20 "TIMELESS"

50.7K 2.1K 33
                                    

S E L A S A / 0 6 / 1 1 / 2 0 1 8

~ ~ T I M E L E S S ~ ~

TOK tok tok tok

Suara ketokan pintu dari luar kamar Alliya membuat lamunan Alliya terpecah dan segera turun dari atas kasurnya dan membuka pintu kamarnya setengah.

"Neng_mereka sudah mau pergi." Ucap Mbok dan Alliya yang tahu maksud ucapan Mbok menggukan kepalanya.

"Mbok keluar saja dulu, Alliya ambil sesuatu dulu." Ucap Alliya dan dianggukan oleh Mbok sebelum pergi meninggalkan kamar Alliya.

Alliya membuka laci putih dan mengambil beberapa amplop dan berjalan keluar dari kamarnya, menuju teras luar.

"Ini buat Mbak, sama Bapak. Maaf kalau Alliya hanya bisa memberikan segini." Ucap Alliya sambil memberikan amplop putih pada dua orang yang berdiri dihadapannya dengan tatapan menyesal.

"Mbak Alliya gak perlu minta maaf, harusnya Mbak yang bilang makasih sama Mbak. Mbak udah baik banget sama saya." Ucap perempuan yang dipanggil Mbak oleh Alliya.

"Alliya merasa bersalah karna Alliya gak bisa mempertahankan Mbak sama Bapak untuk tetap kerja disini. Alliya merasa tidak enak." Ucap Alliya.

"Gak perlu gak enak Mbak. Bapak juga memang awalnya mau keluar, cuma gak enak sama Ibunya Mbak. Jadi Mbak gak perlu merasa gak nyaman atau bersalah." Ucap pria itu dengan suara yang santai.

"Saya juga memang awalnya mau pulang ke kampung saya Mbak, mau ngurus Ibu juga dirumah. Kasian kalau Ibu sendiri, tapi saya gak enak karna Mbak baru saja kehilangan Nyonya." Ucap perempuan yang dipanggil Mbak oleh Alliya.

"Kalau begitu kami pamit Mbak."

"Em baiklah Pak. Hati hati, Mbak juga."

"Kami pamit Mbok."

"Ia pak, hati hati."

"Saya juga pamit Mbak, Mbok. Makasih untuk semuanya."

Kepergian dua orang dari perkarangan rumah Alliya tanpa sadar membuat Alliya meneteskan air matanya. Alliya merasa sangat menyesal karna melepas dua orang yang kenangannya juga banyak ikut andil dalam hidup Alliya.

"Neng ayo masuk." Ucap Mbok dan dianggukan oleh Alliya.

"Mbok gak papa masih sama saya? Mungkin nanti saya gak bisa kasih mbok gaji seperti biasanya, bahkan mungkin saya tidak bisa memberikan mbok gaji? Ap_"

"Neng Mbok udah bilang, Mbok gak masalah soal itu. Lagian Mbok mau kemana lagi, Mbok gak punya keluarga atau siapapun kecuali Neng sekarang."

Alliya tersenyum tipis sebelum memilih pamit untuk balik kekamar. Banyak hal yang terjadi dan hal itu berimbas untuk orang orang yang tinggal didekatnya.

Perusahaan yang diolah oleh Mamanya dulu mengalami kerugian yang cukup besar, bahkan beberapa investor menarik investasinya yang berimbas harga saham perusahaan turun.

Alliya bahkan mendapat informasi dari ayahnya Aryo kalau ada sekitar 100 orang di PHK, walaupun perusahaan sang Mama masih bisa bertahan tapi bukan berarti kondisi keuangan mereka sudah membaik.

TIMELESS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang