"Yoi," balas Putri sambil mengacungkan jempolnya. Adira bangkit dari kursinya menuju kursi yang berada dibelakangnya lalu melipat kedua tangannya diatas meja dan mulai menenggelamkan kepalanya disana.

Amira yang melihatnya maklum, lalu cewek itu mulai bergabung bersama Putri dan Syabila.

***

Bel istirahat berbunyi sejak tiga menit yang lalu, Adira baru terbangun dari tidurnya, melihat seisi kelas sudah sepi dan hanya ada beberapa teman sekelasnya yang memilih tinggal.

Cewek itu masih setia menaruh kepalanya di lipatan tangan dengan posisi miring ke kanan, malas untuk menyusul teman temannya ke kantin walaupun sebenarnya perutnya sudah berdemo minta diisi.

Adira memejamkan matanya sejenak, tak lama ada benda dingin menempel dipipinya. Cewek itu membuka mata, mendapati Arif yang berdiri disamping mejanya sambil memegang pop ice rasa stroberi.

"Nih, gue bawain. Gue tau lo laper," ucapnya sambil menyerahkan pop ice dan roti kepada Adira. Lalu cowok itu berjalan memutar dan duduk di kursi Amira.

"Bener ini untuk gue?" tanya Adira sambil melihat makanan dan minuman itu didepan matanya.

"Iya tapi ntar ganti uangnya."

"Dih gak ikhlas." Adira merogoh sakunya ingin mengambil selembar uang sepuluh ribuan.

"Bercanda kali, serius amat lo," ucap Arif lalu terkekeh membuat Adira ingin melemparkan kotak pensil milik Amira yang berada di depannya. Tapi dia urungkan, dia tak mau membalas perbuatan orang yang sudah berbuat baik kepadanya dengan perbuatan jahat.

"Btw, makasih ya."

"Santai aja sih udah kayak sama siapa aja." cowok itu menyenderkan tubuhnya di kursi milik Amira

"Lo gak ngantin?"

"Udah tadi, tapi gue ditinggalin sama Adrian ke ruang guru. Daripada sendirian mendingan gue balik ke kelas, terus ingat lo gak kekantin jadi gue beliin buat lo deh," jelas Arif

"Lha kan ada Putra."

"Lo gak sadar atau memang gak tau?" tanya Arif membuat Adira langsung menggelengkan kepalanya

"Enggak dua duanya."

"Tuh cowok dibelakang lagi ngegame."

"Ah? Masa?" ucap Adira merasa tak yakin

"Gak percaya?" Adira menggeleng, tak lama dari itu Arif sedikit memutar tubuhnya dan mengucapkan sesuatu "PUTRA."

Tiba tiba dari belakang ada tangan yang teracung "Hadir, ada apa manggil gue?"

"Gak ada, cuma ngetes kuping lo masih fungsi apa enggak."

"Sialan. Kalo gak penting gak usah manggil nama gue, gue masih ada urusan yang lebih penting dari kalian."

Arif berbalik keposisi semula "Gimana percayakan?" cowok itu menaik rurunkan alisnya.

Adira tertawa "Iyadeh percaya."

"Eh iya, denger denger mau ada persami di puncak khusus anak kelas 11. Tapi dibagi jadwal."

"Lo denger dari mana?"

"Tadi pas gue berangkat sekolah dan lewat koridor kelas Xll, anak cewek nya yang lagi berdiri didepan kelas sambil ngomongin gitu."

"Nguping dong lo?" tuding Adira

"Enggak. Suara mereka nya aja yang terlalu besar," ucap cowok itu tak mengelak dan tak membenarkan.

"Ye sama aja!"

"Ada bedanya. Kalo nguping itu kita diem diem denger pembicaraan orang, lah inikan beda gue gak sengaja lewat eh denger tuh berita."

Adira tertawa merasa kalah dengan cowok itu "Iya iya lo menang."

"Iya dong." Arif menepuk dadanya bangga.

"Eh, kalo beneran diadain, jadi gak sabar. Kayaknya seru kita ada kegiatan kemah di luar sekolah," ucap Adira antusias sedangkan Arif mengangguk anggukkan kepalanya.

"Gue kebelakang dulu ya?" ucap cowok itu lalu bangkit dari kursi tersebut.

"Beneran nih gak gue ganti uangnya?"

"Gak usah."

"Yaudah makasih ya!"

"Ngomong makasih sekali lagi gue marah sama lo."

"Iya iya, dih kayak anak kecil lo!" ejek Adira, cowok itu hanya mengedipkan sebelah mata lalu berjalan kebelakang mengambil gitar dan gabung berasama anak cowok yang lainnya.

Hari ini mungkin hari bahagia untuk Adira, sepertinya semua orang mencoba membuatnya tertawa bahagia. Semoga saja besok tidak ada hal yang membuat Adira sedih karena terlalu bahagia hari ini.

TBC

Halloha! Semangat untuk kalian yang udah mulai berkutat dengan tugas sekolah lagi:)

Jangan lupa vote dan comment biar gak siders

My Ice Senior [Complete]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ