"Ini fotonya? Kaku amat!" celetuk Haechan.
"Mau gimana lagi, cuma itu yang ada," jawabku.
Haechan bergumam sambil mendekatkan foto itu ke wajahnya. Ntah apa tujuannya dia melakukan itu.
"Aku kok, kayak pernah lihat gadis ini ya, apa cuma perasaanku aja?" Kata Mark-hyung.
Aku menoleh cepat.
Pernah lihat katanya?
"Serius Hyung? Dimana?"
Mark-hyung menggeleng tak yakin.
"Aku gak ingat sih, tapi rasanya wajah ini lumayan familiar," jawabnya bingung. Selanjutnya Mark-hyung malah bergumam sendiri seakan memanggil alam bawah sadar untuk membantunya mengingat.
Aku menghela napas, maklum. Yah, Mark-hyung memang anggota yang paling sering bertemu dengan banyak orang setiap harinya. Aku gak yakin apakah dia benar-benar bertemu atau tidak.
Foto itu kembali di gilir, membuat perhatianku teralihkan. Kini aku melihat Jeno dan Renjun kompak sedang berdiskusi soal Lily sambil melihat foto ini.
Sedangkan Surat Lily di gilir menuju ke tempat Haechan. Anak itu membaca surat tersebut dengan suara keras, Mark-hyung mendengarkan dengan seksama di sampingnya.
Ngomong-ngomong, Jisung dan Chenle juga ikut duduk bersama kami di sini. Tapi aku gak berharap banyak dari mereka. Biar bagaimanapun juga, mereka masih kecil, masih kebingungan dengan semua ini. Jadi aku memaksa mereka untuk memperhatikan saja, nggak perlu ikut pusing bersama Hyung line.
Saat ini, ketika kami bersama dan berdiskusi tentang Lily, aku jadi merasa bahagia. Serius. Awalnya, aku sangat takut menceritakan segala kegelisahanku. Tapi setelah hari itu, aku menjadi lebih terbuka. Semuanya terasa lebih mudah sekarang. Mungkin mereka nggak bisa membantu banyak, tapi dukungan dan rasa empati yang aku dapatkan dari mereka sudah jauh lebih dari cukup.
"Ini surat .. ketemu dimana?" tanya Haechan.
"Di sela-sela album yang dia kirim ke aku. Susah banget ketemunya, soalnya dia tempelin di dalam cover," jawabku.
Haechan mengulumkan senyum. Aku sempat mendengar dia berbisik 'aneh,' saat kembali memperhatikan surat itu.
"Jadi apa rencana kalian sekarang?" Mark-hyung membuka suara, dia menatapku dan Jeno secara bergantian.
Kami saling pandang sebentar, lalu angkat bahu. Saat ini kami memang belum menyusun rencana apapun.
"Untuk sementara gak ada hyung, kami masih menunggu balasan dari seseorang yang bernama Sunny itu. Kami akan pikirkan rencana selanjutnya setelah mendapat beberapa informasi dari orang itu," jawabku.
Mark-hyung mengangguk paham.
"Oke. Kalau butuh izin keluar dariku, bilang aja,"
Aku dan Jeno tersenyum lebar. Kami mengangguk kuat-kuat.
"Oke hyung," kata kami kompak.
Ya kan?
Semuanya terasa jadi lebih mudah.
Sekarang aku bisa fokus mencari Lily, tanpa harus berbohong dengan Mark-hyung lagi. Aku dan Jeno bisa melakukan pencarian ini tanpa harus sembunyi-sembunyi lagi.
Setelah diskusi pagi itu, kami juga sekalian mengadakan rapat schedule, memaksaku untuk kembali fokus dan menyimpan kembali surat serta foto Lily.
Sesaat sebelum menuju schedule berikutnya, aku dan Renjun pergi ke klinik Dr. Simon. Kami datang untuk mengambil hasil psikotes, demi mengkonfirmasi bahwa aku nggak berkhayal, sekaligus mengakhiri penjadwalan kontrol jiwa.
Dr. Simon memang belum memberikan informasi tentang hasil tes itu, dia mau memberikannya secara langsung. Tidak melalui email, telepon atau perwakilan. Menurutnya, informasi jiwa itu sangat privasi, sehingga mau gak mau aku harus datang dan mengambilnya sendiri secara langsung.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Finding Lily | Na Jaemin [✓]
Hayran Kurgu(Bukan, bukan ikan. Gak ada hubungannya ama Nemo atau Dori) "Tentang Jaemin dan usahanya mencari Lily, seorang gadis misterius yang tiba-tiba menghilang." Oktober, 2018 ©Akashimy #1 mind-blowing 120819 #1 nctjeno 231218 #1 njm 080919 #2 nctjaemin151...
Finding Lily
En başından başla
![Finding Lily | Na Jaemin [✓]](https://img.wattpad.com/cover/163005398-64-k248059.jpg)