Extra Part

15.1K 1.8K 229
                                    

"Cheers! To Aska!" seru Joseph sambil mengacungkan gelas minumannya yang berisikan scotch ke arah Aska dan Alex.

"Congratulation, Ka! You made it!" ucap Alex tak kalah gembiranya.

Aska hanya mengangguk sopan, ikut minum seteguk dan meletakkan gelasnya kembali ke atas meja. Dia baru saja menutup kontrak kerjasama senilai two billion dollar tadi siang.

"I'm still wondering, why you chose to be a doctor back then," seru Jo keheranan.

Tersenyum simpul, Aska menjawab. "Because I can."

Alex tertawa, menepuk-nepuk bahu Aska lalu merangkul bahunya, bangga. "Praise the Lord you are here now!"

Alex boleh saja berbangga ria dengan anak didiknya. Aska berbakat, sangat berbakat menjadi pebisnis. Instingnya tajam, dia juga pandai mengenali peluang, ambisius, tidak bisa diatur, dan luar biasa keras kepala. Mengingatkan Alex akan dirinya saat muda dulu.

Aska hanya bisa tersenyum tipis menanggapi pujian dua orang itu. Jika bukan karena bunda mengatakan hal yang akhirnya membuat dia bisa berpikir jernih akan jalan yang harus dia ambil.

"Pa, I need to help Lee. I have to!" seru Aska gusar. Setelah dia memastikan Leonore selamat, dia segera menemui papanya di rumah.

"Kamu hanya 'tunangannya', Ka. Jika sudah berkaitan dengan Alex, tak ada yang bisa kita lakukan," sahut AJ mencoba menenangkan Aska yang dari tadi berjalan mondar-mandir.

"Bisa kan langsung aku nikahin aja, biar dia putus hubungan sama keluarganya."

"I'm gonna kill you if you do that! Kasihan Zeta, Ka!" sambar Grace.

"Hmmm, bisa sih begitu, tapi Leonore will get nothing from Alex."

"Adrian!" sembur Grace.

"Aku kan cuma kasih tau, Gracie. Ga masalah juga kalau Leon lepas dari keluarganya, hidup dia masih bisa terjamin di sini. I'm gonna make sure for that. Tapi Alex ga akan berhenti ganggu keluarga kita kalau Aska nekat menikah tanpa restu dia."

AJ menghela napas dalam-dalam, menyentuh dagunya, berpikir keras sebelum akhirnya bersuara. "Tapi kalau kamu pikir itu cara paling tepat, Ka. You've got my back."

"No! No! No! Pasti ada cara lain!" Grace menentang keras. "Lagipula, Ka. Yang dialami Leonore itu mental illness. Metalnya yang terganggu, kamu pikir kasih dia pressure dengan menjauhkan dia dari keluarganya itu pilihan yang tepat? She needs everyone's support! Ga hanya dari kita, yang paling utama tentu aja dari keluarganya!"

"Tapi dia ga sanggup kerja di bawah tekanan daddy-nya, Bun!" pekik Aska kesal.

AJ yang sekarang sudah duduk di sofa memanggil Aska, pelan. "Sit down, son! Take a deep breath."

Walau bersungut-sungut, Aska menurut.

"What Alex really wants is an heir, a son. Dia jauh lebih menghargai laki-laki daripada perempuan."

"I know, I know, itu pikiran picik, Gracie," sela AJ sebelum Grace yang mendelik kesal melontarkan makian kepada Alex.

"Vega tak berminat sama sekali dengan bisnis dan Alex memang selalu memandang dia dengan sebelah mata. Starla is good, tapi dia sendiri mengaku kalau Alex membuat dia gila dengan segala tuntutannya. Sepertinya dia lega saat punya alasan kuat untuk meninggalkan family business. Yang tersisa hanya Leonore untuk menampung semua beban. Namun apa yang bisa dia lakukan jika Alex tak percaya dengan kemampuannya," jelas AJ

Askari's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang