HAPPIER

3.4K 135 25
                                    

HAPPIER

Rasanya seperti baru saja aku memejamkan mata, tiba tiba saja pelajaran hari ini sudah selesai. Pak Gun nampak masih berbicara di depan sana. Entah apa yang dibicarakannya. Aku masih belum sepenuhnya sadar untuk bisa mencermatinya.

"Tugas ini adalah sebagai tiket kalian untuk melaksanakan ulangan bulan depan. Dimohon kerjasamanya."

"Baik, pak." Sahut teman teman sekelas.

"Sampai sini pelajaran untuk hari ini. Selamat sore."

Sebelum aku keluar dari kelas, Seli menahanku. Wajahnya nampak serius. "Ali. Kamu tau apa tugasmu?"

Tugas?

"Yang mana?"

Seli menepuk jidatnya gemas. Sedangkan Ra hanya diam saja.

"Kita adalah satu kelompok. Harus mempresentasikan salah satu binatang yang hidup di zaman purba. Apa tadi kamu memperhatikan, Ali?" jelas Raib.

Aku hanya manggut manggut saja. Sebenarnya aku tidak tahu apa apa. "Ya... ya... Lalu?"

"Sore ini. Kita bertiga. Kerja kelompok. Di rumah Raib." Ucap Seli penuh penekanan. Ada apasih dengan Seli?

"Ok.."

"Jangan Kabur!" kata Seli lagi.

"Iya, duh. Sebenarnya kamu itu kenapa sih Sel? Seperti kesal sekali padaku."

"Habisnya, setiap kali aku satu kelompok denganmu, kau selalu kabur. Entah itu alasannya latihan basket lah, merakit sesuatu di rumah mu lah."

Sepanjang jalan, Seli mengoceh saja. Ada yang aneh sepertinya, dari tadi Raib hanya diam saja. Dia hanya bicara jika perlu. Aku heran dengannya.

"Yo Ali!"

Seseorang memanggilku dari belakang. Aku kenal suaranya. Dia adalah ketua tim basket sekolah kami.

"Hai."

Kukira dia hanya sendiri. Dia dan rekan timnya sudah memakai seragam basktet.

"Hari ini bisa latihan sebentar?"

Aku bisa saja bilang 'Iya'. Tapi mengingat Seli dan Raib. Aku terpaksa harus mengatakan tidak.

"Ayolah. Hari ini kita kedatangan pelatih yang profesional. Dia jauh jauh dari Amerika datang kemari dan ia hanya melatih satu kali. " bujuknya.

Aduh, bagaimana ini?

"Maaf. Tapi Ali harus mengerjakan tugasnya. Ini lebih penting." Ucap Raib tiba-tiba.

"Tapi kan, ini adalah latihan untuk turnamen besar minggu depan."

Ah. Aku lupa tentang turnamen basket itu. Kalau begitu, latihan ini adalah latihan yang penting.

"Uhm, begini saja. Aku latihan basket dulu sebentar. Kalau sudah selesai aku akan langsung ke rumah Raib. Bagaimana?"

Seli menatapku kesal, lagi lagi. "Tidak, Ali! Untuk kali ini kau wajib ikut kerja kelompok."

"Ya, Ali. Kalau kau tidak ikut, aku tidak segan untuk tidak mencantumkan namamu di dalam tugas kita ini." Ancam Raib membuatku ngeri.

"Ra. Jangan galak galak dong.." ucapku sambil meringis.

"Ayo Ali. Cepat ambil keputusan." Timpa ketua Basket.

Ugh.

"Begini saja. Kalau kalian tidak percaya aku akan menepati janji. Kalian bisa mengawasiku di tribun. Cegat aku kalau aku kabur. Aku akan meminta waktu pulang supaya lebih cepat. Bagaimana?"

I Believe In YouWhere stories live. Discover now