CHAPTER 06 - The Quasi

2 0 0
                                    

[NATIONAL HOSPITAL – 10.11 P.M]

"Tak kusangka, Kakak bisa seperti ini."

Wakkana melihat kakaknya yang sudah terbaring di atas ranjang pasien sesudah dirawat dengan cepat oleh dokter. Tidak ada perawatan khusus seperti menggunakan infus ataupun memakai masker oksigen. Haruna hanya sedang istirahat di atas ranjang rumah sakit, agar keadaannya menjadi lebih baik.

"Kamu dan dia itu memang hampir memiliki kemiripan yang serupa. Kalau kamu tidak tahan melihat darah, kamu langsung ingin mengeluarkannya lewat mulutmu. Tapi kalau Kakakmu ini, dia langsung menahannya dan memendam di pikirannya. Akhirnya dia sendiri tak kuat menahannya. Kamu cenderung lebih ekspresif dan dia lebih cenderung ke depresi."

"Begitu, ya?"

"Tapi orang yang cenderung depresi, mereka lebih menderita ketimbang langsung diekspresikan."

"Berarti...?"

"Kakakmu ini memang harus benar-benar dijaga. Apa yang dilihatnya, semuanya langsung dimasukkan ke dalam pikirannya."

Wakkana setelah mendengar penjelasan dari Sakuya bahwa dia dan Haruna memiliki kemiripan yang hampir serupa, wajahnya menjadi lebih mencemaskan Haruna. Dan dia berpikir jika ternyata Haruna lebih harus dilindungi daripada Sakuya dan dirinya sendiri.

Kemudian pintu diketok dan masuklah dua orang menghampiri Sakuya dan Wakkana.

"Oh, kalian rupanya...."

Sakuya menoleh ke arah dua orang itu. Laki-laki dan perempuan.

"Skyper-san, Miko-san?"

Wakkana juga sedikit terkejut.

"Bagaimana keadaannya?"

Tanya Skyper pada Sakuya.

"Untuk saat ini dia sudah baik-baik saja. Tinggal istirahat beberapa menit lagi."

"Syukurlah...."

"Lalu bagaimana kalian bisa ke sini? Maksudku kenapa bisa tahu kalau kami di sini?"

Tanya Wakkana heran kepada Miko.

"Sebelumnya kami sudah mengunjungi si bocah yang kalian bawa itu. Siapa namanya..."

"Kotarou."

Jawab Skyper.

"Oh ya, Kotarou. Sekitar dari jam 8 tadi kami sudah mengunjunginya. Dan kami juga mengajaknya bicara."

"Sudah bisa diajak biacara?"

Sakuya tak bermaksud bercanda, tetapi memang dia benar-benar berkata seperti itu sesuai apa yang ada dipikirannya saat itu.

"Iya lah... apa mau tidur terus?"

"Oh, bukan itu maksudku."

"Dan kami juga menanyakan tentang kasus yang kalian atasi waktu lalu. Dia sudah bicarakan semuanya, dan kami telah mengambil kesimpulan yang sederhana. Jadi mereka itu adalah pengamat fenomena sosial."

"Apa? Pengamat fenomena sosial? Apaan, tuh?"

Selain bingung, Sakuya juga merasa ragu dengan statement yang dikeluarkan dari mulut Miko.

"Sebutannya memang seperti itu, setidaknya untuk zaman saat ini. Pekerjaan mereka hanyalah mengamati kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena tentang sosial masyarakat di kota ini. Kemudian berita yang sudah mereka dapatkan, dibuatkan menjadi sebuah video dokumentasi atau diketik ke dalam sebuah artikel beserta dengan data-data yang sudah mereka dapatkan. Jadi bagiku, itu seperti sebuah berita yang diambil dari sisi yang lain."

unwanted「不要な」Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon