35. Mama Galih (Revisi)

66.5K 4.1K 217
                                    

Setelah kedatangan teman-temannya, kini Aurel mulai merasa kesepian lagi. Hanya ada bau obat-obatan yang menemaninya. Sementara Adrian pulang karena mendapatkan telepon dari seseorang yang penting. Dari raut wajahnya Aurel tau bahwa Adrian terlihat khawatir.


Katanya dia akan kembali setelah urusan itu selesai. Namun Aurel menolak karena tak mau merepotkan.

"Gue teman lo, dan gue udah janji selalu ada di samping lo dan gak bakalan ninggalin lo."

Kata-kata itu membuat Aurel terkesima, betapa baiknya Adrian meskipun mereka baru berteman beberapa bulan.

Aurel menghela nafas menatap langit-langit kamar rumah sakit, seandainya keadaan seperti dulu. Mungkin sekarang mamanya berada di sini merawatnya dengan sepenuh hati. Merasa suntuk dengan suasana ini, Aurel memutuskan untuk keluar menghirup udara segar. Taman rumah sakit menjadi tujuannya saat ini.

"Sayang kamu makan yah, mama udah buatin sup rumput laut loh," suara itu membuat Aurel menoleh. Dia melihat ada seorang ibu dan anak.

"Tapi lidah aku pahit mah," rengek anak kecil yang bisa di perkirakan masih duduk di bangku SD.

Tak jauh dari tempatnya duduk, Aurel melihat seorang wanita tengah membujuk anaknya agar mau makan. Percakapan ibu dan anak itu membuat Aurel tersenyum iri.

"Malang," gumam Aurel menertawakan dirinya sendiri yang bernasib malang.

Secara tidak sengaja, Aurel mulai menitikkan air mata. Dia rindu momen seperti itu bersama ibunya.

"Kangen mama, kenapa mama benci Aurel, apakah Aurel memang bukan anak kandung mama?" Isak Aurel.

Isakan Aurel terhenti ketika sebuah tangan jatuh di pundaknya. Aurel pelan-pelan mendongak dan menatap orang itu.

"Heii nak kamu kenapa menangis?"

Ternyata wanita yang mengajaknya bicara adalah wanita yang dia lihat tadi. Dia duduk di samping Aurel bersama anaknya.

"Eh....enggak kok tante, aku cuma kelilipan," kata Aurel mengusap air matanya.

Wanita itu tersenyum "Tante sudah pernah menghadapi orang seperti kamu."

"Maksud tante?" Aurel bingung mendengar ucapan wanita itu.

"Dulu kakak tante sering menangis diam-diam, tiap kali tante tanya dia hanya mengatakan kelilipan, gak sengaja kena tangan lah, tapi tante tau kalau dia sedang sedih," kata wanita itu.

"Jadi tante tau kamu punya masalah, meskipun kita baru pertama kali ketemu, tapi tante tau hal itu," ucap wanita itu tersenyum.

"Gak papa tante, aku cuma lelah," ucap Aurel tersenyum.

"Oh iya nama tante siapa?" Tanya Aurel.

"Marwah, panggil aja tante Mar sayang, nama kamu Aurel kan?" ucapnya membuat Aurel terkejut.

"Kok tante bisa tau nama saya?" Wanita itu hanya senyum tak menjawab pertanyaan Aurel.

"Kok dia kenal gue?" Batin Aurel bingung, tidak mungkin suatu kebetulan wanita ini tahu namanya.

"Mama, Nisa masih lapar," rengekan anak kecil membuat mereka menoleh.

LOVE or OSIS [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang