Interogasi Singkong Rebus

ابدأ من البداية
                                    

Iis merambat turun ke bawah, lagi-lagi sambil celingukan dan memasang telinga, berjaga-jaga agar jangan sampai tangganya disambar cucu-cucu Pak Jati. Sesampainya di ruang keluarga, ia menyalakan televisi dan memeriksa apakah perubahan yang ia lakukan di atap ada hasilnya.

"Is, piye kabare Ibu? "*20) Bu Jati keluar dari dapur membawa sepiring singkong rebus yang masih mengepul dan secangkir teh manis, "Monggo di maem, mumpung esih anget

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Is, piye kabare Ibu? "*20) Bu Jati keluar dari dapur membawa sepiring singkong rebus yang masih mengepul dan secangkir teh manis, "Monggo di maem, mumpung esih anget. "*21)

"Oh, baik, Bu. Ibu saya kemarin baru sembuh dari batuk."

"Ooo...sukurlah..Ayo, ayo dimakan, " desaknya sambil mendorong piring singkong lebih dekat ke arah Iis.

"Iya nanti, sebentar," Iis menunduk ke bawah, ke sofa yang dia duduki yang dicari juga tidak ada. Sepertinya remote mesin parabola tertinggal di atas, " saya masih harus naik ke atas sekali lagi." Jawab Iis lemas.

Setelah ia turun dari atap dan memastikan televisi bekerja kembali dengan baik, Pak Jati pun duduk menemaninya makan singkong di depan televisi. Siaran televisi menampilkan berita tentang pemerintah Tiongkok yang menyampaikan keprihatinannya karena kapal-kapal penangkap ikannya diledakkan oleh Menteri Kelautan Ibu Susi Pudjiastuti dan TNI AL.

"Wooo!! " Iis dan Pak Jati berseru ketika sebuah kapal hangus dalam lautan api dengan gelegar yang membahana. Kapal-kapal ini sudah ditangkap sejak lama karena memancing di wilayah perairan Indonesia, namun ditahan-tahan tidak diledakkan, sementara kapal dari negara-negara lain sudah diledakkan tidak lama setelah ditahan. Ini baru pertama kalinya kapal dari Tiongkok diledakkan. Tiongkok adalah partner bisnis yang sangat besar untuk Indonesia, barang-barang dari Tiongkok yang murah meriah mengalir deras masuk ke Indonesia, sementara Tiongkok banyak mengimpor batu bara dan gas dari Indonesia untuk pembangunannya. 

Tindakan peledakan kapal Tiongkok oleh pemerintah Indonesia, tentunya akan mengakibatkan ketegangan di antara kedua negara. Namun Presiden Jokowi tampaknya lebih memilih menunjukkan kepada dunia ketegasan kedaulatan hukum Indonesia daripada membiarkan laut Indonesia dijarah. Berpuluh-puluh tahun sudah kapal-kapal negara asing masuk ke peraiaran kita dan dibiarkan saja menangkap hasil laut. Padahal setiap ikan, setiap udang, setiap rumpun-rumput laut, itu seharusnya digunakan untuk menaikkan taraf hidup para nelayan-nelayan bangsa. Yang ada malah negara kelautan yang kaya ikan ini masih saja mengimpor ikan dari negara lain. Jangan-jangan itu ikan yang ditangkap di perairan kita juga? Hanya karena keduluan kapal asing kita jadi mesti bayar lebih mahal untuk mengkonsumsinya.

Sikap keukeuh ini juga ditunjukkan Presiden Jokowi kepada Australia. Beberapa waktu yang lalu, dua warga negaranya, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, dihukum tembak mati. Kedua orang ini sebenarnya sudah lama ditangkap, 10 tahun sudah berlalu sejak mereka diciduk di sebuah hotel di Bali. Mereka ditangkap dengan tuduhan berniat menyelundupkan heroin dari Indonesia ke Australia. Perdana Menteri Australia, Tony Abbot, berulang kali membujuk Presiden Jokowi untuk memberikan grasi, karena menurutnya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa negara yang memberlakukan hukuman mati mengalami penurunan tindakan kriminal. Australia sendiri sudah lama sekali tidak memberlakukan hukuman mati, terakhir di tahun 1967, karena hukuman mati dianggap melanggar kemanusiaan.

Di Pojok Warung Bakmi ~Kisah Founder Fan Page Info Seputar Presiden~حيث تعيش القصص. اكتشف الآن