Kalian akan memasuki kehidupan misterius yang dialami oleh seorang perempuan

Prolog

Hai,aku adalah anak tunggal dari keluarga gumilang. Aku tinggal di suatu rumah sederhana di daerah lembang. Rumahku terdiri dari tiga kamar,satu ruang keluarga,dapur,dan halaman belakang yang di penuhi oleh tanaman-tanaman yang cantik.
Aku suka sekali membaca. Biasanya aku membaca di halaman belakang. Yang pasti sudah di sediakan kursi khusus untuk aku membaca. Kursi itu sangat lah nyaman untuk membaca. Letak nya ada di bawah pohon rindang. Jadi kalo membaca saat siang hari aku tetap bisa membaca di sana.
Aku mempunyai hewan peliharaan yaitu anjing. Anjing nya kuberi nama Musi. Tidak tahu dengan alasan apa aku memberi namanya musi. Hanya nama itu yang ada di pikiranku saat itu.
Keluarga ku terdiri dari ayah yang bernama Sumiato Rahman Gumilang. Dan ibuku yang bernama Elis Kurniya Ningsih. Mereka menyayangi ku dan sangat memanjakanku. Aku sangat senang menjadi anak mereka.
Pasti kalian bertanya-tanya tentang nama ku. Dan nama ku adalah Nirya Velyn Gumilang. Ya,aku bisa dipanggil Vel.
Kalian akan mulai memasuki cerita hidupku yang bisa di bilang aneh,misteri,dan mungkin bisa
dibilang horror.
Kehidupan itu di mulai dari Kamis siang. Hari kamis itu membuat kehidupan ku berputar tiga ratus enam puluh drajat.
     Itu alasan mengapa aku sangat benci hari kamis. Hari kamis membuat kejadian di dalam hidupku semakin menyeramkan.
      Seakan-seakan aku masuk dalam mimpi-mimpi buruk yang selalu ada. Ya,walaupun itu bukan mimpi. Itu kejaidan yang terjadi kepadaku setiap hari.
     Aku bingung harus kemana aku berlindung. Kalau aku berlindung ke Ayah dan Ibuku itu sama sekali tidak akan berhasil. Mereka mengira aku ini hanya mengada-ngada kejadian demi kejadian yang aku ceritakan kepada mereka.
       "tentang sayang itu hanyalah mimpi buruk saat kau tidur" kata Ibuku dengan santainya. "Apasih  sejak kapan anak Ayah sering mengapa-ngakak?" Kata ayah ku,dan setiap dia berbicara seperti itu setelah nya pasti diiringi deniability tawa.
      Aku sudah muak dengan kehidupanku.