Snowflake 13.5 : Christmas Eve pt. 2 Epilogue

17 3 6
                                    

"Aku berharap kamu tidak akan pergi selamanya," suaraku mulai pecah, menyusul hati yang terjerat rasa ini.

Chu-eun hanya tertunduk.

" ... Aku juga."

Jawabnya pelan.

Sekarang kami berdua saling tidak melihat, memang berat rasanya--dunia serasa tidak adil, serasa mencurangi dan menertawai kita atas kesengsaraan yang terlahir dari kasih yang terjalin.

Rasanya kita berdua seperti sendirian ... Kemudian tak lama, aku akan berakhir sendirian.

...

Chu-eun ... Apa kamu harus pergi?

" ... Eunyoung?"

"Hm?" aku mendongak, kini melihat wajah Chu-eun, rasanya air mataku tidak mau keluar lagi. Sepertinya ini salah satu dari saat-saat itu, dimana kita terlalu sedih untuk menitikkan air mata walau setetes pun.

"Ini ... Selamat natal," tiba-tiba saja Chu-eun mengeluarkan sekotak kado dari bawah kasurku. Kotak hadiah untukku, disembunyikan di bawah kasurku?

"K-kamu sembunyikan di bawah kasurku?" tanyaku sambil mengerjapkan mata beberapa kali.

"Iya," ia mengangguk mantap, seolah-olah itu adalah sesuatu yang sangat membanggakan--walau, yah, bisa dibilang begitu sih.

"Kalau aku kebetulan lagi lihat ke bawah kasurku buat ambil sesuatu gimana?" aku tertawa kecil menyaksikan kepolosannya itu. Aku hanya tertegun.

"Nggak mungkin, aku biasanya sembunyikan snack itu di bawah kasurmu, tapi kamu nggak pernah nemu kan?"

Oh? Jadi selama ini ...

Kesal, tapi aku harus tetap sabar untuk menjaga kelangsungan mood malam natal yang sangat hangat ini.

"A-ah begitu ya?" aku tersenyum lebar.

Chu-eun, sekali lagi, mengangguk mantap, "Iya!" kemudian menyodorkan kadonya itu kepadaku, "Ayo dibuka!"

Aku kini terkekeh pelan, kali ini dengan tulus, karena sejujurnya, Chu-eun benar-benar menggemaskan.

"Oke!" jawabku antusias juga, lalu memposisikan diriku untuk duduk di tepi kasurku.

Aku membuka pita merah yang terbilang berantakan itu, nampaknya Chu-eun membungkus ini sendiri.

Kemudian dengan perlahan aku membuka kertas kado yang menyelimuti kotak hadiah itu, kemudian kotaknya.

"Oh! Ini ... "

Aku mengangkat sehelai pakaian putih, bergambarkan dua drumstick ayam goreng menyilang, dengan tulisan, "I love you ... More than I love fried chcken?" tanyaku, kemudian melihat ke arah Chu-eun, heran.

"Iya! Aku juga punya satu di depan, baju kita kembaran!" ia tertawa, "Kamu suka kan?"

"Hahaha! Suka kok!" aku tertawa lepas, "Ini lucu banget ... " aku memperhatikan baju itu dengan senyum lebar terlukis di wajahku, "Terima kasih, Chu-eun!"

"Hehe, bukan masalah kok," Chu-eun mengusap tengkuknya sambil menjulurkan ujung lidahnya.

"Dasar ... " aku hanya bisa tersenyum melihat kelakuannya itu, dasar bodoh. Tapi ... Kali ini dalam hal yang positif, tentu saja.

"Oh! Aku juga punya sesuatu untukmu, Chu-eun!"

Aku menggantungkan baju itu pada lengan kiriku lalu membuka laci meja yang ada di sisi kanan mejaku, dengan tangan kananku. Ialah sebuah jam tangan, aku sengaja membelinya untuk dia, menggunakan gaji yang sudah kukumpulkan sejak natal tahun lalu--yah, aku tidak mau jam tangannya murahan.

"Ayo kupakaikan!" ujarku antusias, kemudian membuka kaitan pengunci jam tersebut untuk melebarkannya, lalu memasukkan tangan Chu-eun ke dalamnya, untuk memakaikannya.

Warnanya perak, terlihat sangat cocok dengan kulit cerahnya yang kepucatan.

"Wow, kamu kelihatan cocok banget pakai itu, Chu-eun," pujiku sambil tertawa kecil.

"Terima kasih, Eunyoung," tiba-tiba saja Chu-eun memegang kedua tanganku erat, menahan kedua tanganku di pergelangan tangannya, "Aku ... Benar-benar suka hadiahnya ... " senyumnya.

Kemudian tiba-tiba saja semua menjadi sunyi, waktu terasa melambat--bahkan hingga ke titik dimana rasanya waktu seperti terhenti.

"Eunyoung ... "

Kami saling bertatapan, tanpa jeda sedetik pun, kami saling bertatapan.

Aku bisa melihat jelas wajah Chu-eun memerah, dan aku bisa merasakan wajahku memerah juga, wajahku terasa panas.

"Chu-eun ... "

Tanpa menyuarakan seucap kata apapun, kami saling mendekatkan diri, mendekatkan wajah kita.

Aku menutup mataku

Dan bibir kami, akhirnya bersentuhan.

"Mmmh ... "

"Mm ... "

" ... "

"Aku mencintaimu, Chu-eun ... "

( To Be Continued )

My Boyfriend is Mr. SnowmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang