01

17.4K 1.3K 76
                                    

Kepulan asap dari kopi panas di meja membuat suasana tetap dingin. Tak ada percakapan diantara mereka, hanya ada deru napas masing-masing. Sang gadis yang bernama lengkap Kim Yerim tetap menutup mulut dan memainkan kuku-kuku jarinya. Sedangkan sang pria yang memiliki nama Jeon Jungkook memperhatikan gadis yang duduk di depannya dengan saksama. Menatap setiap gerak-gerik yang Yerim lakukan.

Yerim duduk di atas sofa dengan gelisah. Dadanya serasa ditekan kuat hingga membuatnya sulit untuk bernapas. Tidak berani menatap mata Jungkook –pria yang baru dikenalnya– yang sedang duduk di seberang.

Kepalanya penuh dengan kejadian-kejadian yang menimpanya beberapa waktu terakhir ini. memikirkannya saja sukses membuat mata Yerim kembali mengeluarkan tetesan air mata.

Jungkook mendengus melihat air mata itu. tidak suka dengan adanya cairan bening yang mengalir di pipi gadis –oh atau bisa kita sebut wanita– di hadapannya.

"Usap air matamu itu. kau di sini bukan untuk menangis."

Yerim sesenggukan. Memberanikan diri menatap Jungkook yang sedang menatapnya tajam seolah siap membunuh Yerim kapan saja. Tubuh Yerim bergetar karena segala rasa takut yang sedang ia rasakan.

"Kenapa kau melakukan hal ini kepadaku?" suara Yerim bergetar, mengundang senyum mengejek dari pria yang ada di hadapannya. Jeon Jungkook yang duduk angkuh di tempat duduknya, masih dengan sorot tajamnya.

Jungkook memajukan tubuhnya. Membuat tubuhnya hanya berjarak beberapa senti dari Yerim. dengan sengaja pria itu menghembuskan napasnya di depan wajah Yerim. membuat getar ketakutan gadis itu semakin menjadi-jadi. Senyum miring terlukis di bibir penuh milik pria itu.

"Karena kau milikku."

Air mata Yerim jatuh kembali. Jungkook semakin melebarkan senyum miringnya. Ia berdiri dari tempat duduknya. Beranjak meninggalkan ruangan. Meninggalkan Yerim yang kembali sesenggukan.

Yerim tidak pernah mengerti dengan apa saja yang menimpanya. Dan selalu gagal untuk memahaminya. Dua hari yang lalu, ia bertemu dengan gadis SMA yang tampak kebingungan. Gadis itu meminta tolong kepada Yerim untuk mengantarkannya pulang, Yerim menyanggupi hal itu karena melihat gadis itu yang terlihat benar-benar kebingungan, seolah kehilangan arah. Yerim yang memang berhati baik, untuk menolong orang yang sedang kesulitan tidak akan pernah ada kata ragu.

Yerim benar-benar mengantarkan gadis itu sampai rumahnya. Rumah mewah atau mungkin sudah bisa dikatakan mansion. Yerim menolak ketika gadis itu mengajaknya masuk ke dalam rumahnya. Tapi gadis itu terus memaksa dan membuatnya mau tak mau menurutinya. Dan disitulah semua kemalangannya dimulai. Bertemu dengan pria bernama Jeon Jungkook yang seperti monster baginya.

"Kerja bagus, adik manis." Itulah yang pria itu katakan pada gadis yang Yerim bantu. Gadis itu mengangguk dan meninggalkan mereka berdua. Menyisahkan Yerim dengan pria bernama Jungkook itu.

Yerim masih berusaha berpikiran positif waktu itu, tapi tidak setelah pria itu menarik lengannya dan menyeretnya masuk ke dalam salah satu ruangan di rumah besar itu. membuat Yerim kehilangan apa yang selama ini ia jaga. Membuatnya menjadi seorang wanita karena paksaan. Yerim masih ingat bagaimana senyum puas Jeon Jungkook setelah perbuatan biadab pria itu. Yerim hanya bisa menangis di atas ranjang sembari meremas selimut yang ia kenakan dengan Jungkook yang tersenyum puas.

Impian Yerim untuk memberikan harta berharganya kepada pria yang dicintainya lenyap begitu saja. Dan malah  harus hilang di tangan pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Pria yang sangat menakutkan bagi Yerim –Jeon Jungkook.

-tbc

part 1 sdh aku up. gimana?? oh ya jangan terlalu berekspektasi tinggi ya sama fanfic ini. aku takut nggak bisa menuhin ekspektasi kalian.  ini pendek? iya, emang pendek. seperti yg aku bilang kemarin, setiap part hanya sekitar 300-500 word.

oh ya, adakah disini yang masih terpikir dengan Jaeri atau Casri di smtown kemarin? uhhh, mereka bikin gemes, hehe.

jika respon bagus, diusahakan fast update.  jangan lupa vote dan komen ya

maaf untuk typo.

terima kasih.

You are MineWhere stories live. Discover now