1☕|| That are you the reason ||

424 13 3
                                    

You are the reason, Calum Scott🎵
There goes my heart beating. Cause are you the reason. I'm losing my sleep. Please, come back now.

||☕||

Kemeja sekolah yang kini berantakan dengan jaket denim dan beberapa helai rambut yang tertiup pergerakan angin itu membuat dirinya menjadi pusat perhatian seluruh murid terutama siswi SMA Rainlight.

Sebagai seorang murid baru, cowok itu sudah menunjukkan sikap brandalannya dengan cara berpakaian tanpa badge dan nama sekolah. Kemejanya kusut dan kedua telinganya yang kini menggunakan earphone itu bersikap acuh ketika beberapa siswi bertanya dari mana asal sekolahnya.

Bullshit, batinnya.

||☕||

"Rou, hati-hati bawa bukunya."

Gadis cantik itu mulai merapikan kembali buku-bukunya yang hampir terjatuh lalu menyusunnya rapi agar tidak terjatuh. Gadis ceroboh itu malah semakin mempercepat langkahnya.

"Rou, tali sepatu lo lepas."

Dahi Rou terlihat bergelombang, alisnya tertaut heran lalu menundukkan kepalanya melihat tali sepatunya yang memang benar-benar terlepas. Di depannya sudah ada cowok dengan earphone yang masih terpasang ditelinganya.

"Permisi, boleh minta tolong sebentar?" Rou bertanya sangat lembut hingga membuat cowok tadi hanya melewatinya begitu saja karna pandangan matanya fokus pada layar handphone miliknya.

Baru saja satu langkah, Rou sudah jatuh ke lantai dengan suara debuman yang cukup keras membuat cowok yang tadinya hanya melintas sekarang menoleh ke belakang. Beberapa siswa tersenyum menahan geli melihatnya.

"Rou pintar bikin orang ketawa, ya!"

"Ih, gemas!"

Bukannya di tolong, mereka hanya menganggap insiden ini sebagai candaan. Rouretta hanya tersenyum sekilas lalu sibuk pada buku-bukunya yang jatuh. Cowok yang tadi mengacuhkannya ternyata ikut membantunya meski memasang wajah tanpa senyumannya.

Rou menatap cowok itu bingung. Tadi acuh, sekarang perhatian. Nanti kalau Rou terbawa perasaan bagaimana?

"Makasih, ya!" Suara cemprengnya itu membuat cowok di depannya tetap memasang wajah datarnya.

"Lain kali, jangan ceroboh." Pesannya.

"Sebentar, bisa pegang buku ini semua?" Pinta Rou.

Cowok itu mengambil alih buku-buku tebal yang dipegang Rou tadi. Sementara Rou sendiri malah mengeluarkan note kecilnya dan menuliskan pesan dari cowok itu kedalam bukunya.

Lain kali, jangan ceroboh.

Rou tersenyum puas lalu mengernyitkan dahinya ketika ia tidak menemukan name-tag di seragam cowok itu. "Nama kamu siapa?"

Sebenarnya, Cowok itu merasa gemas juga melihat tingkah Rou yang terlalu kekanak-kanakan seperti ini. Namun cowok itu tetap membuka suaranya, menjawab pertanyaan Rou tidak biasanya. "Milan," Jawabnya singkat.

Rou kembali menulis nama Milan di bawah pesannya lalu kembali memasukkan note kecilnya pada tas selempangannya. Milan menyodorkan kembali buku-buku milik Rou dan berjongkok untuk mengikat tali sepatu Rou yang masih belum terikat.

Milan & Rou ✔Where stories live. Discover now