You.

796 117 15
                                    

Suasana kantin siang ini begitu ramai, tak terkecuali Tiffany dan teman-temannya yang memang baru saja menyelesaikan jam olahraga mereka. Meja makan mereka memang selalu menjadi pusat perhatian. Selain karna dipenuhi gelak tawa dan candaan, yang berada di dalamnya merupakan kumpulan gadis-gadis populer dan sangat menawan.

"Aku dengar, akan ada pemilihan ketua osis baru."

"Benarkah?"Balas Tiffany sembari menenggak jus jeruknya.

"Tetapi, bukan hanya itu yang akan kusampaikan padamu,"Balas Yuri memasang wajah nakalnya. Membuat semuanya termasuk Tiffany keheranan,

"Apa? Cepat katakan."Kata Tiffany tak sabar,

"Apa yang akan aku dapatkan sebagai gantinya?"

"Yah. Jangan bertele-tele, Yuri-ah. Kami juga penasaran."Sambar Sooyoung dengan mulutnya yang penuh dengan daging asap.

"Geure. Geure."

"Tebak salah satu calon kandidatnya."Kata Yuri sembari menaik turunkan satu alisnya. Membuat Tiffany semakin bertanya-tanya di buatnya, dia benar-benar tidak tau.

"Siapa!? Apa seseorang yang kita kenal? Apa dia musuh kita? Kalau begitu kita harus menghancurkannya."Jawab Tiffany cepat, membuat Jessica lagi-lagi hanya bisa menggelengkan pelan kepalanya.

"Yah. Jangan asal bicara. Cepat beritahu, Yul."Katanya agak dingin, dia sendiri juga penasaran.

"Kau yakin mau menghancurkan yang satu ini? Bahkan jika dia adalah..."Kini tatapan mata Yuri seperti menunjukan arah kemana mereka jatuh. Tiffany, Jessica, Sooyoung, dan teamnya yang lain mulai mengikuti arah pandangannya.

Tiffany membulatkan matanya ketika mengetahui siapa yang di maksud Yuri.

Itu adalah.. tujuan hidupnya, Taeyeon.

**

@TiffanyHwang : UNTUK SEMUA CALON PESERTA AUDISI CHEERLEADERS SEOUL INTERNATIOL SENIOR HIGH SCHOOL. PERSYARATAN IKUT AUDISI BERTAMBAH.

@TiffanyHwang : vote untuk seseorang yang bernama depan Kim di pemilihan ketua osis periode selanjutnya. Terimakasih. Kirim bukti setelah hari pemilihan.

**

"Berani-beraninya kau!"

"PLAK!"Tamparan keras baru saja mendarat di pipi halus Taeyeon. Siapa lagi jika bukan ulah dari ayah tirinya. Perlakuan kasar memang sudah biasa di dapatnya. Untuk yang satu ini, ia dapatkan hanya karena dirinya pulang larut malam.

Kesibukannya di calonkan sebagai kandidat ketua osis sangat menyita waktunya. Terutama, dia harus menyiapkan semuanya dengan matang di sekolah bersama teman-temannya. Banyak yang harus di urus dan di susunnya sebelum hari itu tiba.

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam dan ia baru saja tiba di ruang tamu rumahnya, sebelum ayah tirinya menyalakan lampu rumah mereka yang telah mati.

Sementara, Taeyeon kini hanya terduduk di lantai rumahnya dengan air matanya yang mengalir. Di amerasakan sakit yang panas di daerah yang baru saja di tampar ayahnya. Dia hanya tidak bisa menahannya. Dia sudah lelah akan perlakuan yang selalu di dapatnya, namun ia tak punya pilihan lain selain menerima ini semua. Karena ia tau, pria ini adalah seseorang yang terlah di nikahi oleh ibunya. Di juga yang kini bekerja untuk kebutuhan keluarganya.

Sementara, sosok ibu yang selalu di rindukan, masih berada di luar kota menjalankan pekerjaannya.

Malam itu juga, Taeyeon terlelap dengan air matanya yang masih mengalir.

Ia terus memanjatkan doa pada surga, agar secepatnya menghentikan ini semua.

**

Tiffany bukan tipe siswi yang mungkin akan datang pagi-pagi buta ke sekolah. Tetapi jabatannya sebagai ketua cheerleaders di sekolah ini kadang kala memaksanya untuk itu. Seperti pagi ini, dirinya harus mengurus berkas-berkas audisi yang akan di adakan sepekan lagi.
Ia terkadang mengutuk posisinya karna semua ini. Padahal, dirinya masih bisa mendapatkan tidur yang cukup jika dia bukanlah ketuanya.

You, Again.Where stories live. Discover now