•P A R T 08🐾

Mulai dari awal
                                    

Bram yang baru saja masuk ke dalam rumah dibuat terkejut dengan pandangan yang ia lihat, istri kesayangan nya sedang menangis. Ia berfikir bahwa rumah nya kemalingan. Tetapi rumah nya tidak berantakan, ia memutuskan untuk bertanya kepada Istrinya.

"Kenapa nangis, Mah?" tanya Bram sembari mendudukkan bokong nya disamping Istri nya.

"Eh? Papah udah pulang? Maaf ya, Mamah nggak bukain pintu." ucap Vany dengan senyum manisnya.

"Iya nggak apa-apa, Kenapa Mamah nangis?"

"Terharu, nggak kerasa anak kita udah pada tumbuh dewasa."

Bram hanya mampu tersenyum tulus.

"Makasih ya, Mah! udah ngurus mereka dengan baik." Bram segera memeluk istri tercinta nya itu.

"Sama-sama, Pah. Lagian, itu kan udah jadi tugas Mamah!" Vany membalas pelukan Bram. Jadilah aksi peluk-pelukan di ruang tamu rumah mereka.

Bram mengarahkan bibir nya ke  telinga Vany. "Gimana kalau kita bikin adik buat mereka berdua?"

Vany segera mencubit perut Bram yang membuat Bram merintih kesakitan, keduanya pun tertawa bersama.

***

Di pagi hari nya, Matahari sudah mulai menampakan diri disertai dengan sinar nya. Tetapi seorang gadis cantik seperti nya enggan untuk meninggalkan kasur tercinta nya.

"Dek, bangun dong! Udah jam berapa ini," ucap Vany.

"Enghh... Masih pagi, Mah!" gumam Lala.

"Mandi sana, terus sarapan!" perintah Vany.

"Nanti aja,"

"Sekarang, atau uang jajan kamu Mamah potong?!" ucap Vany mengancam.

"Iya-iya! Sekarang!" putus Lala.

Vany hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putri nya. Ternyata, Lala masih sama seperti dulu, sangat susah untuk dibangunkan.

Setelah membangunkan Lala dan membereskan tempat tidur nya, Vany segera beranjak dari kamar Lala. Ia segera pergi ke ruang makan untuk menyiapkan sarapan Keluarga kecil nya.

"Adek mana, Mah?" tanya Bram.

"Lagi mandi dia," jawab Vany.

Bram hanya menganggukan kepala nya, ia kembali meminum kopi hitam yang telah disediakan oleh Istrinya.

Lala datang dari arah tangga dengan wajah lesu, terlihat sekali bahwa ia masih mengantuk. Rambut nya yang masih basah menandakan bahwa ia baru selesai keramas. Di meja makan keadaan hening, hanya terdengar detingan sendok dan garpu.

Setelah mereka selesai sarapan, Lala membantu Vany untuk sekedar mencuci piring yang kotor.

"Mah, ini piring nya udah bersih semua." ucap Lala.

"Letakan di tempat biasa saja, Nak."

Lala menuruti ucapan dari Vany, ia menaruh piring satu persatu di rak piring dengan hati-hati. Setelah pekerjaan itu selesai, ia memutuskan pergi ke ruang tamu untuk menonton kartun kesayangannya. Di televisi itu terpampang lah sebuah kartun berwarna kuning yang berbentuk kotak dan teman nya berbentuk bintang berwarna merah muda.

Karena merasa ada seseorang yang duduk disamping nya, ia pun menengok ke arah samping, dan ternyata orang itu adalah Abang nya.

"Dek, Ikut gue yuk!" ajak Rafa.

"Kemana, Bang?" tanya Lala.

"Ke taman, mau cari udara sejuk.""

"Ayo deh! Tapi, gue ganti baju dulu ya!" Setelah mendapat jawaban dari Rafa, Lala bangkit untuk pergi ke kamar.

"Duh, gue pake baju yang mana ya?" ucap Lala kebingungan, ia terus saja mengacak-acak isi lemari baju nya. Padahal lemari nya itu sudah tidak muat lagi jika ia membeli baju baru.

Pandangan Lala jatuh kepada baju berwarna Abu-abu yang bertuliskan "I'M BEAUTIFUL!" dipadukan dengan rok pendek berwarna hitam, Tak lupa juga ia memoles wajah nya dengan bedak bayi dan juga lipbalm.

"Ayo, Bang!" ajak Lala.

Rafa hanya mengangguk kan kepala nya sebagai tanda setuju.

***

"Dek, gue rindu deh sama lo," ucap seorang perempuan.

"Rindu apaan sih, Kak? gue dari tadi kan disini! Gak kemana-mana!" balas nya.

"Gue rindu sama masa-masa dulu kita kecil, Lo masih inget gak sih? Kita lari-larian disini, terus gue jatoh, muka Bunda sampe khawatir gitu!" ucap Manda disertai dengan buliran air mata di pipi nya.

"Itu udah lama banget, Kak! Sekarang kita fokus ke masa depan aja!" Gerald yang mengetahui bahwa Kakak nya menangis, ia segera merengkuh badan Kakak perempuan nya itu.

"Semoga kita bakal tetep kaya gini ya?"

"Pasti,"

Setelah lama berpelukan, Kakak ber Adik itu saling melepaskan pelukan nya, lalu mereka tersenyum bersama. Sesaat kemudian ada seseorang yang berdehem.

"Eh? Rafa?" tanya Amanda kaget.

"Iya, lo Amanda kan? Yang masuk jurusan kedokteran itu?"

"Iya, bener banget,"

"Boleh ngomong sebentar gak?"

"Boleh kok!"

"Hm, Dek, gue ngobrol sama Amanda dulu ya sebentar!" ucap Rafa pada Lala.

"Iya, Bang."

Setelah mendapat persetujuan dari Lala, Rafa pun mengajak Amanda untuk ke cafe yang ada di taman ini, karena memang ada urusan penting.

"Gue harus kemana ya? Ke tempat ice cream itu enak kali ya," pikir Lala.

Lala menghampiri tukang ice cream yang ada berada di tengah-tengah taman, tukang ice cream itu sedang melayani banyak orang. Jadi, mau tidak mau Lala harus menunggu nya.

Setelah menunggu beberapa menit, ice cream itu sudah berada ditangan Lala. Ia pun berniat untuk memakan nya di kursi taman yang sempat ditempati oleh teman Abang nya tadi.

Baru saja ia menghabiskan ice cream nya, seseorang yang sejak tadi duduk disamping nya pun hendak pergi. Tak ingin ambil pusing, Lala segera menahan pergelangan tangan Gerald.

"Mau kemana?" tanya Lala.

"Bukan urusan lo!" sentak Gerald yang berhasil membuat Lala terkejut.

"Mau tau doang elah! Kemana sih?"

"Berisik."

"Gue kan nanya! Malah dikatain berisik!"

"Pulang,"

"Nggak nungguin cewek yang tadi bareng sama lo, Kak?"

"Gak! Dia udah pulang sama cowok yang tadi."

"Yang tadi?! Maksud lo Abang gue?!"

Gerald hanya menggedikkan bahu nya.

"Ih! Dia yang ngajakkin kesini, malah gue yang ditinggal!" gumam Lala.

"Gue boleh nebeng nggak?" Lala memandang Gerald dengan tatapan yang penuh harap.

"Gak!"

"Please! Sekali aja!"

"Gak ada waktu!"

Lala hanya mengerucutkan bibir nya kesal, bagaimana caranya ia bisa pulang? Uang yang ia bawa sudah habis untuk ia belikan ice cream. Lagi pula, ia tidak terlalu banyak membawa uang.




Hallo para siders ku tersayang?!

Jangan lupa buat VOTE and Coment ya! Lfyu❤

Instagram: @lulu.zhr

Happy reading!❤

My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang