas..." gumamnya kecil sebelum hening menerpa.

  Pria itu ingin sekali menghajar Dongwook habis-habisan mengetahui ia memasukkan obat bius ke minuman Yuri dan berusaha merebut wanita itu. Kyuhyun segera menggendong tubuh Yuri dan tersenyum tipis ke Siwon yang sudah membantunya sebelum ke mobil.

  "Tolong setirkan mobil untukku." perintah Kyuhyun sambil mendudukkan tubuh Yuri di bangku belakang dan duduk di sampingnya. Pria itu membiarkan Yuri tertidur di pundaknya selama perjalanan pulang. "Apa jadinya jika aku telat datang tadi, Yuri? Karenaku, kau mencari pelampiasan, bukan? Namun justru kau yang dijebak." bisik Kyuhyun sedih.

  Sesampainya di kediaman, Kyuhyun membaringkan Yuri di kamar tidur. Sudah pukul dua pagi. Pria itu membelai rambut Yuri lembut dan mencium keningnya. Kyuhyun juga memeluk Yuri erat. "Aku mencintaimu, Kwon Yuri. Aku mencintaimu dengan sangat." bisik Kyuhyun sambil mengusap pipi Yuri.

###

  Pagi tiba dan seisi rumah dibangunkan dengan Yuri yang memecahkan guci di kamarnya sendiri. Ia baru saja akan ke toilet namun pusing membuatnya berjalan kesana kemari dan alhasil memecahkan guci mahal Kyuhyun.

  Pria itu langsung terbangun dan membantu Yuri berdiri. "Yuri! Kau sudah bangun? Kepalamu sakit?" tanya Kyuhyun cemas. Yuri mengangguk kecil. Pria itu memeriksa tubuh Yuri. "Ada yang luk—" Pertanyan itu terhenti ketika Kyuhyun melihat telapak tangan kiri Yuri tertancap kaca dan berdarah.

  "Aku... tidak bisa... melihat..."

  Kalimat itu membuat Kyuhyun sedikit takut. Ia mengangkat tubuh Yuri ke atas kasur dan segera berlari keluar memanggil Bibi Yeon untuk mengambilkan kotak obat. Wanita itu segera membawakannya dan membersihkan pecahan guci itu sedangkan Anastasia dan Catherine yang berlari ke kamar kedua orang tuanya duduk di sofa, memperhatikan bagaimana sang ayah mengobati ibu mereka.

  Pria itu menyiram alkohol di tangan Yuri dan mencabut serpihan kaca satu persatu. Wanita itu meringis. "Tahan, Yuri." kata Kyuhyun sebelum meneteskan obat merah dan membalutkan perban di tangan kiri Yuri. "Efek obat bius itu tidak akan mudah hilang. Istirahatlah lagi." ucap Kyuhyun sambil membaringkan tubuh Yuri dan menyelimutinya.

to be continued.

First LadyWhere stories live. Discover now