Hari Terakhir

26.6K 3.8K 436
                                    

●HAPPY READING●
~F E L L A S~

🍁

"Nggak usah. Kamu duluan aja, nanti aku ke kafe sendiri." Saeron menolak tawaran Jinyoung yang ingin mengantarkannya ke kafe. Ayolah, Saeron tidak enak hati.

Jinyoung mengernyit kemudian menggangguk, "Yaudah, gue duluan yaaa. Semangat!" Ia mengcak rambut Saeron sebelum akhirnya pergi.

Saeron mengerjap, senyuman tipis tercipta. Enggan terlihat gila, ia memilih untuk memasukkan alat ujiannya ke tas, diedarkannya atensi untuk sekeliling kelas.

Anak-anak sudah keluar semua, kecuali Renjun tentunya.

"Ayo pulang!" Ajak Renjun tiba-tiba, ia hendak berjalan melewati Saeron tetapi Saeron menahannya.

Renjun berbalik, menatap Saeron lekat sebelum akhirnya menatap ke arah pergelangannya. Yang mana itu membuat Saeron dengan segera menarik tangannya.

Saeron merogoh kunci rumah dari tas dan menyerahkannya untuk Renjun, "Kamu pulang duluan ya, aku ada partime."

Renjun mengernyit, "Terus gue gimana?"

"Ya pulang duluan," Saeron mengulangi perkataannya, "Ini kuncinya." Tambahnya.

"Terus lo gimana?"

"Enggak gimana-gimana, aku pulangnya agak sorean." Balas Saeron lalu berdiri, ia meraih tangan Renjun dan meletakkan kuci rumah di telapak tangannya.

"Aku duluan, Dah~!" Saeron berjalan melewati Renjun, namun ia kembali melangkah mundur karena Renjun menarik tasnya.

"Hih, kenapa?" Tanya Saeron, tentu saja kesal ditarik seperti itu.

Renjun menatap Saeron lekat, kemudian ia menunduk dan menghela napas pelan sebelum akhirnya kembali menengadah, "Gue temenin." Katanya lantas berjalan meninggalkan Saeron.

Saeron mengernyit, "Temenin apanya?" Tanyanya sedikit berteriak karena Renjun sudah berada di depan pintu kelas.

"Partime." Balas Renjun lalu pergi, meninggalkan Saeron yang mengerjap kebingungan.

🍁

Saeron kira, waktu Renjun mengatakan ia ingin menemaninya partime adalah omong kosong belaka, ternyata tidak. Pemuda Jilin itu terlihat sedang memainkan ponsel di bangku pojok kafe ditemani vanila latte.

Ini hari terakhir, karena besok kakaknya sudah kembali dari perjalanan bisnisnya. Dan selama lima hari ini, Saeron tidak tahu Renjun itu sebenarnya seperti apa?

Dia galak, tetapi perkataannya terdengar peduli, dia menyebalkan, tetapi juga bisa menjadi menenangkan. Seperti saat megajarinya mengerjakan soal contohnya.

"Heh! Awas kesambet!" Nakyung menyenggol lengan Saeron pelan.

Saeron mengerjap, kemudian menoleh untuk Nakyung, pegawai baru yang sudah bekerja selama 3 minggu terakhir.

"Apaan sih!" Kata Saeron disertai kekehan, selanjutnya ia melanjutkan pekerjaan membereskan meja pemesanan.

"Sanha gak masuk ya?" Tanya Saeron yang baru sadar kalau sedaritadi tidak ada Sanha di sini.

[1] Bullying ; Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang