Bab 15

2.2K 166 63
                                    

HAI BALIK LAGI SAMA SAYA... BAIKLAH JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN KOMENNYANYA....

HAPPY READING GUYS...

🌹🌹🌹🌹🌹

Yan Wushi, Wen Ning, Han Jinwen, Han Xinwen, dan Ming Qio terus menelusuri hutan yang lebat. Hanya suara gemerisik dedauanan yang saling bergesekan, Wen Ning melihat sekelebat bayangan mengikuti mereka.

"Kak A-Shi, apa kau melihat sesuatu?" ujar Wen Ning.

"Aku juga melihatnya, kita tetap jalan dan jangan hiraukan!" ujar Yan Wushi.

Mereka terus berjalan, tiba-tiba kuda yang mereka tunggangi terkikik ngeri merasa ada sesuatu menghalangi jalan mereka.

BRUUUUUUUUK

Terdengar suara mendarat dengan kasar di hadapan mereka.

"Mau apa kau? Kenapa kau menghalangi jalan kami?" ujar Han Jinwen.

"Serahkan permaisuri kepada kami jika kalian ingin selamat!" ujar Salah satu orang itu. Wajah mereka tidak terlihat karena memakai topeng seperti ninja.

"Ciiiiiih, tidak semudah itu Furgosoooh... Langkahi dulu mayat ku." ujar Han Jinwen.

"Heeeeeeeiiiii...." ujar Wen Ning dan semua orang itu menoleh. "Hei tayo hei tayo, dia si bis kecil ramah, melaju, melambat dia selalu senang... Hahahhaha," ujar Wen Ning, masih bisa bercanda disaat genting. Yan Wushi yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak. Han Jinwen yang tadinya serius tidak dapat menahan tawanya, gelak tawa pun terdengar dari Ming Qio.

"A-Ning, kau ada-ada saja, tapi lucu juga saat melihat ekspresi mereka seperti itu. Pppppfffff," ujar Yan Wushi.

"Itu, habis orang-orang itu terlalu kaku, jadi ya sudah..." ujar Wen Ning. Mereka yang mendengar candaan dari Wen Ning terlihat marah dan kesal.

"Kau... Beraninya kau permainkan kami hah?" ujar salah satu orang aneh itu.

"Emangnya aku harus bilang woooow gitu. Ciiiiiih!" ujar Wen Ning. Yan Wushi yang mendengar itu menahan tawanya lagi.

"Kamu jadi komedian saja sayang, perutku sakit menahan tawa." ujar Yan Wushi. Wen Ning hanya cengengesan.

Orang-orang aneh itu menyerang secara mendadak, namun dengan sigap Yan Wushi menangkis serangan itu.

WUUUUUUUUUSSSHHHHH

Cahaya yang benderang muncul begitu saja menyerang Wen Ning, Wen Ning melompat dari atas kuda dan berlari menuju ke arah Yan Wushi.

BRUUUUUK

Sebuah tangan meraih Wen Ning sebelum dia sampai pada Yan Wushi, Wen Ning sangat familiar dengan wajah orang itu.

"Kaisar Wei Fenggang lepaskan aku...." ujar Wen Ning meronta-ronta.

"Ikutlah bersamaku, aku akan memberikan kebahagiaan kepadamu." ujar Wei Fenggang.

"Ciiiiih, aku tidak sudi. Kau adalah laki-laki tamak yang tidak tau diri. Kau bahkan membunuh semua orang yang tidak bersalah demi kekuasaanmu bukan?" ujar Wen Ning mulai jijik dan geram.

DUUUUUUUUUUUUUK

Wen Ning menginjak kaki Wei Fenggang, dia menghunuskan anak panah dan tepat sasaran.

SREEEEEEEEEEEET

Anak panah itu mengenai perut Wei Fenggang.

UHUUUK UHUUUK

Wei Fenggang meringis kesakitan dan seteguk darah keluar dari mulutnya.

"Kau hebat juga sayang, aku suka ini." ujar Wei Fenggang dan menunjukan senyum yang menyeramkan.

DUUUUUUUAAAAAAAR SREEEEEK SREEEEEEK

Wei Fenggang menyerang Wen Ning bertubi-tubi, gerakan Wen Ning yang lincah mampu menghindar dengan cepat. Yan Wushi yang menyadari permaisurinya dalam bahaya segera menghampiri dan membawa Wen Ning kedalam dekapannya. Wei Fenggang mundur dan lari saat melihat apa yang dia inginkan kembali kedalam dekapan Yan Wushi. Semua orang yang tadinya menghalangi jalan merekapun hilang dan lenyap.

"Sayangku, kamu tidak apa-apa?" ujar Yan Wushi mencemaskannya.

"Aku tidak apa-apa kak A-Shi. Aku takut, kaisar Wei Fenggang dia..." ujar Wen Ning.

Ada rasa iri jelas terlihat dimata Wei Fenggang saat melihat adegan mesara Yan Wushi dan Wen Ning, Wei Fenggang semakin memuncak amarahnya. Dia terbakar api cemburu saat melihat adegan itu.

"Keparaaaaaaat, pria menjijikan itu. Aku yakin dia akan merebutmu dariku. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!" ujar Yan Wushi geram.

Terlihat jelas rahangya yang mengeras dan terlihat guratan kemarahan di wajah Yan Wushi. Bagaimana mungkin orang biadap macam itu merebut miliknya itu. Wen Ning menyadari kemarahan Yan Wushi, dengan cepat Wen Ning mencium lembut bibir Yan Wushi. Tampak jelas ekspresi wajah Yan Wushi yang mulai tenang dan kembali lembut. Tepat pada saat Wen Ning mencium bibir Yan Wushi, Wei Fenggang jelas ingin melakukan itu juga.

"Yan Wushi sekarang jelas berbeda, itu terlihat atas perlakuan Wen Ning terhadapnya." ujar Wei Fenggang.

"A-Ning istriku, aku akan selalu menjaga dan melindungimu. Aku tidak akan membiarkan orang-orang mencelakaimu." ujar Yan Wushi.

"Ciiiiiih, sudah cukup adegan mesranya?" ujar Wei Fenggang.

"Kenapa kau iri melihatku? Hahahahhaha, Wei Fenggang orang sepertimu tidak akan mendapatkan kebahagiaanmu." ujar Yan Wushi.

"Kita lihat saja Yan Wushi, aku akan merebutnya darimu nanti." ujar Wei Fenggang dan menghilang.

"Ciiiih, pengecut..." ujar Yan Wushi.

"Kak A-Shi, ayo kita pulang. Kasihan kak Ming Qio sudah lama menunggu." ujar Wen Ning.

Yan Wushi mengangguk tanda mengerti. Tanpa disadari mata Wei Fenggang melihat adegan mesra itu lagi, rasa iri berkecamuk dihatinya. Kenapa harus Yan Wushi, bukan dirinya yang bertemu dengan Wen Ning?

"Kita lihat saja nanti Yan Wushi, aku akan merebut semua kebahagiaanmu. Aku akan memiliki Wen Ning sebagai permaisuri ku." ujar Wei Fenggang dalan hati.

Sebenarnya, jauh didalam lubuk hati seseorang yang dengan setia melayani Wei Fenggang selama ini selalu berharap Wei Fenggang akan mencintainya lebih dalam lagi. Ya pelayan yang bernama Zhao Yunlan. Laki-laki yang sangat cantik namun lemah yang tidak bisa melakukan apapun, dia bertugas sebagai penasehat istana. Wei Fenggang pergi meninggalkan hutan dengan hati yang sangat sakit dan perih melihat adegan itu....

Bersambung...

Jaaaaaaaaaaaaa.

Jaaaaaaaaaaaaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[BL]- RED HOODED MEN & WOLF (END)Where stories live. Discover now