PART 12

45.5K 2K 50
                                    

"Kau lelah?"

Zahra yang sedang memandang ke arah para tamu undangan lalu mengalihkan pandangannya.

"Kau lelah?" Ulang Jordi sambil menatap aneh ke arah istri nya itu.

Ah jika menyebut gadis di sampingnya ini sebagai istri ada desiran aneh di dalam hati Jordi.

"Hmm gak kok mas, c-cuma kaki aku pegal, mungkin karena tinggi hak sepatu nya." Gadis itu lalu menunduk malu setelah berbicara dengan suami nya.

"Jantung! Jangan gerak-gerak kencang dong, Zahra jadi takut nih!"

"Eh! Mas mau apa!" Ucap Zahra lalu memundurkan tubuhnya.

Sementara Jordi yang sedang jongkok di kaki Zahra hanya menatap datar ke arah istri nya. "Kalau kaki mu sakit karena sepatu tinggi ini, lepas saja." Laki-laki itu lalu mendorong pelan tubuh Zahra agar duduk di pelaminan, lalu ia dengan lembut membuka sepatu Zahra. "Nanti akan aku suruh Tante mencari sepatu yang tak memiliki hak."

Zahra hanya bisa terdiam mematung menatap Jordi, gadis itu lalu mengangguk dengan patuh.

"Zahra!!!"

Kedua pasang suami-istri itu lalu menoleh ke arah suara teriakan.

Mata Zahra berbinar bahagia saat melihat seseorang yang sedang menuju ke arah nya. "Iren!!!" Teriak Zahra tak kalah kencang nya.

Jordi lalu menutup kuping nya dengan kesal, mata elang nya lalu menatap tajam ke arah Zahra. Bagaimana bisa gadis bertubuh kecil seperti Zahra bisa memiliki suara teriakan yang sangat kencang.

Kedua sahabat itu lalu saling berpelukan dan melepas rindu. Iren yang tadi nya bahagia kini malah menangis. Gadis itu menatap kesal ke arah sahabat nya. "Kamu ini kalau menikah bilang-bilang! Masa aku tinggal gitu aja, seharusnya siapin dong calon untuk aku." Ucap Iren dengan kesal. "Kan kalau gini aku jadi sedih, huwee!"

Zahra menatap Iren dengan perasaan tak enak, benar kata Iren. Ia sangat mendadak ketika mengatakan bahwa dirinya akan segera menikah. Malahan saat itu Iren sedang pusing mengerjakan tugas kuliah nya, dan tiba-tiba Zahra menelfon nya jika ia akan menikah besok pagi.

Iren yang saat itu sedang di ajar privat oleh pak Guntur langsung meluncur ke rumah gadis itu.

"Loh, kan udah ada abang, Iren mau cari siapa lagi hmm."

Zahra dan Iren lalu mengalihkan pandangannya ke arah seseorang yang sedang naik ke arah pelaminan.

"Ini makanan kalian, mama bilang dari tadi siang kalian belum makan." Ucap Faris lalu meletakkan nampan yang berisi makanan untuk Jordi dan Zahra di atas meja yang terletak di samping mereka.

"Eh hmm kalau gitu aku turun dulu ya Ra, hehehe perut aku udah lapar nih." Ucap Iren sambil memelas ke arah Zahra. "Eh pak Jordi, saya Iren sahabat Zahra. Hmm saya turun dulu ya, selamat atas pernikahan kalian, jaga sahabat saya baik-baik, permisi."

Zahra memandang bingung ke arah sahabatnya itu, kenapa Iren tampak buru-buru.

"Ah kalau begitu abang turun dulu ya dek, permisi." Ucap Faris lalu turun dari pelaminan.

Jordi dan Zahra kembali di tinggal oleh tamu, mereka berdua lalu duduk dan menatap lurus ke arah para tamu undangan. "Makan." Zahra mengalihkan pandangannya ke arah Jordi.

Laki-laki itu sedang menatap intens ke arah istri nya sambil menyodorkan sebuah piring yang berisi makanan untuk nya. Zahra hanya bisa meneguk air ludahnya dengan kasar, lagi-lagi perlakuan sederhana yang Jordi berikan sukses membuat jantung nya berdetak dengan kencang.

"Mas gak makan?" Tanya Zahra sambil mengambil piring yang di berikan oleh Jordi. "Kita makan sepiring berdua, mereka mau ngerjain kita, piring nya cuma ada satu."

"Aaaaa!"

Gadis itu hanya mengangguk dengan paham. Ia lalu duduk menghadap ke arah Jordi. "Sial!" Zahra lalu menatap bingung ke arah Jordi, apa laki-laki itu baru saja mengumpat? "Sendok nya cuma satu, apa saya turun untuk mengambil kan nya?"

Zahra lalu menatap ke arah piring makan mereka. "Hmm kalau begitu mas saja yang makan, Zahra nanti saja." Ucap Zahra pada akhirnya. Hati gadis itu kesal dengan seseorang yang sedang mengerjai mereka.

"Aaa."

Zahra melebarkan mata nya ketika melihat satu suapan sedang mengarah ke arah nya. Sontak gadis itu lalu menerima nya, ia lalu mengunyah makanan yang Jordi suap, sambil menatap gugup ke arah suaminya.

Kedua nya lalu makan dalam diam, dengan Jordi yang menyuapkan makanan nya ke arah Zahra lalu ke arah nya secara bergantian hingga makanan itu habis.

* * *

Acara resepsi pernikahan mereka sudah berakhir dari beberapa jam yang lalu, Zahra duduk di dalam kamar nya sambil menatap gugup ke arah sekitar nya. Jordi belum masuk ke dalam kamar mereka, dan hal itu tambah membuat Zahra gugup.

Di rumah yang sangat besar ini hanya di tinggali oleh Zahra, Jordi dan beberapa pelayan serta bodyguard.

Zahra sudah berganti pakaian, gadis itu sudah wangi dan siap untuk tidur. Namun, rasanya itu sangat tidak sopan jika meninggal kan Jordi untuk tidur duluan.

Ceklek.

Deg.

Mata Zahra mematung ketika menatap ke arah pintu.

Jordi masuk dengan keadaan yang sama seperti nya, sudah berganti pakaian dan tentu saja wangi. Namun kening gadis itu berkerut ketika melihat bahwa Jordi masuk sambil membawa sebuah map yang ia pegang.

"Kau bisa membaca bukan," ucap nya sambil memberikan map itu ke arah zahra. "Baca lah."

Kontrak pernikahan selama 3 tahun :


1. Selalu patuh pada tuan Jordi.

2. Selalu menerima perlakuan tuan tanpa ada perlawanan.

3. Jika suatu saat nanti ada terjadi kesalahan seperti nyonya Zahra hamil, maka akan di bicarakan lagi. Di gugurkan atau di pertahankan kan.

.
.
.

Dibuat oleh Ali Sanjaya selaku pengacara pribadi Tuan Jordy alfurqan.

"Kau pasti wanita yang cerdas bukan, dan tentu saja kau tau akibat jika menikah dengan mafia seperti ku," ucap nya dengan nada datar. "aku tidak akan segan-segan untuk menghukum mu jika kau berbuat kesalahan sedikitpun. Maaf tapi aku bukan suami idaman yang kau harapkan, aku tak akan memandang bulu jika kau berani menyulut emosi ku."

Zahra hanya diam mematung sambil menatap lirih ke arah map yang berada di tangan nya. Air mata gadis itu jatuh dengan bebas, hati nya terasa sangat sakit. Seperti ini kan pernikahan yang ia dapat.

"Aku tidur, kita tetap berhubungan layak nya suami-istri, kau menurut aku akan baik padamu. Selamat malam."

Zahra hanya memandang sekilas ke arah suami nya yang sudah mulai mengambil posisi nyaman nya di atas kasur. Hati Zahra terasa sangat sakit, sangat rendah kah diri nya di mata Jordi hingga pernikahan nya saja harus memakai perjanjian seperti ini!

* * *

Wahyu retsyafani
14:42 WIB.

MAFIA VS MUSLIMAHWhere stories live. Discover now