Part 50• Pesta Anniversary (2)

36.8K 1.6K 0
                                    

Kaki Noven bergantian berpijak disetiap anak tangga yang dilaluinya bersama dengan Maureen yang ada disampingnya dan Nova serta Kelvin yang berjalan dibelakangnya.

Mata Noven mengedar disetiap sudut lantai bawah yang kini sudah didekor dengan sedemikian rupa. Dari sini nampak banyak lampu berkelap kelip yang menggantung diberbagai sudut tembok sana dan berbagai penghias lainnya yang berdominasi dengan warna Gold. Disetiap sisi pegangan tangga juga terlihat bunga-bunga berwarna putih dan kuning yang melilit dibesi tersebut.

Erlandra dan Nindy memang lebih memilih mengadakan pesta pernikahan mereka yang ke dua puluh tahun di mansion Ballar bukan di hotel seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini bukannya berkesan biasa namun justru menjadi luar biasa ketika para tamu dapat merasakan kehangatan yang dimiliki keluarga Ballar. Hal itu terlihat dari banyaknya foto dari pernikahan Erlandra dan Nindy sampai foto keluarga mereka yang diambil beberapa hari yang lalu, seolah acara ini bertemakan 'flahsback'.

"Malam ini berasa perfeck banget." Nova bergumam dengan riang dibelakang Noven, membuat lelaki itu hanya memutar bola matanya malas.

"Gue jadi pengin deh punya suami kaya bokap gue, udah berumur tapi masih romantis aja." Nova kembali berucap dengan kekehan gelinya disaat dia melihat ayah dan bundanya tengah menyambut tamu yang berdatangan dengan tangan Erlandra yang tidak terlepas dari pinggang Nindy.

Kelvin yang juga melihat itu ikut tersenyum dengan tangan yang menyeruak untuk menggengam tangan Nova, membuat gadis itu benar-bebar terkejut dibuatnya. "Gue juga bakalan seromantis itu kok. Kemarin, sekarang, dan besok gue akan bersikap romantis ke elo."

Nova memalingkan wajahnya tepat dianak tangga terakhir yang dia pijak. Pipinya terasa panas mendengar ucapan Kelvin, dan karena gengsinya, Nova memilih untuk tidak menatap manik mata Kelvin kembali.

Kelvin terkekeh pelan melihat reaksi dari Nova tersebut. Menurutnya Nova adalah gadis lucu dengan caranya sendiri.

Noven yang nampak jengah akhirnya berdecak kesal dengan menatap Nova dan Kelvin menggunakan tatapan datarnya. "Pacaran dulu baru ngomongin itu. Pacaran aja juga belum."

Skakmat

Nova melirik Noven begitupun dengan Kelvin. Rasanya ucan Noven tadi benar-bebar menohok dihati kedua orang itu.

Maureen yang melihat raut wajah Kelvin dan Nova yang seketika berubah, menggelengkan kepalanya singkat dengan kepalan tangannya yang memukul pelan lengan Noven. "Jangan gitu, Noven!"

Noven tak menjawab, lelaki itu hanya bersikap seolah itu ucapan yang biasa saja. Bukankah memang seperti itu?

וווו×

"Nova!"

Maureen sengaja menyenggol lengan gadis tersebut yang sejak tadi terlihat melamun. Sepertinya dugaan Maureen benar, karena Nova terlonjak kaget dengan menatap Maureen bingung.

"Eh, apaan Reen?"

Maureen mendengus kesal melihat mata Nova yang nampak mengerjap sekilas. "Lo bengong sejak tadi?"

"Enggak."

"Kalo enggak, lo denger tadi gue ngomong apa?" Tanya Maureen.

Nova yang memang sejak tadi melamun hanya bisa menggaruk tengkuknya yang terasa tidak gatal sama sekali. Dia tidak tahu harus menjawab apa karena dia sama sekali tidak mendengarkan apa yang Maureen katakan sejak tadi.

Maureen menghela napasnya pelan. Maureen berpikir, mungkin Nova masih memikirkan ucapan Noven beberapa waktu yang lalu.

"Reen, gue mau buang air kecil nih." Nova berucap yang hanya diangguki oleh Maureen.

DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang