R ~ Sebelas

28.1K 441 41
                                    

REASSEMBLED11

Lelaki itu tersenyum kecil melihat sosok perempuan yang dua puluh menit terakhir ini ia tunggu keluar dari mini market. Dylan, lelaki itu menegakkan posisi duduknya, menatap Lexa yang berjalan ke arah mobilnya dengan tas belanjaan di tangan kanan, dan sekotak susu cokelat di tangan kirinya. Kini keduanya sedang berada di sebuah mini market dekat asrama Lexa. Setelah meminta maaf dan dimaafkan langsung oleh Lexa, Dylan menanyakan Lexa alasan Lexa tadi terlihat buru-buru padahal malam sudah larut. Calon istri Dylan itu menjawab ingin ke mini market, lalu Dylan menawarkan untuk mengantar Lexa.

Sepanjang perjalanan menuju mini market—yang sebenarnya hanya lima menit, Lexa bertanya tentang rambut Dylan yang basah. Lelaki itu lantas menceritakan kejadian yang ia alami sebelum datang ke asrama Lexa; mendapat 'siraman' air putih dari Angel.

Pintu penumpang terbuka, Lexa lalu duduk di samping Dylan dan menutup pintu. Gadis dengan hoodie abu-abu itu meraih ranselnya dari jok belakang dan memindahkan satu bungkus pembalut ke dalamnya. Setelah itu ia kembali meletakkan ransel dan tas belanjaannya ke jok belakang.

"Jadi kamu beneran pms?" tanya Dylan sembari mulai menyalakan mesin mobil.

"Iya. Kan aku cewek dewasa," jawab Lexa santai, "Kamu? Beneran kamu tadi disiram air sama Kak Angel?"

"Iya, masa nggak percaya, sih?"

Lexa menggeleng, "Setahuku, Kak Angel itu baik."

"Setahuku juga gitu. Untung dia salah satu karyawan terbaik, coba kalau nggak. Udah aku pecat." canda Dylan.

"Lagian kenapa sih, Kak Angel sampai marah?"

"Gara-gara kamu marah sama aku. Yang namanya nggak pernah ngadepin cewek marah, gimana sih, Lexa? Aku bingung. Aku ceritainlah soal kejadian tadi ke mereka, mereka ikutan marah." Dylan mengangkat bahu, mengalihkan fokusnya terhadap jalanan, tetapi sambil melanjutkan, "Plus, to be honest, i want to know more about you—dengan tanya ke mereka, tapi gagal."

Lexa refleks menoleh pada Dylan. Gadis itu kembali mengamati wajah pria di sisinya yang sedang fokus menyetir. Lelaki ini memiliki hidung mancung yang lancip di bagian ujung. Ada tahi lalat di pipi kirinya, berjarak beberapa senti dari ujung bibir. Bulu mata Dylan lumayan lentik untuk ukuran lelaki 28 tahun. Ketika dilihat lebih seksama, dua alisnya melengkung tidak simetris dan tidak setebal alis Lucas. Meskipun begitu, cambang dan jambul yang dimiliki pria itu sama persis seperti milik Lucas.

Lexa menyunggingkan senyum tipis, jemarinya terulur untuk mengusap pipi Dylan. Di atas pipi yang membalut rahang tegas itu sudah tidak ada lagi rambut tipis seperti pada pertama kali mereka bertemu. Tingkah Lexa barusan membuat Dylan sedikit terkejut, tapi ia tetap fokus pada jalanan di depannya. Mobil Dylan berbelok, memasuki area halaman asrama. Kemudian, lelaki itu mematikan mesin mobil dan menoleh pada gadis di sampingnya. Lexa sudah tidak mengusap pipinya. Namun, gelanyar hangat yang gadis itu timbulkan masih membuat Dylan terdiam.

Pandangan keduanya bertemu. Untuk beberapa puluh detik, keduanya saling menatap, menyelami pikiran masing-masing hingga Lexa berucap, "Mulai sekarang kalau kamu mau tahu tentang aku, tanya langsung sama aku. Jangan tanya sama orang lain karena kadang aku memakai topeng di depan orang lain." Lexa memberi penekangan pada kata topeng, membuat Dylan mengernyit, tersenyum miring.

"Topeng?" tanya Dylan. Tangan kirinya terulur untuk mencubit pipi Lexa, membuat Lexa mengaduh kesakitan.

"Aw!"

"Coba lepas topeng kamu." Dylan masih mencubit pipi Lexa pelan.

"Dylan, sakitt!" pekik Lexa seraya menepis tangan Dylan dengan kasar.

The Boss Kissed Me - (Reassembled)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang