18. First Kill.

6.6K 805 60
                                    

Hanya engah nafas takut yang menjadi teman di ruang bawah tanah tengah malam ini. Tak ada satupun dari dua tawanan seorang Kim Taehyung dapat berbicara karena sekarang ini mereka lebih memilih fokus untuk bermain kartu. Nyawa menjadi taruhan disini. Salah mengambil langkah, yang ada nyawanya melayang sia-sia. Makanya harus penuh ke hati-hatian dan fokus.

"Well, well. Kalian kaku sekali, padahal hanya bermain kartu." Ucapnya singkat sembari terkekeh. Kalau bukan nyawa taruhannya juga, pasti tidak akan kaku begini suasananya.

Di tempatnya, Jungkook tergugu. Ia juga khawatir akan kalah. Posisinya saat ini sama sekali tak menguntungkan. Ia kalah dua-kosong dengan pria paruh baya yang kini tersenyum kejam. Pemuda itu meyakinkan dirinya kalau ia akan menang karena tangannya selalu bernasib bagus. Tapi ia juga tak memungkiri kalau ia bisa kalah karena sekarang ini tak memiliki kartu Joker di tangannya.

Ia hanya memiliki karu delapan-hati, delapan-waru, tiga-wajik, dua-wajik dan tujuh waru- sama sekali tak memiliki induk yang akan membuatnya menang. Mungkin pria di depannya ini memegang semua kartu induk di tangannya. Ah, sial sekali hidupnya.

Sebentar, jenius.

Ia kan memiliki double eight. Itu kelihatan bagus.
Pria paruh baya di depannya kelihatan mengeluh sembari menarik nafasnya dalam-dalam. Wajah nya memerah karena kesal, mungkin. Jungkook menaruh double eight nya di lantai, menatap sang pria paruh baya dengan senyum manis yang terukir di bibirnya.

'Aku hanya memiliki kartu AS, tujuh-waru dan sepuluh-hati. Aku akan mati setelah ini.'

"DAMN IT! KENAPA AKU MELAKUKAN INI- AKH!!"
Jungkook terkejut begitu Taehyung dengan kasar menarik helaian hitam basah karena keringat pria paruh baya itu, mengjenggutnya tidak main-main.

"Berhenti bertingkah seperti anak kecil. Ini bulan playground, old."

'Akh- m-maaf. . .'

Taehyung tak peduli dengan itu. Pria itu sudah mati hati, perasaannya tidak akan tersentuh walaupun kau meraung di bawah kakinya.

"Kau menang, Jungkook."

"BENARKAH?" Tanyanya antusias. Pemuda manis itu memegang tiga sisa kartu dan kartu baru yang baru saja diambil barusan ditangannya erat begitu Taehyung mendekatinya. Sedikit takut namun hatinya senang karena Taehyung bilang bahwa ia pemenangnya.

"Apa yang kamu punya, Jungkook?"

"Aku mempunyai kartu AS. . ." Ucapnya takut-takut. Taehyung tersenyum dan menepuk kepala tawanan manisnya sekali.

"Baiklah. Aku rasa Jungkook memenangkan practice round-nya."

"Prac-. . .Practice round?" Jungkook lemas, ia kira sudah memenangkan seluruh permainannya maka bisa bernafas dengan lega. Bajingan dasar. Kenapa juga tidak bilang dari awal kalau yang dijalankannya adalah Practice round?

"Bukankah sudah jelas, Jungkook? Hidupmu ada di garis yang sama dengan pria paruh baya itu. Dan setidaknya kita buruh satu kali latihan sebelum memulai permainan yang lebih serius."

"Ingat, taruhannya bukan hanya sekedar uang atau barang. Tapi nyawa kalian. Jadi berhati-hatilah."

Kim Taehyung benar-benar bajingan yang hobi memainkan perasaan orang.

"Baiklah, bisakah kita mulai ronde pertama?"
Semoga saya bukan ia yang kalah.

Setidaknya itu yang Jungkook harapkan di tengah malam hari ulangtahunnya ini.

--------

Tidak ada kartu Joker. Hanya tinggal dengan enam-wajik, sepuluh waru, lima-hati dan kartu King.
Sedangkan pria paruh baya di depannya bisa tersenyum lebar karena mendapat Joker-dua dan tujuh-hati.

Killer +taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang