Part 11. Assaulting

2.7K 186 1
                                    

*****

Sejak memutuskan untuk merelakan Hinata bersama dengan Sasuke, Naruto semakin menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan. Naruto selalu pulang larut malam setiap hari. Dia bahkan enggan sekali pulang meski seluruh pekerjaannya sudah selesai karena dia selalu lembur bekerja. Dia lebih memilih bermain basket di atap gedung kantornya yang dipasangi ring basket sejak dia mulai bekerja di kantor dari pada pulang ke rumah.

" Sudah kuduga kau ada di sini. " ucap Kakashi yang membuat Naruto menghentikan kegiatannya mendribel bola berwarna orens itu. Pemuda pirang itu lalu menoleh pada Kakashi.

" Paman mencariku? Apakah ada masalah penting? " tanya Naruto.

Kakashi tidak menjawab dan malah melemparkan sekaleng jus jeruk dingin pada Naruto. Naruto langsung melepaskan bola basketnya dan menangkap jus kaleng itu dengan sigap.

" Thanks. " ucapnya lalu membuka kaleng jus itu dan menenggak seluruh isinya sampai habis lalu melemparkannya ke tempat sampah yang ada di dekat menara air. Kakashi hanya tersenyum melihat kaleng itu masuk tepat ke tempat sampah itu.

" Kenapa masih bermain basket tengah malam begini? Kau tidak ingin pulang? " tanya Kakashi.

" Sebentar lagi. " jawab Naruto sambil kembali memungut bola dan mendribelnya.

" Hinata sangat mencemaskanmu. " Naruto langsung menangkap bola berwarna orens itu dan terdiam sesaat dengan wajah kaget mendengar ucapan Kakashi itu. Tapi kemudian dia kembali mendrible bolanya dan melemparkannya ke ring namun bola itu menabrak papan dan memantul ke lantai.

" Hinata memintaku untuk mencarimu. Dia sangat cemas karena kau belum pulang juga hingga tengah malam. " lanjut Kakashi.

" Hinata pasti tahu aku ada di sini. Aku kan tidak punya tempat lain untuk pergi, Paman. " ucap Naruto sambil kembali mendribel bola orens itu.

" Justru itu. Hinata takut kau sakit lagi karena terlalu sibuk bekerja. " Kakashi lalu bergabung dan mencoba merebut bola dari Naruto. Mereka berdua lalu berebut bola dengan seru hingga akhirnya Kakashi berhasil merebut bola lalu melemparkannya ke ring.

" Wow! Aku berhasil! " seru lelaki berambut silver itu senang. Kakashi lalu menoleh pada Naruto.

" Pulanglah, Naruto. Kau tidak mau Hinata merasa cemas dan khawatir kan? " tanya Kakashi.

" Dia akan baik-baik saja, Paman. Dia sudah punya orang yang memperhatikannya dan mendampinginya. " ucap Naruto sambil menghela nafas.

" Tapi yang dia harapkan adalah dirimu, Naruto. Tidak bisakah kau melihat kasih sayang dan perhatiannya padamu selama ini? " tanya Kakashi yang mulai jengkel dengan sifat keras kepala Naruto itu.

" Wanita itu mencintaimu, Naruto! Hinata mencintaimu! " teriak Kakashi.

" Dia hanya bingung dengan perasaannya padaku, Paman. Dia salah mengira kasih sayangnya adalah cinta karena kami terlalu dekat. Itu saja. " kata Naruto tenang.

" Tapi agar kau tenang, aku akan pulang sekarang juga. Aku juga tidak akan pulang larut malam lagi. " janjinya.

" Selamat malam, Paman. " ucap Naruto lalu meninggalkan Kakashi yang hanya bisa menghela nafas berat melihat kepergian pemuda pirang itu.

Naruto menepati janjinya dengan selalu pulang tidak terlalu malam. Meskipun begitu, Hinata juga tidak lebih mudah bertemu dengan Naruto. Begitu pulang dari kantor, Naruto selalu mengurung diri menyelesaikan pekerjaan yang dibawanya dari kantor di ruang kerja. Atau kalau tidak Naruto akan langsung masuk kamarnya dan tidur dengan mengunci pintunya.

*****

Hinata terkejut saat melihat ada email masuk dari Jirobo saat menghidupkan komputer Kakashi untuk mencari suatu file di komputer itu. Hinata langsung ingat tatapan mata mesum lelaki tambun itu selama rapat negoisasi antara Perusahaan Namikaze dan Jirobo sebagai perwakilan dari sekolah Sound of Music School yang berasal dari Kota Oto itu. Hinata jadi merasa agak takut apalagi Jirobo ingin bertemu untuk menyerahkan draft pengajuan kontrak kerjasama yang baru yang merupakan keputusan dari Direktur SMS tentang proyek kerjasama mereka saat ini juga. Hinata sebagai asisten dari Kakashi sudah seharusnya yang berwenang menghadiri undangan Jirobo itu saat Kakashi berada di luar kantor. Sebenarnya dia enggan menemui Jirobo karena tidak suka dengan pandangan mata lelaki tambun itu yang menatapnya dengan sorot mata yang terasa bagaikan ingin menelanjanginya pada saat rapat kemarin. Tapi Hinata takut dokumen itu sangat penting dan harus segera diambil. Hinata jadi kebingungan karena tidak bisa memutuskan akan menemui Jirobo atau tidak.

REPLACEMENTNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ