Kisah Keenam

137 14 0
                                    

"Ja, dateng dong. 5ISLE jadi band penutup pertama kali nih." Rengekan Satrio masih terdengar jelas di ujung telepon mereka pagi ini.

"Aku kerja shift malem Yo, kan udah aku bilang dari kemarin," tolak sang dara sambil menahan tawanya. Tentu saja Senja bohong, mana mungkin ia melewatkan moment yang paling ditunggu oleh 5ISLE sepanjang bermusik?

"Ya ampun Ja, jahat banget sih kamu sama kita," suara Satrio terdengar kecewa, namun tak membuat dara kelahiran 1991 itu menghentikan kebohongannya.

"Nanti aku liat video rekaman dari yang nonton di sana aja," sahut Senja, masih mencoba tenang.

Helaan napas kasar terdengar di ujung sana, "Yaudah deh," Satrio menjawab pasrah.

"Nanti aku telepon lagi ya, mau checksound dulu," pamitnya lagi kemudian menutup sambungan tanpa mendengar kalimat Senja. "Marah dia," komentar sang puan begitu menatap layar ponselnya yang meredup.

Gadis itu sengaja berbohong, berpura-pura tidak datang ke acara besar yang menjadikan 5ISLE band penutupnya. Yah, sesekali iseng pada Satrio lah. Hitung-hitung jadi kejutan ketika ia datang nanti malam.

Beberapa jam berlalu, Satrio tak kunjung memberi kabar seperti yang dibilang. Senja paham, pemuda itu pasti ngambek. Sampai waktu malam menjelang pun, teruna itu belum menghubungi Senja.

"Marah beneran dia," batin sang puan yang kini sudah berada di lokasi acara, duduk pas di depan panggung.

Acara baru berjalan setengah jam, Senja dikejutkan dengan colekan di bahunya. "Nja? Katanya ga dateng?" Itu Dony ternyata, ia menatap heran keberadaan Senja di tengah keramaian.

"Satrio pasti ya yang bilang? Hahahaha," bukannya menjawab gadis itu malah tertawa.

"Jangan bilang Satrio ya Don? Gue bohong soal shift malem hahaha," jawabnya kemudian yang langsung ditanggapi dengan kekehan Dony.

"Uring-uringan tuh bocah dari pagi, jadi makin galak karena lo ga dateng," Dony bercerita, kini ikut duduk di samping sang puan. Menikmati penampilan band lain.

"Eh betewe, kayanya selain Satrio nanti lo juga bakal kaget deh," ujar Dony.

Kening Senja bertaut, bingung, "Kaget kenapa?"

"Ada deh, Satrio juga punya kejutan buat lo makanya dia maksa lo dateng sih," sahutnya dengan senyuman miring—sukses membuat Senja penasaran.

"Gue ke belakang dulu deh ya, biar Satrio ga jalan-jalan," pamit Dony kemudian yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Senja.

Gadis itu menanti, sedikit kepikiran kejutan apa yang akan diberikan oleh Satrio padanya. Waktu menunjukkan hampir tengah malam, menandakan pertunjukkan akan segera berakhir. Sorak sorai penggemar band Satrio itu terdengar saat mc memberikan aba-aba untuk semua anggotanya menaiki panggung.

Satu persatu mereka muncul, Mahendra yang pertama kali menaiki panggung langsung menubrukkan pandangannya pada Senja. Tidak lama karena Senja segera mengalihkan pandangannya ke arah anggota lain—mencari Satrio sebenarnya.

"Loh Satrio mana?" tanya sang mc pada Dewa.

"Bentar-bentar, banyak gaya emang dia," komentar Dony.

Tak lama, sosok yang dinanti muncul, menciptakan sorak sorai bagi penonton. Sayangnya, teriakan tepuk tangan itu berbaur dengan tawa keras penonton, terutama Senja.

Satrio semi botak.

"Jadi, ini kejutan yang dibilang Dony?" monolog Senja sambil terus tertawa.

"Senja kamu jangan ketawa dong," suara Satrio terdengar dari pengeras suara, menyebutkan nama Senja yang membuat sang puan malah semakin keras tertawanya.

Beberapa hari lalu, Satrio memang meminta rekomendasi model rambut. Berulang kali Senja ngotot ingin sang adam kembali dengan model belah tengah tapi Satrio menolak. Mana Senja tahu kalau pada akhirnya pemuda itu malah memangkas habis rambutnya.

Penampilan 5ISLE malam itu terfokus pada Satrio dan rambut barunya. Bahkan Mahendra dan Dony yang biasa sukses menyita perhatian menjadi teracuhkan sesaat.

"Katanya ga dateng?" itu kalimat pertama yang dilontarkan Satrio saat Senja menunggunya usai tampil. "Sengaja biar kejutan. Eh malah aku yang dapet kejutan," ujar Senja yang kembali tertawa melihat Satrio.

"Ganteng gak aku?" tanya sang adam meminta komentar.

"Makin macho sekarang mah hahahaha," komentar Senja dengan tawa yang kembali pecah.

Satrio berdecak namun mau tak mau ikut tersenyum, "Aku mau elus kepala kamu dong," pinta Senja saat tawanya mereda.

"Ngga ah, tadi aku diketawain," tolak Satrio. Pemuda itu melangkah menuju parkiran, ingin mengantar Senja pulang.

"Ih jahat banget, tadi Dony kamu izinin," rengek sang puan.

"Anggep aja balesan karena kamu boongin aku."

"Ih jahat banget Satrio maah. Eluuus!"

Malam itu akhirnya berakhir dengan rengekan Senja yang ingin mengusap kepala Satrio.

"Yaudah sini." Sebuah tarikan pelan membuat Senja terkesiap kaget, tangannya diletakkan di atas kepala oleh Satrio.

"Hehehe," cengir sang dara yang kini berhasil mengusap kepala Satrio layaknya perempuan yang tengah mengidam. "Gemes," ucapnya.

Satrio tersenyum lantas menarik Senja dalam pelukannya.

Lagi-lagi, malam itu berakhir dengan kedua insan yang saling memeluk. Mengurai rasa sayang dengan kecupan-kecupan hangat sebelum tidur. Membuat Senja tak lagi menjadi sendu. Membuat Senja tak melulu tentang kesedihan.

Merindukan Senja | Park SungjinWhere stories live. Discover now