2. Cukur Part II

4.1K 373 88
                                    

Korea
November 2018.






Fajar Alfian

[ Dmna jay? 18.21 ✓]





Rian menatap kembali layar ponselnya yang berkilap, menampilkan isi chat-nya dengan Fajar yang belum terbalas. Ikon centang di sisi kanan pesannya bahkan tidak berubah menjadi dua dan berwarna biru.

Kemana sih, dia?!

Rian menggerutu pelan sebelum menyusupkan handphonenya kembali ke saku mantel abu-nya lalu melempar pandangannya ke sekeliling. Restauran ini ramai, ditambah dengan kedatangan dia dan teman-teman sesama atlet-nya. Chico di sebelahnya berceletuk ramai dengan Praveen yang duduk di depannya. Dari kemarin di India, cowok itu selalu mengikuti kemana pun Rian pergi seperti anak anjing. Mengingatkannya pada sosok yang tidak terlihat batang hidungnya dari tadi sore. Tidak tahu pergi kemana.

"Pesen apa lu, Jom?" Rian mengangkat kepalanya untuk menatap Hardianto.

"Samain lu aja deh, bang,"

"Naengmyeon aja, yak?" Hardianto mengangguk-angguk, kembali sibuk sendiri. Celotehan teman-temannya kembali mendominasi isi telinga Rian, tapi dia memilih menunduk, menscroll timeline Instagram. Tapi kemudian berhenti ketika ikon akun Fajar muncul di daftar pertama barisan Instastory. Perlu beberapa detik untuk Rian menyadari apa yang terjadi.

Selanjutnya, mendadak Rian merasa pusing.

'Dasar Fajar sialan-'


.



"Annyeong, Lurrrr," Rian kenal betul itu suara siapa tanpa menoleh. Seperti biasa, eksistensi cowok itu selalu ramai. Mendadak lingkaran di mejanya menjadi lebih hidup. Praveen mulai terbahak keras, diikuti anak-anak yang lainnya. Tapi Rian masih enggan menoleh. "Lee Yong Dae dateng nih, Lee Yong Dae."

Fajar dengan riang bergabung ke dalam lingkaran itu, diikuti Sabar di belakangnya yang malu-malu menggaruk rambutnya. Cowok itu duduk di meja yang berbeda, harum pewangi bajunya menyapa hidung Rian saat cowok itu berjalan melewatinya. Rian masih memilih diam bahkan sampai pesanan mereka sampai di meja.

"Rambut lu kenapa dah, Jay?" Praveen bertanya masih terbahak. "Jelek banget."

"Masih mending gua lah, lu liat aja rambutnya Sabar,"

Rian menikmati tawa renyah itu sambil mengunyah mie-nya. Suara Fajar kembali terdengar.

"Korean style nih, Korean style," dari sudut matanya, Rian bisa lihat Fajar sedang merekam Instastory yang disambut gelak tawa oleh teman-temannya.

"Korean style nih, Korean style," dari sudut matanya, Rian bisa lihat Fajar sedang merekam Instastory yang disambut gelak tawa oleh teman-temannya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Sedangkan Rian memilih sibuk memasukan mie ke mulutnya, tidak mengangkat kepalanya sedikitpun.

Sudut bibirnya berkedut tapi Rian ingat lagi ngambek sama Fajar yang tidak membalas pesannya dan tau-tau muncul dengan potongan rambut mirip Kobo Chan

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Sudut bibirnya berkedut tapi Rian ingat lagi ngambek sama Fajar yang tidak membalas pesannya dan tau-tau muncul dengan potongan rambut mirip Kobo Chan.

Entah untuk alasan apa Rian merasa sedikit kesal sehingga tidak sadar netra Fajar mengikuti gerak geriknya sejak tadi.

.

.

"Jom,"

Rian memasuki kamar hotel dengan Fajar yang mengikutinya di belakang, persis seperti anak anjing. Dia langsung masuk dan melepas mantelnya dan membiarkan Fajar menutup pintu.

"Jombang,"

Rian membuka sepatunya dan berganti mengenakan sendal hotel. Fajar masih mengikutinya dan melakukan hal yang sama. Lalu Rian meninggalkan Fajar dan masuk ke kamar mandi. Setelah lima menit dia keluar dengan muka yang lebih segar dan langsung duduk di ranjang. Fajar yang berdiri di depan pintu kembali dia abaikan.

"Jombi, ih!" Kali ini Fajar duduk di sampingnya. Dekat. "Marah ya? WhatsApp lo gak gue bales?"

Rian bersandar di kepala ranjang. Menekuk kaki dan memainkan handphonenya. Fajar ikutan duduk di depannya dan menyilangkan kaki.

"Maafin Fajar dong," kali ini suara Fajar pelan, Rian melirik sekilas. Mata besar Fajar berkilauan, alisnya sedikit menukik, bibirnya cemberut lucu, dan rambutnya- astaghfirullah. Rian kelepasan mendengus.

"Jangan ngambek atuh, Jom,"

"Salah sendiri," Jawabnya cepat. "Nesu aku."

Fajar beringsut lebih dekat. Lututnya mengenai milik Rian. "Yah Jom, maafin lah, Jom. Tadi diajak Sabar potong rambut, trus gue ikutan potong juga. Gak ngecek hape."

"Siapa suruh gak ngabarin,"

"Lupaaaaa,"

"Halah,"

"Seriusss,"

"Makanya kalo ada apa-apa kabarin."

"Iyaaaa,"

"Jangan kebiasaan,"

"Iyaa, Jom, iyaaa, maaf."

Mata Rian bertemu dengan milik Fajar. Lalu beralih ke rambut cowok itu.

"Trus siapa suruh potong rambut?"

Fajar lalu nyengir. Tangannya mengelus rambutnya. "Pengen aja. Bagus gak?"

Rian menghela napas, melempar handphone-nya ke samping. Jemarinya meraih kepala Fajar lalu memukulnya pelan. Fajar mengaduh, tapi diam saat jemari Rian bermain-main di helai rambutnya.

"Jelek banget," Rian melirih. Lalu tiba-tiba tertawa kecil. "Sumpah jelek banget."

Rian mengusak poni Fajar yang rapih terpotong. Dari tadi saat makan sebenarnya Rian kesal tapi mendadak menguap saat melihat rambut baru Fajar. Fajar itu norak, Rian tahu. Tapi kenapa Rian gak pernah bisa kesal alih-alih kelakuan Fajar selalu membuatnya tertawa.

"Gak kapok apa, lu? Gak inget rambut lu pas Asian Games kemaren?" Rian makin tergelak, ada air mata di sudut matanya. Fajar justru tersenyum lebar.

"Jangan dibahas, yang itu mah khilaf gue-nya," Fajar meraih jemari Rian di kepalanya lalu meremasnya pelan. Tautan tangan mereka terjatuh di antara kedua kakinya. Rian makin terbahak, matanya terpejam lucu, lekuk pipinya tertarik, lalu kepalanya bersandar di ceruk leher Fajar berusaha menyembunyikan tawanya. Sedang diam-diam Fajar menikmati harum shampoo yang menguar dari rambutnya. Samar-samar Fajar mendengar Rian melirih.

"Norak banget sih, lu, Jay, Jay."

Fajar dengan ringan berseloroh, "Tapi sayang, kan?" yang dibalas dengan tonjokan ringan di bahunya.




Malam itu salju turun di luar, tapi keduanya larut dalam rasa hangat yang menjalar.










- Cukur Part II

Btw,

cr : flooqey

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

cr : flooqey



Kesel akutuh sama Fajar,

-tapi sayang :(((((



Once Upon A Time - [Faj/Ri]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ