PART 5

46.3K 2.3K 8
                                    

Di dalam ruangan bernuansa putih itu, tampak seorang gadis tengah terbaring di sebuah kasur. Tubuh kecil nya tampak sangat lemah.

"Nghh."

Gadis itu melenguh pelan, mata indah nya mulai terbuka dengan pelan, sesekali mata itu berkedip dengan pelan untuk mengadaptasikan penglihatannya.

"Kau sudah bangun?"

Zahra menoleh dengan cepat ke arah sumber suara. Mata gadis itu lalu melebar karena takut.

"Hmm saya ada di mana?" Tanya Zahra dengan gugup. Gadis itu lalu sedikit menundukkan kepalanya.

"Terimakasih telah menemani keponakan ku 3 hari yang lalu."

Zahra menatap bingung ke arah pria yang sedang berdiri tinggi di samping nya. "T-tiga hari?" Tanya Zahra sambil memastikan pendengaran nya. "Apa saya tidak salah dengar?"

Pria itu tampak menatap malas ke arah Zahra. "Maafkan anak buah ku, dia malah menembak mu. Dan ya, kau tak sadarkan diri selama tiga hari, setelah ini kau boleh pulang, permisi." Ucap nya dengan datar, pria itu lalu segera meninggalkan Zahra yang mematung di tempatnya.

"Tiga hari! Selama itu kan aku pingsan! Ya Allah, bibi pasti marah!" Gumam Zahra dengan takut.

Gadis itu segera bangkit dari kasur, dengan tergesa-gesa Zahra melepas infus yang masih tertancap di tangan nya. Gadis itu menoleh ke arah tubuh nya. "Fyuhh aku masih mengenakan pakaian." Ucap Zahra dengan pelan.

Dengan cepat Zahra mengambil tas dan semua barang nya.

Ia melangkah kaki nya menuju ke arah resepsionis rumah sakit.

"Permisi, saya pasien atas nama Zahra Al-Kahfi, hmm berapa biaya administrasi nya?" Tanya Zahra dengan sopan ke arah resepsionis tadi.

Sementara itu sang resepsionis lalu mengecek data-data Zahra. "Maaf Bu, semua administrasi ibu telah di bayar oleh tuan Jordi." Ucap nya.

Zahra hanya mengangguk dengan paham. Gadis itu akan berterimakasih jika bertemu dengan tuan Jordi. "Baiklah terimakasih." Ucap Zahra dengan sopan.

Setelah keluar dari rumah sakit, Zahra lalu melihat-lihat ke arah jalan raya, berusaha mencari halte bus yang ada.

Beruntung nya Zahra karena ia menemukan sebuah halte bus. Dengan langkah yang cepat, Zahra lalu berjalan ke arah halte, ia duduk di sana sambil menunggu bus yang akan datang.

Tin tin.

Gadis itu mendongak kan kepalanya.

Zahra lalu menatap aneh. Bukan bus yang datang, melainkan sebuah mobil yang berhenti di depan nya.

"Butuh tumpangan nona?"

Mata Zahra membulat dengan lebar.

"Pak Guntur!"

Laki-laki yang bernama Guntur itu lalu turun dari mobil nya, ia lalu berjalan ke arah Zahra. "Apa kamu baru saja keluar dari rumah sakit, kamu sakit?" Tanya Guntur sambil berbasa-basi.

Zahra sedikit gelalapan. Ia sangat gugup. "Ah kurasa kamu memang sakit, soal nya Iren memberi tahu bahwa kamu izin sakit, pantas saja kamu tidak masuk 3 hari ini." Ucap Guntur sambil tersenyum manis ke arah Zahra.

Mungkin jika gadis lain yang diberikan senyum manis oleh Guntur pasti mereka akan luluh, namun saat ini bukan saat nya Zahra terpesona oleh dosen muda + tampan di depan nya. Gadis itu malah berdoa di dalam hati agar Guntur tak mengetahui kebohongan Zahra. "Hmm i-iya pak, saya habis rawat inap, dan hari ini udah boleh pulang." Jawab Zahra dengan gugup. Di dalam hati nya Zahra selalu berdoa kepada Allah agar Guntur tak mengetahui kebohongan nya.

Meskipun Guntur itu dosen muda + tampan, tapi laki-laki di depan nya ini adalah salah satu kandidat dosen terkiller di kampus nya.

"Hmm bagaimana jika ku antar pulang, kebetulan langit sudah gelap, dan kamu tahu, bus nya entah kapan akan datang." Ucap Guntur dengan ramah.

Zahra lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Hmm maaf pak, bukannya menolak tapi saya lebih baik menunggu bus saja, tak baik jika laki-laki dan perempuan berduaan di dalam mobil nanti nya." Ucap Zahra dengan lembut.

Guntur lalu cukup kaget akibat penolakan yang di berikan Zahra.

"Hmm baiklah, kalau begitu saya permisi dulu. Semoga besok kamu sudah bisa kembali kuliah, kasihan Iren, dia sangat kesepian." Ucap Guntur sambil menatap ramah ke arah Zahra.

Zahra lalu mengangguk dengan pelan ke arah Guntur.

Tin tin.

Mobil Guntur mulai menjauh dari pandangan Zahra.

Gadis itu masih diam di halte bus, menunggu hingga kendaraan umum itu datang dan membawa nya pulang ke rumah. Tak selang beberapa lama kemudian, bus pun datang. Zahra mulai menaiki bus itu.

Perjalanan dari rumah sakit menuju rumah nya memakan waktu selama 20 menit.

Setelah bus itu sampai di halte pemberhentian di sekitar kompleks tempat Zahra tunggal, ia segera melangkah keluar dan menuju ke arah rumah nya.

Kini Zahra malah merasa tak enak dengan bibi nya, Zahra yakin setelah ini pasti sang bibi akan marah besar.

Tok tok tok.

Dengan pelan Zahra mengetuk pintu rumah nya.

Ceklek.

"Assalamualaikum, Zahra pulang." Ucap Zahra sambil menundukkan kepala nya.

"Waalaikumsalam! Ya Allah Zahra, kamu dari mana aja, kami semua khawatir karena kamu." Ucap Nala dengan kencang sambil memeluk erat tubuh Zahra. "Kamu dari mana aja!"

Zahra lalu menunduk dengan dalam. Ia malu, sangat malu! Semua orang khawatir karena diri nya.

"Zahra! Sudah pulang kamu!"

Zahra tambah takut ketika mendengar teriakan kencang yang ia yakin adalah milik sang bibi. "Maaf bi, Zahra gak ngabarin kal-"

Plak.

Satu tamparan keras mendarat di pipi gadis itu.

Zahra hanya menunduk dengan perasaan bersalah, ia pantas! Sangat pantas mendapatkan tamparan ini. Bagaimana pun juga, Zahra tahu betapa cemas nya sang bibi selama 3 hari ini. "Maafin Zahra bi, maaf." Lirih Zahra sambil menatap sedih ke arah bibi nya.

"Kemana aja kamu selama 3 hari ini Zahra! Apa kamu tidak tahu betapa cemas nya bibi! Kemana saja kamu!" Teriak wanita parubaya itu dengan kencang.

Wanita parubaya itu lalu mencengkam kuat lengan Zahra, ia menangis sambil menatap penuh kecewa ke arah keponakannya ini. "Kemana saja kamu! Bibi datang ke rumah Iren dan tidak menemukan kamu di sana! Kemana saja kamu!" Teriak nya sambil mengguncang tubuh Zahra.

"Mama! Darah!" Teriak Faris yang baru saja turun.

Ia cukup terkejut saat melihat aliran darah yang mengalir dari tangan Zahra.

* * *

Wahyu retsyafani
12:19 WIB.

MAFIA VS MUSLIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang