Kebimbangan

29 6 0
                                    

Jika cinta adalah rasa saling percaya, kenapa masih ada penghianatan?

***

Jika pasangan mulai bosan, maka ia akan jarang berkomunikasi dengan kamu. Baik komunikasi secara langsung ataupun tidak. Hal itu harus segera di waspadai. Bisa jadi, hubunganmu dengan sang kekasih akan berakhir buruk. Tetapi itu tergantung masing-masing pribadi bagaimana cara mengatasinya.

Kebanyakan, dari kasus-kasus tersebut akan berakhir dengan kata putus atau selesai. Ada beberapa alasan kenapa hal itu dapat terjadi. Bisa karena memang dua-duanya sudah bosan, bisa karena merasa sangat sakit hati dan tidak kuat lagi, atau karena ada ancaman dari pihak ke tiga sehingga terlalu takut untuk mempertahankan.

"Hah, gimana ini?" Ara mulai bimbang setelah ia membaca tentang artikel di mbah google tentang ciri-ciri hubungan yang mulai renggang.

Ia bingung dengan dirinya sendiri. Ia berpacaran dengan Ansel Arian, seorang ketua OSIS yang sangat famous di SMA NUSA INDAH. Postur tubuhnya yang tinggi, berkulit sawo matang cerah, mata yang besar dengan tatapan yang tajam, wajah yang mulus tanpa jerawat satupun, membuatnya banyak di sukai oleh perempuan-perempuan baik di sekolah atau di luar sekolah.

Sebenarnya keberuntungan tersendiri bagi seorang Aravabelle Ivana bisa mempunyai pacar seperti Ansel. Hubungan mereka sudah 4 bulan. Ara sangat mendukung semua yang dilakukan Ansel. Seperti saat Ansel mencalonkan diri sebagai ketua OSIS, Ara lah yang mencari tim sukses untuk Ansel.

Tapi sayang, sudah dua minggu ini banyak hal yang Ara lakukan tanpa Ansel di sisinya. Biasanya, untuk pergi ke kantin atau sekedar nongkrong di depan kelaspun ia lakukan bersama Ansel. Tapi, sekarang tidak. Ansel menghilang, bahkan pesan-pesan lewat hp pun jarang di balas oleh laki-laki itu.

Ara sangat bimbang, ia kini butuh udara segar untuk menjernihkan otaknya kembali. Ia berjalan menuju balkon kamarnya. Dan duduk di sana sendirian. Di temani oleh semilir angin malam, kerlap-kerlip bintang, sinar bulan yang terang, dan suara gitar.

Siapa yang memainkan gitar?

Ara mencari sumber suara gitar itu, saat ia melangkah ke arah kanan, suara itu semakin jelas.

'Kemesraan ini, janganlah cepat berlalu... kemesraan ini, ingin ku kenang selalu'

Dan sekarang Ara tahu siapa yang sedang menyanyi dengan gitar itu..

Evan!

Evan, yang sialnya orang yang sering ribut dengan Ara adalah tetangganya. Rumahnya tepat di sebelah kanan rumah Ara. Dan, kamarnya pun berdampingan dengan kamar Ara.

"Woy, brisik lo" teriak Ara saat suara itu tak kunjung berhenti. Padahal, suara Evan termasuk kategori yang bagus. Ia sering manggung di acara-acara sekolah, atau sekedar menghibur di kampungnya saat sedang ada pesta rakyat.

Suara itu berhenti, Ara tersenyum sepertinya Evan mendengar teriakannya.

"Apa lo" benar saja, Evan langsung keluar dari kamarnya sambil menenteng gitar warna hitam kesayangannya. Menurut pengetahuan Ara, gitar itu hadiah dari Ayahnya saat Evan berhasil ikut lomba musik waktu kelas 8.

"Brisik tahu, malem-malem gini nyanyi sambil main gitar ganggu orang yang mau tidur" sambung Ara.

"Alah, emangnya lo anak SD yang jam 7 udah harus tidur? Lagian, orang tua gue aja gak keganggu lo aja yang sewot"

"Karena kamar gue persis di sebelah kamar lo jadi brisik"

"Siapa suruh kamar lo di samping kamar gue, kenapa gak di bawah aja sih ribet amat" Evan tak terima dengan alasan Ara.

"Lo ya!" Ara mengepalkan kedua tangannya di depan wajah, geregetan. Andai ada akses untuk menuju Evan, pasti Ara sudah melayangkan pukulannya ke punggung lebar tetangganya itu. "Awas lo kalo brisik lagi, gue lempar pake kaleng soda" Ara berlalu dari balkon, dan masuk lagi ke kamarnya dengan menutup pintu cukup keras.

"Hahaha" sedangkan di balkon sebelah, Evan tertawa sangat keras. Ia benar-benar sangat senang jika harus membuat Ara marah. Menurutnya, muka Ara saat sedang marah memang benar-benar mirip boneka Anabelle.

***

"Heh, Anabelle" teriak seorang laki-laki di koridor sekolah yang cukup rame pagi ini.

Perempuan yang dipanggilpun sebenarnya engga untuk menjawab, tapi ia tetap menengok ke belakang untuk melihat laki-laki berwajah blasteran indo-korea itu.

"Apa sih lo teriak-teriak? Lagian nama gue Aravabelle bukan Anabelle. Cantik-cantik gini kok dibilang Anabelle, gue ini kembarannya Lisa Balckpink" jawab Ara sambil menyibakan rambut hitamnya yang panjang sampai sebatas pinggang.

"Mau Aravabelle, mau Anabelle bagi gue sama aja" Evan sudah berdiri lebih dekat dengan Ara. Sedangkan Ara mencebikan bibir tebalnya-yang katanya mirip Lisa Blackpink.

"Ngapain sih lo, bikin mood gue ancur aja deh"

"Gue tadi liat si Engsel boncengan sama cewe, cantik lagi kayaknya Kakak kelas deh" kata Evan sambil berbisik di telinga Ara.

Ara masih diam, bingung dengan perkataan kecebong anyut itu. Hingga ia tersadar "Engsel? Maksudnya Ansel?"

"Yup, siapa lagi? Si ketua OSIS yang sok famous, dan merupakan pacarnya boneka Anabelle" jawab Evan santai. Ia ingin melihat kelanjutan respon Ara. Pasti menyenangkan, pikirnya.

"Bohong pasti lo kan? Lo iri kan sama gue dan Ansel, bilang aja deh jangan sok bikin gosip" Ara tidak terima dengan laporan yang diberikan Evan. Ia yakin, Evan pasti bohong karena Evan suka sekali menjailinya.

"Eh buset, gue ngomong bener-bener kok dibilang iri sih! Najis amat gue iri sama lo. Oke kalau lo gak percaya, awas aja nanti lo nagis-nagis di balkon kamar terus gangguin tidur nyenyak gue" Evan berlalu dari hadapan Ara. Ia bingung, apakah Ara sebegitu cintanya dengan Ansel sehingga perkataannya hanya dianggap angin lalu?

Evan pergi meninggalkan Ara. Dan tak lama kemudian, Ara juga menyusul Evan untuk pergi ke kelas. Sampai di kelas, ternyata belum ada satupun teman Ara yang datang kecuali Evan. Karena Ara sangsi, apakah Evan temannya atau bukan?

Ara duduk di kursinya, kemudian ia memasang earphone dan menyetel musik daripada bingung harus diam-diaman dengan Evan di ruang kelas yang besar dan sepi ini.

Chakhan eolgure geureohji moshan taedo
Ganyeorin mommae sok
Garyeojin volumeeun du baero
Geochimeopsi jikjin
Gudi bojin anhji nunchi
Black hamyeon pink
Urin yeppeujanghan savage
Wonhal ttaen daenohgo ppaesji
Neon mwol haedo kallo mul begi

Saat sedang asyik menikmati lagu kesukaannya, tiba-tiba ada seorang yang menepuk punggung Ara. Ara melihat ke arah orang itu, ternyata Felysia. Syukurlah akhirnya Ara mempunyai teman. Ara mempause lagu dan melepas earphonenya.

"Akhirnya, lo dateng juga. Gue tadi cuma berduaan sama si kecebong anyut, males banget kan"

"Lagian tumben banget lo dateng sepagi ini. Kemarin kan telat" ejek Felysia sambil tersenyum.

"Eh kampret lo, sebab dari itu gue dateng pagi biar gak telat lagi dan sialnya si Evan juga dateng pagi"

"Oh ya Ra, lo tahu gak tadi Ansel boncengan sama cewek, kalau gak salah namanya Kak Raini mantan Dewan Ambalan yang galak itu" kata Felysia menggebu-gebu.

Sedangkan Ara kini terdiam kaku. Apa yang dikatan Evan ternyata sama dengan yang dikatakan Felysia. Lalu, benarkah artikel yang tadi malam ia baca?

Ia harus bertemu dengan Ansel secepatnya. Harus!.

***

Hai, ada yang suka Blackpink?

Zakiya ZS

[ZSS 5] My name is AraDove le storie prendono vita. Scoprilo ora