1. Sembilan Belas Tahun

5.8K 286 46
                                    

Seloyang kue spons dengan krim dan tatahan stoberi tersimpan manis di meja makan. Mengelilingi meja itu, duduk Natania dan kedua orang tuanya. Pak Eisorez merapatkan bibir dan matanya berkaca-kaca. Bu Eisorez menyeka air mata dengan saputangannya. Saputangan itu, berikut saputangan milik seluruh anggota keluarga Eisorez, disulam sendiri oleh sang ibu.

Hari ini memang hari yang spesial. Orang bisa melihat tanda-tanda spesial itu dari kue yang dipersembahkan khusus untuk Natania. Di Aprabeia, mentega dan gula bukanlah bahan makanan yang murah. Masyarakat kelas menengah ke bawah seperti keluarga Eisorez harus berpikir dua kali untuk membelinya.

Namun, hari ini mereka tak memedulikan itu. Hari ini Natania Eisorez berulang tahun yang kesembilan belas. Bagi masyarakat Aprabeia, sembilan belas adalah lambang kedewasaan dan gerbang menuju kehidupan yang sesungguhnya. Sembilan belas adalah usia ketika seseorang diizinkan mencari nafkah. Sembilan belas adalah usia ketika seseorang bisa memutuskan hidup sendiri tanpa dikira bermasalah dengan keluarganya.

Sembilan belas juga menjadi usia minimal yang diwajibkan untuk ikut serta dalam Pemilihan Jodoh.

Bagi Natania, praktik Pemilihan Jodoh jauh lebih konyol daripada kedengarannya. Pemuda-pemudi berusia 19-24 tahun dari seluruh penjuru Aprabeia diharuskan mengikuti Pemilihan. Profil-profil mereka akan diseleksi oleh pihak keluarga Kerajaan dan bangsawan yang membutuhkan pendamping hidup.

"Memangnya mereka tak bisa mencari sendiri?" ketus Natania suatu kali.

Natania merasa Pemilihan Jodoh merampas hak warga biasa seperti dirinya. Bagaimana jika ia jatuh hati pada sesama warga biasa? Bagaimana jika ia terpilih dan tak menyukai calon suaminya? Natania sering mendengar rumor akan kehidupan pernikahan mereka yang terpilih dalam Pemilihan. Tak semuanya buruk. Namun perbandingan kabar baik dengan kabar buruk hanya satu banding sekian.

Natania pernah mendengar si A yang tak dihormati oleh istri bangsawannya. Sang istri berfoya-foya, menghamburkan uang, dan mengingatkan siapa yang lebih kaya jika sang suami menegurnya. Ada pula kisah si B yang suaminya jarang pulang ke rumah. Ditengarai suami si B hobi minum-minum dan merayu setiap perempuan yang ia temui di bar. Yang paling parah adalah si C. Beberapa orang bersaksi perempuan malang itu sering keluar dengan lebam-lebam di wajah. Mereka yakin, perempuan itu adalah korban dari aksi kekerasan suaminya sendiri. Suaminya memang dikenal sebagai orang yang keras dan angkuh.

Tentu saja, mereka bangsawan dan rakyat Aprabeia diajari bahwa bangsawan dan keluarga Kerajaan adalah manusia suci. Tak boleh ada yang menjelekkan mereka. Tak boleh ada yang memberitakan keburukan mereka. Jika ada yang melanggar, Humas Kerajaan akan segera memanggil dan menindak mereka. Tak pernah ada yang tahu tindakan macam apa yang diberlakukan Humas Kerajaan. Namun, sudah jadi rahasia umum kalau Humas berhasil menjinakkan penentang paling keras sekalipun menjadi sepatuh anjing piaraan.

Wajarlah jika kini Natania menatap kuenya dengan muka masam, padahal kue yang dipersembahkan untuknya ini adalah kue favoritnya. Sama seperti pemberitaan mengenai keluarga bangsawan, Pemilihan Jodoh bukan hal yang bisa ia langgar. Petugas dari pihak Kerajaan rutin mengadakan sensus tahunan. Mereka akan tahu siapa saja yang telah menginjak usia sembilan belas tahun. Jika Natania menolak ikut serta, ia dan keluarganya harus rela mendekam di penjara.

"Sembilan belas ...." isak Bu Eisorez. "Kau sudah bisa ikut Pemilihan, Sayang!"

Tanpa sadar Natania mengepalkan tangan. Berlawanan dengan dirinya, Bapak dan Ibu Eisorez selalu berpikir Pemilihan Jodoh adalah hal baik. Kedua orang tuanya selalu ingin agar keluarga mereka naik derajat. Mereka ingin harga-harga bahan pokok tak lagi menjadi sesuatu yang perlu dirisaukan. Di Aprabeia menikahi bangsawan menjadikan seseorang bangsawan juga, begitu juga dengan seluruh keluarganya.

Chosen ✅Where stories live. Discover now