[1] Prolog

7 7 3
                                        

Nae Rin yang berusia enam tahun dengan rambut yang di kuncir kuda berjalan keluar rumah untuk bermain salju yang pertama kalinya. Ia membuat bola salju lalu melemparkannya kepada Appa nya, tawanya lepas saat bola salju itu mengenai Appa nya.

"Yeayy, Appa kena!!"

"Sekarang Appa yang jaga dan Nae Rin yang lariii!" Gadis kecil manis itu lari untuk mencari tempat bersembunyi.

"Nae Rin, dimana kamu... Appa pasti akan menemui mu." Ujar sang Ayah.

Beberapa menit kemudian sang ayah memberitahu kalau ia menyerah karena tidak bisa menemukan gadis kecilnya yang sedang bersembunyi. Kemudian Nae Rin keluar dari tempat persembunyiannya.

"Anak Appa bersembunyi dimana, hm?"

"Disana, Appa." Ucapnya seraya menunjuk tempat persembunyiannya.

"Hm, pantas saja Appa tidak bisa menemukan mu. Anak Appa sungguh pintar kalau soal sembunyi-sembunyi."

"Hehehe."

"Yasudah, Appa masuk kedalam ingin membantu Eomma mu. Mau ikut Appa kedalam atau tetap bermain disini?"

"Nae Rin, tetap bermain disini, Appa."

"Baiklah, tapi janji sama Appa kalau kamu nggak akan kemana-mana?"

"Nae Rin janji, Appa!" Janji Nae Rin sambil mengacungkan jari kelingking nya.

"Baiklah." Sang Ayah tersenyum mengusap pucuk kepala gadis kecilnya lalu masuk kedalam rumah.

Tanpa membuang waktu Nae Rin melanjutkan bermain nya, ia membangun sebuah istana yang megah dari gundukan salju. Karena keasyikan dengan bermainnya gadis tersebut tidak menyadari kalau di samping dirinya telah berdiri seorang anak laki-laki yang tengah memperhatikan dirinya yang sedang membangun istana yang begitu megah.

"Suatu hari istana itu akan menjadi kenyataan dan disana akan ada seorang putri dengan pangeran nya. Kau putrinya dan aku yang akan menjadi pangerannya." Celetuk anak laki-laki yang membuat Nae Rin terlonjak kaget.

"Hei, siapa kamu yang tiba-tiba muncul di belakangku?"

"Nama ku Jeon Jungkook. Kau boleh memanggilku dengan sebutan Bunny."

"Bunny? Kelinci maksudmu?"

Anak laki-laki itu mengangguk. "Kamu tidak melihat kalau gigi depanku seperti kelinci?"

"Ahh iya."

"Wajah mu lucu seperti panda." Ujarnya.

"Benarkah? Terimakasih." Kata Nae Rin malu-malu.

"Aku punya sesuatu untukmu,"

Nae Rin menaikkan sebelah alisnya.

"Ini boneka panda untukmu. Boneka ini mirip sekali dengan mu dan kau boleh memeluknya kapan saja."

Nae Rin meraih boneka pemberian Jungkook, "Jinjja? Terimakasih, Oppa!"

"Jungkook, waktunya kita pergi."

"Bunny oppa, ingin pergi kemana?" Raut wajah Nae Rin yang tadinya bahagia menjadi sedih.

"Aku dan keluargaku ingin pindah ke Seoul."

"Tidak bisakah oppa tetap tinggal disini bersamaku?"

"Tidak bisa, maaf, karena Appa dan Eomma akan bertugas disana jadi aku harus ikut dengan mereka. Suatu hari nanti pasti kita akan bertemu lagi, Panda. Pasti." Jungkook menekan kata 'pasti' untuk meyakinkan kepada Nae Rin kalau suatu hari nanti mereka akan bertemu kembali.

"Jika kamu sedih peluklah boneka pemberianku ini anggap saja kalau boneka itu adalah aku." Lanjut Jungkook.

"Jungkook, kajja!"

"Panda, Bunny pamit pergi. Sampai bertemu di lain waktu." Jungkook berlari menjauh dari Nae Rin menuju mobil keluarganya kemudian ia masuk ke mobil.

Jungkook membuka kaca mobil lalu melambaikan tangannya kepada Nae Rin. Mobil itu mulai melaju menjauh perlahan-lahan menghilang dari pandangan.

"Suatu hari Nae Rin pasti bertemu dengan Bunny Oppa." Harap Nae Rin.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be Continue

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote dan koment nya yakk^^

Next or no??

I'm Yours, PandaWhere stories live. Discover now