21

12.2K 1.2K 121
                                    



Yerim mentap datar rumput hijau yang ia pijaki. Menggenggam sepucuk surat di tangannya. Sudah dua jam ia duduk di bangku taman belakang rumah besar Jungkook. hanya untuk memandangi sepucuk surat yang diberikan Somi padanya tadi pagi.

Ah iya, Yerim sudah keluar dari rumah sakit sejak satu minggu yang lalu. Perempuan itu dibuat bingung dengan segala perlikau dan sikap baru Jungkook padanya. Pria itu memberikan perhatian berlebih padanya. Melarangnya ini dan itu dengan alasan tidak baik untuk kehamilannya. Demi Tuhan Yerim hanya berniat membantu Ahjumma memasak, tidak lebih.

Ada hal baru lain selain perubahan sikap Jungkook. ia tidak menemukan Mina di dalam rumah ini. Perempuan itu seperti hilang di telan bumi. Setiap Yerim bertanya pada Jungkook, jawaban pria itu akan selalu sama.

"Jangan bahas Mina lagi. wanita itu sudah pergi. Aku tidak akan menikahinya. Cukup pikirkan kita" Jawaban itu membuat kepala Yerim pening. Berusaha tidak mengambil pusing apa yang pria itu katakan.

"Unnie, aku bertemu dengan Wonwoo Oppa kemarin. Dia menitipkan ini padaku"

Surat itu berisi permintaan maaf Wonwoo karena sudah membuat Yerim terseret dalam masalah keluarganya yang pelik. Tetes-tetes air mata Yerim membasahi kertas putih itu, membuat beberapa tulisannya menjadi luntur. Wonwoo juga mengatakan bahwa pria itu masih sangat mencintai Yerim. tapi hal yang paling menyakitkan adalah kalimat Wonwoo yang menyuruhnya untuk menerima Jungkook. menyuruhnya untuk menerima Jungkook menjadi bagian dari hidupnya.

Jungkook ya? Sangat sulit memasukkan nama pria itu ke dalam ruang hatinya. Perlakuan kasar pria itu sudah membekas pada Yerim. Membuat Yerim enggan untuk membuka hati untuk pria itu. Jungkook juga tidak pernah mengutarakan perasaannya secara gamblang kepada Yerim. Membuat Yerim tidak memiliki alasan yang kuat untuk membawa Jungkook masuk ke dalam hatinya.

Wanita itu tahu ego pria itu terlalu tinggi untuk melakukan hal itu.

Selama ini Somi selalu mengatakan padanya, bahwa Jungkook menyukainya. Bahwa ia perlahan-lahan bisa meengobati luka Jungkook. tapi Yerim sendiri tidak yakin. Yerim terlalu takut untuk yakin. Ia membatasi diri. Tidak mau teralu percaya. Semua perlakuan Jungkook selama ini cukup menjadi alasan bagi Yerim untuk menutup hati. Meskipun perlakuan pria itu padanya sekarang sudah berubah.

Salahkah jika Yerim merasa takut dan gamang?

***

Jungkook pulang ke rumah. Setelah menyibukkan seharian penuh di kantor. Pria itu mencari-cari keberadaan Yerim. Ia bertanya pada salah satu pelayan rumahnya. Dan pelayannya itu mengatakan bahwa wanitanya sedang berada di taman belakang rumah.

Satu minggu ini Jungkook selalu menghidari Yerim setelah datangnya surat dari Wonwoo. Jungkook hanya tidak sanggup melihat Yerim terluka karena kakaknya yang sudah melepaskan perempuan itu. karena Jungkook tahu betul sebesar apa perasaan Yerim pada Wonwoo. Ia berharap Yerim bisa secepat mungkin melupakan kakaknya dan melihatnya.

Jungkook menyibukkan diri dengan pekerjaan. Tidak pulang ke rumah dan memilih tidur di apartementnya. Dan untuk kali ini. ia tidak akan menghindar. Ia sudah terlanjur masuk ke dalam kubangan, jadi biarkan semua tubuhnya basah. Hatinya sudah terlanjur berlabuh. Niat awal hanya untuk memainkan Yerim nyatanya menjadi boomerang untuknya.

Mulai sekarang Jungkook akan berusaha membuat wanita itu luluh kepadanya.

Berbulan-bulan Jungkook mencoba untuk mengambil hati Yerim. meskipun itu sangat sulit. Gadis itu seperti memberikan benteng pertahanan untuknya. Jungkook sadar. Memang tidak mudah untuk membuat Yerim jatuh kepadanya. Ia berusaha menyingkirkan sifat-sifat buruknya. Berlaku lembut dan hangat kepada Yerim. meskipun itu semua masih belum cukup.

Jungkook sedang mengaduk susu ibu hamil milik Yerim. kemudian membawa segelas cairan berwarna putih itu masuk ke dalam kamarnya. Menemukan Yerim yang sedang berkutat dengan buku-buku tentang cara merawat bayi yang beberapa hari lalu Jungkook belikan.

"Minum dulu"

Yerim menerima uluran segelas susu dari Jungkook. meminumnya sampai tandas. Mengembalikan gelas kosong itu kepada Jungkook. Jungkook meletakkan di nakas sebelah ranjang. kemudian menaikkan tubuhnya ke atas ranjang, bergabung bersama Yerim.

Yerim terkesiap begitu tangan besar Jungkook tiba-tiba mengusap perut besarnya. Sudah berkali-kali Jungkook melakukan hal ini, tapi tetap saja Yerim masih belum terbiasa.

"Ah, dia menendang"

Yerim bisa melihat dengan jelas senyum tipis Jungkook ketika pria itu merasakan tendangan anaknya dari dalam perut Yerim.

"Sudah malam sebaiknya kita tidur"

Jungkook merebahkan tubuhnya setelah mengecup singkat perut Yerim. kemudian menarik lengan wanita itu untuk ikut membaringkan diri di sebelahnya. Jungkook mendekap tubuh Yerim. membawa tubuh wanita hamil itu ke dalam rengkuhan hangatnya. Melingkarkan tangannya erat disekitar pinggang Yerim.

Yerim yang memang sudah mengantuk hanya diam saja menerima perlakuan Jungkook. menyamankan kepalanya bersandar di dada bidang suaminya. Yerim bisa merasakan Jungkook yang berkali-kali mengecupi puncak kepalanya.

Mata Yerim sudah sangat berat. Dan kesadarannya mulai kalah oleh rasa kantuk. Tapi ia masih bisa mendengar suara lirih Jungkook di telinganya, yang membuat seluruh tubuhnya menegang seketika.

"Aku mencintaimu, Yerim-ah"

Untuk pertama kalinya Jungkook mengatakan perasaannya pada Yerim.

-tbc

nah, Jungkook udah ngaku tuh kalo dia cinta Yerim. tinggal Yerimnya aja gimana, hehe.

maaf kalo makin lama fanficnya makin negebosenin. huhu...

Jangan lupa Vote dan Komen. Voment kalian sangat dibutuhkan..

Maa untuk typo

Terima kasih.

You are MineKde žijí příběhy. Začni objevovat