Part 16. Missunderstanding

3.3K 185 14
                                    

*****

Hari ini Naruto ada janji bertemu dengan Kakashi untuk membicarakan proyek yang dipimpin lelaki berambut silver itu di sebuah restoran di Konoha. Dengan berat hati, Naruto berangkat ke Konoha dan langsung menuju restoran tempat pertemuannya dengan Kakashi. Sebenarnya Naruto ingin mampir ke kantor Perusahaan Namikaze agar bisa bertemu dan melihat wajah cantik Hinata, tapi Naruto menahan dirinya. Naruto takut dirinya akan tergoda untuk pulang jika melihat wajah Hinata. Tapi tanpa diduga Naruto, dia malah melihat Hinata di restoran itu.

Naruto tersentak kaget melihat Hinata duduk di salah satu kursi di restoran itu. Naruto sungguh tidak menyangka akan bertemu dengan Hinata. Naruto baru sadar bahwa dirinya benar-benar merindukan wanita cantik itu. Ingin sekali dia menghampiri Hinata lalu memeluk wanita itu dalam dekapannya.

Naruto menahan dirinya untuk menghampiri Hinata saat dia teringat semua perbuatan yang dilakukannya pada Hinata malam itu. Naruto teringat tubuh telanjang Hinata yang terkapar pingsan, penuh noda kissmark-nya dan luka gigitannya, juga luka lebam membiru di kedua tangannya. Seketika Naruto merasa dirinya sangat tidak bermoral dan jahat serta tidak pantas untuk bertemu dengan Hinata.

Naruto menahan keinginannya menemui Hinata, apalagi saat melihat Sasuke yang duduk berdampingan dengan Hinata. Mereka berdua terlihat sangat serasi. Mereka juga terlihat akrab dan mesra. Buktinya Hinata bahkan berani menyentuh wajah Sasuke di depan umum seperti itu. Mungkin Sasuke memang lebih bisa membahagiakan Hinata.

Hati Naruto terasa sangat sakit saat melihat kemesraan Hinata dan Sasuke. Tapi dia akan menahan semua sakit itu asalkan Hinata bisa bahagia.

Naruto tersentak saat tiba-tiba Hinata melihat kearahnya.

" Aku tidak boleh mengganggu Hinata lagi. Dia sudah bahagia dengan Sasuke. " batin Naruto.

Pemuda pirang itu berbalik lalu pergi untuk menjauh dari Hinata. Dengan menahan perasaan rindunya pada Hinata juga rasa sakit hatinya saat melihat kemesraan Hinata dan Sasuke, Naruto bertekad untuk pergi sejauh mungkin dari Hinata.

Naruto memacu Camaronya melintasi jalan antar kota Konoha - Oto dengan kecepatan tinggi. Satu jam kemudian Naruto sudah sampai di hotel tempatnya menginap selama dia tinggal di Kota Oto, padahal kalau Naruto mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal dia baru sampai dalam waktu dua jam. Naruto segera masuk ke kamar hotelnya dan mengurung diri di sana.

Naruto berbaring di ranjang memandang langit - langit kamar. Sekejap kemudian langit - langit kamar itu sudah dipenuhi bayangan Hinata yang tersenyum padanya, senyuman yang selalu membuat dirinya merasa bahagia. Tiba-tiba Naruto merasa sangat merindukan Hinata. Dia ingin bertemu dan melihat wajah cantik Hinata lagi meskipun dia baru saja bertemu dengan Hinata. Seakan rasa rindunya itu tidak bisa terobati hanya dengan bertemu Hinata beberapa saat. Naruto ingin selalu bersama Hinata setiap waktu.

" Tidak!! Hentikan Naruto!! Jangan memikirkan wanita itu lagi!! Dia sudah bahagia!! Kau jangan pernah mengganggunya lagi!! " teriak Naruto.

Naruto lalu bangun dan menarik laci di samping ranjang dan mengambil botol berisi obat tidur. Pemuda pirang itu mengambil beberapa butir obat itu lalu menelan semuanya sekaligus, setelah itu Naruto kembali berbaring di ranjangnya. Tidak lama kemudian, Naruto sudah terlelap, tenggelam dalam pengaruh obat yang sebenarnya berbahaya bagi kesehatan itu. Naruto bahkan tidak mendengar dering ponselnya yang berbunyi selama bermenit - menit.

Naruto bangun keesokan harinya dengan rasa sakit di kepalanya saat seorang patugas hotel membangunkannya. Petugas itu berkata ada seorang tamu yang menunggu Naruto di restoran hotel. Naruto segera mandi lalu pergi ke restoran hotel meski rasa sakit di kepalanya makin menggila. Bahkan kini pandangan matanya memburam. Naruto berjalan menyusuri koridor hotel sambil berpegangan pada dinding hotel.

REPLACEMENTTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon