15

10.3K 1.1K 165
                                    



Yerim meringkuk di atas lantai. Terisak dalam kegelapan yang sepeti menarik jauh napasnya. Pikirannya berkelebat tentang banyak hal. Mulai dari Wonwoo, Jungkook, dan juga nasibnya ke depannya. Terlalu banyak hal yang membayanginya seolah siap mengancukan kepalannya kapan saja.

Bagaimana jika Jungkook memang benar-benar menikah? Sebenarnya Yerim tidak mempermasalahkan hal itu, karena dirinya dan Jungkook terikat dalam pernikahan juga tanpa cinta. Hanya kemauan sepihak dari pria itu yang sampai sekarang tidak bisa Yerim mengerti.

Tetapi keberadaan bayi di dalam perutnya tidak bisa menerima pernikahan Jungkook dengan Mina begitu saja. Bagaimana nasibnya dan sang bayi ketika pria itu benar-benar menikahi perempuan lain? Apa ia akan dibuang begitu saja? Yerim meringis, bukankah ia ada di sini karena Jungkook ingin membuatnya menderita. Mungkin saja ini salah satu bagian dari rencananya.

Yerim terlalu larut dalam pikirannya, tidak menyadari jika pintu ruang tempat ia berada sudah terbuka lebar, membuat sinar dari luar ruangan masuk dan meneranginya. Jungkook berdiri di sana. seperti biasa, dengan tatapan angkuh khas pria itu.

Jungkook berjalan mendekat. Kemudian menarik tangan Yerim untuk bangkit. Yerim tidak tahu seberapa lama ia dikurung di sana. tubuhnya sudah tidak bertenaga bahkan untuk berdiri karena tarikan tangan Jungkook pun Yerim tidak mampu. Tubuhnya limbung begitu saja.

Jungkook meletakkan tangannya di punggung Yerim dan satunya lagi di bawah lipatan lutut perempuan itu. mengendongnya dan membawanya keluar dari ruangan yang gelap dan pengap.

Jungkook menidurkan Yerim di atas kasurnya. Menyelimuti wanita itu tanpa mengucap apapun. Yerim memilih diam. Tidak ingin berbicara apapun. Memangnya apa yang ingin dibicarakannya. Yerim bertanya pun belum tentu mendapat jawaban yang diinginkan.

Jungkook keluar dan tidak lama kemudian Somi masuk. Seperti biasa, gadis muda itu akan menjalankan tugasnya untuk merawat Yerim. memberikan pengobatan jika memang Yerim membutuhkannya.

***

Keesokan paginya Yerim terbangun. Tubuhnya sudah terasa lebih baik sekarang. Tangannya tergerak menyentuh perutnya. menyapa hangat sang jabang bayi dari luar. Yerim bangkit dari baringannya.

Setelah usai membersihkan diri. Yerim melangkah keluar. Mendapati Jungkook sudah rapi di meja makan bersama Mina. Ada Somi juga di sana. Somi memanggilnya, mengajaknya untuk bergabung di meja makan. Biasanya juga begitu.

"Tidak. Dia tidak akan makan bersama kita. Biarkan dia makan di dapur"

"Oppa!!"

Somi benar-benar tidak mengerti dengan pikiran Jungkook. gadis itu menatap kesal kakak laki-lakinya, begitupun Mina yang duduk di sebelah Jungkook.

Jungkook menatap tajam Yerim dengan dahi berkerut. Membuat Yerim merasa terintimidasi. Membuat jantung wanita itu berpacu cepat dan merasa jika tatapan Jungkook seolah mengulitinya.

Jungkook masih marah dengan Yerim. apalagi jika mengingat bagaimana kebersamaan Yerim dan Wonwoo kemarin. Hal itu membuat Jungkook sangat mudah tersulut emosi. Bayangan mereka bersama membuat Jungkook menggeram kesal.

Yerim memilih secepatnya melangkah ke dapur, tidak memperdulikan Somi yang masih terus saja memanggilnya. Yerim sudah tidak kuat mendapatkan tatapan membunuh dari Jungkook.

***

Jungkook duduk bersandar di kursi kebesarannya. Tidak berniat melakukan apapun pada berkas-berkas yang berserakan di atas meja kerjanya. Pria itu berangkat ke kantor lebih awal dari biasanya. Tidak ingin berlama-lama berada di rumah dan melihat wajah Yerim yang sampai sekarang terus mengingatkannya akan moment perempuan itu dengan Wonwoo.

Pernikahannya dengan Mina akan digelar satu minggu lagi. untuk masalah persiapan itu bukan hal yang susah untuk Jungkook. tapi ada sesuatu yang mengganjal, yang seolah menariknya untuk tidak melakukan pernikahan itu. hatinya mulai abu-abu. Ragu dengan langkah yang ia ambil. Ada kehampaan dalam hatinya yang dia sendiri tidak tau.

Kenapa ia jadi seperti ini? bukankan ini semua sudah berjalan sesuai rencananya? Mencuri perempuan milik Wonwoo, merusaknya guna membuat Wonwoo menderita, menikahinya agar kakaknya merasakan patah hati seperti yang dirasakannya, menemukan Mina dan mengikat perempuan itu.

Tapi kenapa seolah semuanya tidak sesuai rencana. Apa? Jungkook menggeram kesal karena tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya sendiri.

Tok tok.

Pintu ruangannya diketuk kemudian menampilkan sosok sekretarisnya yang sedang membungkukkan badan hormat kepadanya.

"Tuan Jeon Wonwoo ingin menemui anda"

Apa yang kakaknya itu inginkan? Kembali mengemis untuk mendapatkan Yerim kembali? Jungkook tesenyum miring. Sepertinya ini akan jadi bagus.

***

"Jadi, ada apa kakakku tercinta ini datang menemuiku?" Jungkook menampilkan senyum miringnya seperti biasa.

Wonwoo yang duduk berseberangan dengan Jungkook menarik napasnya. Ia sudah membuat keputusan besar sebelum datang kemari. Memikirkan semalaman suntuk membuat lingkaran hitam di bawah matanya semakin jelas.

"Ini tentang Yerim"

-tbc

halooo.. maaf di part ini moment Jungrinya masih secuil. vote part kemarin menurun, huhu. fanfic ini makin aneh ya?? ngebosenin??

maaf kalo masih belum ada moment Jungrinya, aku masih berusaha mengupas satu persatu permasalahan yg ada di cerita ini.

semoga kalian tetap suka dgn fanfic ini..

Jangan lupa Vote dan Komen. Vote dan Komen kalian sangat berarti untukku.

Maaf untuk Typo

Terima kasih.

You are MineNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ