Don't Push Me (3)

2.7K 437 332
                                    

"Kang Daniel~..."
Jihoon mendekat dua langkah.

"Apa kau benar-benar ingin merubahku menjadi musuh lebih dulu? Baru setelah itu kau akan menerima perasaanku?" Jihoon mengikis satu langkah lagi.

Daniel nampak jelas tidak suka dengan argumen Jihoon.

Pria tinggi itu terlihat menautkan kedua alisnya yang berakhir dengan helaan napas panjang.

"Kenapa kau berbicara seperti itu?" Itu suara Daniel.

"Kau yang membuatku mengatakan hal itu Kang bodoh Daniel!"
Jihoon dengan kesal mencubit perut Daniel hingga pria tinggi itu sedikit meringis.

"Lihat saja, aku akan membuat kau jatuh dalam pesonaku!"
Jihoon berjinjit dan semakin mendekat dengan wajah yang ia hadapkan langsung pada Daniel.

"Dan-...akan aku rampas ciuman dari bibir mu itu"
Jihoon melanjutkan seruanya dan-...

Hening~~~

Kedua pipi bulat Jihoon dalam hitungan detik berubah menjadi seperti buah peach yang merona.

Menggemaskan sekali.

Jihoon berusaha menggoda Daniel tapi berakhir dengan dirinya sendiri yang merasa malu.

"Dasar bodoh!"

Jihoon mengkahiri kalimatnya dengan umpatan untuk kemudian berlari lebih dulu meninggalkan Daniel yang terlihat termenung.

"Untuk apa dibuktikan, kau bahkan sudah jatuh dalam pesonanya bukan?"

Daniel menoleh saat sosok Minhyun yang datang bersama Woojin.

"Apa maksudmu? Jihoon adalah sahabatku, aku tidak mungkin menyukainya" Daniel kembali berdalih.

"Lucu sekali, bahkan Minyun hyung tidak mengatakan bahwa kau menyukai Jihoon atau tidak" Woojin ikut ambil suara dan tawa Daniel segera menghilang.

"Aku hanya tidak ingin kau menyesal, kenapa kau tidak menerimanya sebelum dia meninggalkanmu?" Minyun yang kini sudah berada di hadapan Daniel itu berbicara dengan senyum ramah.

"Apa maksudmu dengan meninggalkan ku?"

Daniel nampak ragu dengan pertanyaan nya sendiri.

"Hyung, apa kau pikir perasaan seseorang bisa absolute? Jangan lupa, hal yang paling mengerikan adalah hati seseorang." Woojin meraih tali ransel kanan nya yang menurun.

"Kau akan tau bagaimana rasanya definisi kehampaan saat seseorang yang biasa mengisi hari-harimu pergi meninggalkanmu" Woojin melanjutkan kalimatnya dan berjalan meninggalkan Daniel dengan wajah datar.

Minhyun tersenyum.

Memandang Daniel dan Woojin secara bergantian untuk kemudan menggeleng kecil.

"Kalian sama bodohnya" Minhyun bergumam pelan.

"Apa?"

"Mungkin kata-kata Woojin tidak sepenuhnya benar, tapi tidak ada salahnya kau coba renungkan" Minhyun menepuk pundak Daniel dan berlalu, berjalan sedikit cepat untuk menyamakan langkahnya dengan Woojin.

"Ada apa?"
Woojin nampak tidak nyaman dengan Minhyun yang sejak tadi menatapnya.

"Aku pikir kau sudah semakin dewasa sekarang"

"Kau pikir aku masih anak-anak?"
Woojin menatap kesal Minhyun dan pria yang lebih tinggi disana terkekeh.

"Aku suka argumen mu pada Daniel, tapi tidak dengan sikapmu"
Kembali Minhyun berseru dan langkah Woojin terhenti.

NIELWINK || ONESHOOT^^Onde histórias criam vida. Descubra agora