Pagi Yang Buruk

73 7 8
                                    

Perangai orang memang berbeda-beda. Dan kita harus tahu dari sisi sudut sesungguhnya

***

Dengan buru-buru, Ara bangkit dari kasur empuknya. Ia ketiduran lagi setelah sholat subuh. Ia benar-benar sangat mengantuk karena semalaman suntuk ia belajar untuk ulangan sejarah pagi ini. Tak butuh waktu lama, Ara kembali ke kamarnya dan memakai seragam putih abu-abu yang sudah menemaninya hampir dua tahun. Ya, sekarang dia sudah kelas 11.

Ara memakai sragamnya dengan begitu cekatan. Tak lupa, ia memoles wajahnya agar tidak kentara baru bangun tidur. Hanya dengan bedak bayi, dan sedikit lipglosh. Kemudian ia memakai sepatu dan menggendong tasnya sambil berlari.

"Bun Ara pergi dulu Assalamu'alaikum" benar-benar dikejar waktu, karena tak sengaja tadi Ara melihat ke jam dinding di ruang keluarga sudah menunjukan pukul 06.55 hah? 5 menit lagi!.

"Gak sarapan dulu nak" teriak Ibunya balik.

"Gak bun, udah telat" lalu melesat ke luar rumah.

"Dasar anak itu" gumam Ibunya.

Ara pergi ke sekolah naik motor, ia benar-benar memajukan motornya dengan kecepatan di luar biasanya. Ia memang akan mengeluarkan jurus pembalapnya jika telat ke sekolahan. Dengan perasaan was-was ia memikirkan hal apa yang akan ia dapat jika dihukum nanti.

Tapi, tidak! Ia tidak mau telat.

Sampai di gerbang sekolah, Ara bernafas lega karena gerbang belum di tutup. Ia melajukan motornya dengan gaya slow motion. 5 meter lagi ia sampai.

Dan 'srett brak'

Gerbang itu tertutup sempurna. Ara langsung mengerem motornya secara mebdadak. Ia berhenti dan menatap nanar gerbang yang bertuliskan SMA NUSA INDAH itu. Ia shock, mulutnya terbuka lebar. Benar-benar tak menyangka apa yang sudah ia lihat barusan.

'Brak' lagi, ada suara benturan. Reflek Ara membalikan tubuhnya dan melihat orang di belakangnya.

"Woy, kalau bawa motor pake mata dong!" Ara turun dari motor dan menyetandarkannya.

"Ya ampun, si blacki gue" heboh Ara saat melihat ada goresan di motornya hasil dari tabrakan orang tadi.

"Eh, ganti rugi gak" tuntut Ara sambil menaruh kedua tangannya di pinggang dan memasang muka garang.

"Salah siapa berhenti di tengah jalan" elak orang itu. "Lagian lo tuh ya, udah tahu sekolah udah masuk ngapain masih di depan gerbang?" Imbuhnya lagi.

"Eh asal lo tahu ya, kecebong anyut, gue tuh telat. Denger lo? TELAT! Tadi pas gue udah 5 meter di depan gerbang, dengan tiba-tiba gerbang ini ditutup dan gue gak bisa masuk" jawab Ara berapi-api. Mungkin kalau di dunia kartun, api itu sudah menyembur dari kedua telinga Ara.

"Hahahaha... telat lo? What? Telat? Berarti gue juga telat? Astaga, jam pertama ulangan sejarah lagi" kini giliran orang itu yang uring-uringan sendiri. Ia jalan berbolak-balik seperti setrikaan di depan Ara.

"Lo kira gue gak? Kan kita sekelas, Tuan Evano Gilang Reifansyah yang terhormat" Ara mendelik ke arah Evan, begitu juga dengan Evan kepada Ara.

"Hei hei hei... kalian ini lagi ngapain? Udah tahu telat malah pada pacaran ya" tiba-tiba Bu Laura datang. Beliau adalah guru BK yang paling killer seantero SMA NUSA INDAH ini.

"Idih, ga level banget Bu saya pacaran sama kecebong anyut" jawab Ara sambil memandang sinis ke arah Evan.

"Apalagi saya Bu, nanti bisa-bisa saya jadi vampire Bu. Diakan Anabelle" giliran Evan yang memberi pembelaannya.

"Gue bukan Anabelle, nama gue Arav-"

"Sudah sudah!" Belum selesai Ara menyampaikan argumennya, Bu Laura sudah memotong ucapannya.

"Kalian ini ya, sudah telat masih mengelak lagi. Sekarang ayok masuk dan terima hukuman dari Ibu!" Perintah Bu Laura dengan kejam.

"Tapi Bu, jam pertama saya ada ulangan sejarah" kata Evan yang mampu menghentikan langkah Bu Laura dan berbalik ke arah dua murid bandel itu.

"Kalian kelas 11 IPS B kan? Guru sejarahnya Pak Benu?" Tanya Bu Laura.

"Betul Bu" jawab Ara dan Evan serempak. Mereka saling toleh untuk melihat sesamanya, tak menyangka akan menjawab secara bersamaan.

"Tenang, beliau hari ini izin ada dinas luar kota. Jadi kalian gak ulangan" jawab Bu Laura "ayok cepet atau nanti Ibu tambah hukumannya!" Bu Laura berlalu dari hadapan mereka berdua.

Lagi-lagi Ara di buat schok. Jadi, setelah semalaman suntuk ia menghafalkan materi sejarah untuk ulangan, hingga ia telat pagi ini, tapi gurunya tidak ada? Sungguh pagi yang buruk.

"Eh, Anabelle ayok cepet masuk" kata Evan lantang. Ara tak sadar, ternyata Evan sudah melewati gerbang sambil menuntun motornya, sedangkan ia masih berdiri termenung di luar gerbang.

Akhirnya, dengan berat hati Ara menuntun si blacki kesayangannya dengan loyo. Ia benar-benar sudah tak bersemangat lagi hari ini.

***

"Eh Ra, kenapa si lo kok mukanya kusut banget kaya baju belum di setrika" tanya Felysia, sahabat Ara. Yang ditanya diam saja.

Ara benar-benar badmood sekarang. Setelah memarkirkan motornya, Ara dan Evan berjalan ke ruang BK untuk kembali menemui Bu Laura. Di sana, mereka mendapat kultum pagi-pagi dari Bu Laura dan beberapa guru BK lainnga. Mereka berdua hanya bisa diam, dan berharap semoga hukumannya tidak terlalu berat.

"Karena wc sudah dibersihkan kemarin, kalian aman dari hukuman itu. Sebagai gantinya, kalian harus menyapu dan mengepel mushola sekolahan dengan bersih" itulah hukuman yang diberikan Bu Laura. Cukup mudah, tapi tetap saja akan merasa lelah. Karena mushola sekolahan mereka cukup besar, dikarenakan juga siswa yang beragama islam lumayan banyak. 75%nya.

Setelah mendapat perintah, Ara dan Evan langsung mengerjakan tugas mereka dengan sungguh-sungguh. Waktu 1,5 jam setengah mereka habiskan untuk bebenar. Setelah laporan ke Bu Laura, mereka baru di izinkan untuk kembali ke kelas dan mengikuti KBM.

"Eh, Ara" kini Felysia mengguncang pundak Ara.

"E-Eh kenapa?" Tanya Ara bingung, ia benar-benar tidak fokus.

"Lo kenapa? Masih capek ya setelah di hukum tadi?" Tanya Felysia lagi. Ia benar-benar bingung, tak biasanya Ara seperti ini. Walaupun di hukum bersihin wc atau berdiri di depan tiang benderapuan ia tak akan pernah se galau ini.

"Gak papa kok Fe, gue lagi badmood aja"

"Beneran gak papa?" Ara hanya tersenyun tipis dan menggelengkan kepalanya lemah.

"Mau ke kantin?" Tanya Felysia lagi.

"Gak deh, gue di sini aja. Lo sama Ajeng aja tuh, biar dia gaul dikit gak main buku terus. Cantik-canti gitu tapi kurang gaul kan sayang" celetuk Ara sambil melihat permpuan berkacamata di pojok kanan depan. Namanya Ajeng Pramesti, anak paling pandai di kelas ini. Dia cantik, tapi sayang kurang bisa bergaul dengan teman yang lain.

"Bener banget lo, ya udah gue ajak Ajeng ya. Lo mau nitip?"

"Nitip brownis 2 ya, tadi gue belum sarapan. Oh ya sama minumnya juga"

"Oke" Felysia beranjang dari tempat duduknya di samping Ara dan kemudian melangkah menuju tempat duduk Ajeng untuk mengajak anak itu.

Ara benar-benar bingung, bukankah laki-laki itu baru kemarin mengatakan kata cinta kepadanya? Tapi kenapa tadi Ara melihat laki-laki itu berjalan dengan perempuan lain? Apakah Ara salah lihat? Atau salah sangka? Sepertinya ia harus tanyakan langsung kepada laki-laki itu.

[ZSS 5] My name is AraWhere stories live. Discover now