26. Tawuran

443 17 1
                                    

Jam istirahat ini Aletha dan teman-temannya berada dikantin belakang sekolah.

"Let, mau rokok," ucap Nanda

"Sory gue bukan perokok," ucap Aletha

"Dih, cupu banget si lu!! Apa karena disuruh sama pacar lu ? Baru pacaran aja udah suruh-suruh apalagi kalau jadi istri pasti terkekang hidup lu," ucap Nanda

"Kalau ngomong jangan sembarangan!! " Ucap Aletha dengan nada meninggi.

"Gue ngomong berdasarkan fakta kok. Nyatanya emang gitu!! Ketua OSIS kebanyakan cuma pencitraan," ucap Nanda

Emosi Aletha semakin meluap rasanya ingin merobek bibir Nanda yang suka bicara seenaknya.

"Lu boleh ngehina gue sepuas lu. Tapi jangan pernah ngehina Grena didepan gue kalau gak mau masa depan lu cerah," ucap Aletha.

"Belagu lu!!" ucap Nanda

'BRUKK'

Nanda terkapar ditanah karena hantaman dari Aletha. Rendi dan Andy segera melerai mereka. Tapi mereka tak berdaya karena kemarahan Aletha sudah meluap seperti gunung yang akan meletus.

Semua murid yang ada disitu mengerubungi Aletha dan Nanda yang masih berkelahi. Hingga pada akhirnya Pak Rudi datang dan membawa mereka berdua ke ruang BK.

"Aletha, kamu gak lelah apa berantem terus," ucap Pak Rudi

"Gak selagi bukan saya yang salah," ucap Aletha

"Udah salah ngeles aja, besok bawa orang tua kalian kesini. Sekarang silahkan kembali kekelas," ucap Pak Rudi.

_________________

"Tha, lu ada masalah apa sampai berantem gitu," ucap Rain

"Kayaknya dimana-mana gue gak pernah bener Rain," ucap Aletha

"Maksud lu ?!" ucap Rain

"Dimana-mana gue selalu disalahin. Padahal tadi tuh bukan gue yang mulai. Lah gue juga yang disalahin," ucap Aletha

Tok.. Tok.. Tok

Pintu rumah Aletha diketuk.

"Tuh ada tamu?!" ucap Rain

"Buka aja," ucap Aletha singkat

Dengan malas Rain segera menuju kedepan untuk membukakan pintu. Ternyata tamunya adalah Pak Bimo ayah kandung Aletha.

"Om Bimo," ucap Rain sambil salaman dengan Omnya

"Eh, Rain. Disini sejak kapan?!" ucap Pak Bimo

"1 bulan yang lalu," ucap Rain

"Lama banget! Sekolah kamu gimana?!" ucap Pak Budi

"Pindah sini, sekalian buat nemenin Aletha kan tante Nia pulang kampung," ucap Rain

"Kok om gak tahu sih," ucap Pak Bimo

"Emang Mama gak ngabarin om," ucap Rain

"Gak tuh," ucap Pak Bimo

"Ohh,  yuk masuk om," ucap Rain

Lalu mereka berdua masuk kerumah. Aletha merasa ada yang janggal dihatinya. Tak biasanya Rain menerima tamu lama seperti ini. Dan kini perasaannya juga tidak enak.

Aletha menghampiri Rain yang ada di shofa yang sedang duduk dengan sosok paruh baya. Yang tak lain adalah ayahnya Aletha.

"Huh pantesan perasaan gue gak enak. Ternyata tuan rumahnya pulang." gumam Aletha dalam hati

Lalu Aletha berbalik arah. Tak jadi menghampiri Rain.

"Letha," ucap Pak Bimo

"Apaan?!" ucap Aletha ketus

"Gitu banget jawabnya," ucap Rain

"Bodo," ucap Aletha

"Katanya tadi siang kamu berantem ya sama temen kamu. Mau jadi sok jagoan kamu!!" ucap Pak Bimo

"Biarin, gue gak salah," ucap Aletha

"Papa gak pernah ajarin kamu jadi anak bandel kaya gini Letha," ucap Pak Budi

"Papa emang gak pernah ajarin apapun sama aku. Yang ada papa selalu banding-bandingin antara aku sama Nizar. Apa papa penah nganggap  aku ada ?! Jangakan di ajarin kasih sayang aja gak pernah dapat," ucap Aletha melampiaskan amarahnya dan langsung meninggalkan Rain dan Ayahnya

Pak Bimo hanya memaku karena ucapan anaknya. Yang dikatakan Aletha memang benar. Ia tak pernah memperhatikan Aletha.

"Ya ampun Aletha," gumam Rain pelan

____________________

Vote if you like. Coment if you want. Semoga suka ceritanya. Terimakasih.

AlethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang