Lagi dan lagi.

Dalam kurun waktu satu jam, pemuda itu sanggup membuat Senja bersemu beberapa kali.

Tawa pecah Satrio tadi mereda, begitu menyadari rona merah wajah Senja. Manik sang adam juga menangkap bekas kemerahan perbuatannya semalam.

Canggung.

Satrio berdeham, memecahkan keheningan keduanya.

"Ja ...," panggilnya.

Hening lagi, Senja hanya membalas dengan tatapan bertanya.

"Sorry ... soal semalem," ujar Satrio sedikit ragu membuat Senja menundukkan kepalanya dan menutupi lehernya. "Gak Yo. Gapapa," jawab sang puan.

"Makasih semalem udah mau jemput gue," sambung Senja yang kini telah mengangkat wajahnya dan tersenyum kepada pemuda itu, sementara tangannya masih betah menutupi leher.

Satrio hanya mengangguk kemudian mengambil kotak bekal yang diberikan Senja.

"Gue berangkat dulu Ja, jangan kemana-mana," pesan Satrio.

"Sorry ga maksud-"

"Udah ih, gapapa," potong Senja cepat sebelum Satrio melanjutkan kalimat yang ia ketahui kemana arahnya. Sedikit demi sedikit Senja ingat, bagaimana Satrio berada di atasnya semalam, merengkuh tubuhnya dengan erat. Terlebih sentuhan-sentuhan yang diberikan oleh sang adam semalam.

Astaga, Senja mau gila memikirkannya.

"Oh iya."

"Sabtu mau dateng ke kafe gak? 5ISLE mau tampil, anak-anak katanya kangen lo," Satrio membuka topik pembicaraan.

Sejenak Senja ragu, bertemu 5ISLE artinya bertemu dengan Mahendra.

"Gue usahain, ya," ujar Senja dengan senyum tipis.

Satrio paham, setidaknya ia telah berusaha mengajak gadis itu untuk melupakan kegiatan dunia malamnya dengan menonton 5ISLE.

Pasti ditolak, Satrio tahu. Tapi setidaknya ia mencoba.

"Yaudah, gue cabut beneran ya Ja," pamit Satrio yang kini benar-benar melangkah ke arah pintu untuk keluar dari apartement Senja.

"Hati-hati, Yo," pesan sang puan yang ditanggapi gumaman nyaring oleh Satrio.

Sabtu itu pada akhirnya Senja datang, mengambil tempat terjauh dari panggung. Biasanya gadis itu tak ingin duduk jauh dari panggung, menatap Mahendra yang sibuk dengan bassnya adalah sebuah pemandangan paling indah menurut Senja.

Namun kali ini Senja memilih menjauh, berusaha untuk tidak terlihat dari pandangan Mahendra. Ia datang hanya karena merasa tidak enak pada Satrio. Bukan karena rindu.

"Kak Senja 'kan itu?" sebuah bisik-bisik terdengar dari kerumunan fans 5ISLE. Tatapan mereka beralih ke arah Senja duduk, membuat sang puan terlihat tidak nyaman.

Semua orang tahu, fans 5ISLE tahu siapa Senja dan bagaimana hubungannya dengan Mahendra. Bagi mereka sangat wajar jika sang dara tak lagi datang di penampilan 5ISLE semenjak Mahendra menikah, maka sangat aneh ketika melihat Senja duduk manis setelah absen beberapa kali.

Penampilan 5ISLE sudah dimulai sejak sepuluh menit lalu dan tak sekalipun Senja melirik ke arah Mahendra. Sempat secara tak sengaja kedua manik mereka bertemu saat kelima pemuda menaiki panggung, namun cepat-cepat diputus oleh Senja.

Bahkan sang dara kini sibuk merekam aksi Satrio yang tengah bernyanyi dengan gitarnya.

Sepuluh menit berlalu, penampilan 5ISLE berakhir dengan meninggalkan kesan yang indah pada penonton. Senja masih setia di bangkunya, sementara jemari sang puan sibuk mengirimi seseorang dengan pesan.

Merindukan Senja | Park SungjinWhere stories live. Discover now