Ulang Tahun

26.8K 3.8K 440
                                    

●HAPPY READING●
~F E L L A S~

🍁

"5 juta won." Kata Renjun, sembari menengadahkan tangannya.

Yang mana itu membuat Mark lemas seketika. Ayolah, tidak ada yang gratis di dunia ini dan uang 5 juta won adalah upah yang Renjun minta dari awal karena mau menemani Saeron selama 5 hari tanpa ada keluhan dari Saeron.

Kalau dirupiahkan sekitar Rp.58.647.755

"Besok."

Renjun menggeleng, "Harus sekarang." Katanya tidak mau tahu.

Mark berdecak lantas merogoh dompet dari saku celana. Ia menatap Renjun dengan sorot tajam sebentar sebelum akhirnya melempar salah satu kartu untuk pemuda Jilin itu.

"Gini dong." Renjun mengantungi kartu itu.

"Awas aja sampe kepake lebih dari 5 juta, gue gantung lo di pohon mangga." Ancam Mark.

Dan Renjun hanya membalas dengan telunjuk dan ibu jari yang membentuk tanda 'oke'. Diraihnya tas sekolah dan meyampirkan di bahu kanan.

"Gue berangkat. Dah~" Kata Renjun lantas berjalan menjauhi Mark. Namun, langkahnya terhenti karena Mark menyerukan namanya.

Renjun berbalik, menatap Mark malas, "Apa lagi? Nanti gue telat."

"Anak yang kemaren lo temenin, hari ini ulang tahun." Kata Mark tiba-tiba.

Yang mana itu membuat Renjun memincingkan mata, "Terus?" Tanyanya.

Mark menggedikkan bahu, "I'm just telling you. Yaudah, sana berangkat!"

Renjun merotasikan mata, "Gak jelas." Cibirnya lalu benar-benar pergi dari radar Mark.

🍁

Kedua kelopak mata itu terbuka, bersamaan dengan kedua sudutnya yang tertarik membentuk seutas senyum.

Saeron langsung mengubah posisi menjadi terduduk di bibir kasur, senyuman masih terpatri di paras ayu itu. Kemudian, ia bergegas mengambil seragam dan bersiap pergi ke sekolah.

Itu tidak terlalu lama, setelah bersiap, Saeron bergegas ke ruang makan. Berharap di sana kakaknya sudah menunggu untuk sarapan bersama, tetapi yang Saeron temui hanyalan tudung saji dan sticky notes di pintu kulkas.

Helaan napas kasar keluar, saat selesai membaca pesan berisi permintaan maaf Yeri yang harus berangkat terlalu pagi karena ada urusan medadak. Ah, searanh kakaknya itu menjadi wanita sibuk dan Saeron tidak menyukainya.

Ditariknya kursi makan, Saeron membuka tudung saji lantas mulai menyantap sarapannya dengan tidak semangat.






"KIM SAERON!"

Saeron melompat kecil mendengar teriak itu, refleks berbalik. Ia menghembuskan napas pelan, saat mendapati Siyeon di ujung koridor tengah berlari ke arahnya.

"Jangan teriak! Pada ngeliatin tau." Kata Saeron, saat Siyeon sudah berdiri di hadapannya.

Siyeon mengedarkan pandangan kemudian menggedikkan bahu, "Biasa. Artis, makanya pada ngeliatin." Balasnya cuek.

[1] Bullying ; Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang