FOREVER AND A DAY

2.9K 243 162
                                    

31 December~

Pukul 00:05 Nawink UP story ini.

Hanya ingin berbagi detik rasa yang baru saja berlalu beberapa menit yang lalu. Sebuah detik yang bahkan mampu dalam sekejap mata memisahkan 11 bintang sejak satu tahun ini bersama.

Nawink tau lebih dari siapapun hati kalian sedang terluka, karena Nawink merasakan hal yang sama. Merasa berat untuk melepaskan, merasa bangga dan sedih setelahnya. Sulit untuk digambarkan? Tentu.

Selama waktu satu tahun lebih itu bukan waktu yang singkat. Terlebih Nawink mengenal mereka sejak jaman awal acara Produce. Seperti menjaga 11 telur anak ayam yang kini menetas dan menjadi ayam-ayam yang mandari.

Terdengar lucu? Tertawalah-...itu jauh lebih baik dibandingkan dengan kalian menangis.

Tetap kuat guys, karena mereka juga sedang menguatkan hati setelah baru saja melepaskan kita.

Dan lagi--
Bukan bubar atau berpisah tapi Mereka baru saja melalui moment KELULUSAN.

Story ini Nawink buat berdasarkan kegalauan yang tidak mendasar. Maaf kalau banyak typo's nya guys.

.

.

.

Happy Reading---

.

.

.

Daniel terlihat duduk diatas tempat tidurnya dengan atensi sibuk menatap layar ponsel miliknya. Ibu jari pria itu terlihat men-scrol dan terus melakukan hal serupa selama lebih satu jam setelah kepulangan nya dari acara yang diadakan oleh MBC. Kedua alisnya sesekali menaut dengan helaan napas sesak di ujungnya.

Terlalu fokus pada layar ponsel bahkan Daniel tidak menyadari bahwa ada sosok pria manis yang sedang berdiri tepat diambang pintu masuk kamarnya. Jihoon, pria itu bahkan seolah enggan mengganggu waktu Daniel bercengkrama dengan ponsel nya. Sesekali Jihoon nampak ikut mengehela napas panjang dan disanalah atensi Daniel menoleh.

“Apa yang kau lakukan disana?” Daniel berseru dengan sebuah senyum mengembang seperti biasa.

Jihoon hanya memilih menjawab dengan sebuah gelengan pelan dan senyum simpul. Dirinya masih tertahan tepat diambang pintu. Menatap Daniel dengan atensi menyipit.

“Kemarilah” Daniel kembali berseru dan menepuk sisi tempat tidur agar Jihoon mau mendekat.

Jihoon tidak berjalan. Pria manis itu seperti mendapatkan lampu hijau segera berlari kecil dan ikut naik ke atas tempat tidur dimana Daniel duduk.

“Apa yang kau lihat, Hyung?” Jihoon berbicara dengan menatap atensi Daniel dari arah samping.

Daniel sempat terkekeh pelan sebelum menoleh kearah Jihoon dan berseru, “Berita mengenai tragisnya tanggal 31 December.”

Hilang.

Senyum yang sejak tadi Jihoon pertahankan kini tiba-tiba pergi tanpa permisi. Jawaban Daniel benar-benar sukses membuat hatinya terhempas kuat.

“Tidak-, jangan tunjukan raut wajah sedih itu” Daniel meletakan ponselnya dan mengubah posisi duduknya agar dapat berhadapan dengan Jihoon.

Pria manis dihadapan Jihoon itu hanya mampu terdiam dengan atensi menunduk. Jihoon terlalu peka untuk menyadari apa yang baru saja terjadi dan pria manis itu bukanlah seseorang yang pandai dalam menyembunyikan perasaanya.

NIELWINK || ONESHOOT^^Where stories live. Discover now