Five

10.5K 1.9K 189
                                    

Aska terpaksa bangun karena sinar matahari tiba-tiba menyorot kamarnya tanpa ampun. Dia mengerang, kepalanya masih pusing sisa semalam.

Ingin memaki siapapun yang berani memasuki kamarnya, namun saat melihat Bunda yang berkeliling dan membuka jendela dengan paksa, hal itu dia urungkan.

"Bundaaaaa, masih ngantuk!!!!" erangnya menutup kepala dengan bantal.

Namun memang dasarnya Grace agak kejam, bantalnya ditarik paksa.
"Udah siang! Siapa suruh pulang pagi?"

Kali ini Aska berguling telungkup di tempat tidur demi melindungi matanya dari cahaya.

"Jadi, mending aku ga pulang sekalian ya?"

Grace menjewer telinga anaknya. "Kamu tuh ngeselinnya bukan main. Bangun!! Udah jam 10.00! Kamar kamu jadi bau alkohol begini! Mobil kamu mana?"

Aska mengerang, memaksakan diri untuk duduk lalu mengacak-acak rambutnya sendiri. "Ku taro di tempat Derek. Kan kalau mabok ga boleh nyetir. Pulang naik taksi kok. Nanti kuambil deh.

Eh, aku ada janji sama Leonore hari ini. Bun, pinjem mobil!"

Mata Grace menyipit, kali ini dia menarik cambang Aska. "Seenaknya sendiri! Pakai mobil Papa sana! Jangan mobil Bunda!"

"Ga dikasih Papa kalau minjem Lamborghini-nya."

"Ya iyalah ga dikasih! Pinjem vespa Pak Hadi aja dia ga mau minjemin. Ngeri kalau dibawa sama kamu, tuh!"

Aska menguap lebar. Berdebat dengan bundanya di rumah sudah jadi makanan sehari-hari. "Ntar pinjem BMW-nya aja. Pakai Mini Cooper bunda lebih enak padahal. Parkirnya gampang."

"Gak boleh!! Mandi sana! Kamu bau."

"Anak sendiri dibilang bau? Cium nih... Cium!" Aska melompat memeluk Grace dan mencium paksa pipinya walau Grace berteriak-teriak dan memukuli lengan Aska.

"Cah gendeng!!!" maki Grace saat Aska melesat kabur ke kamar mandi setelah puas mengerjai bundanya.

Setelah mandi, Aska yang masih mengantuk memilih untuk rebah lagi sampai suara ketukan pintu mengganggunya.

"Ka, aku masuk ya...."

Suara Darren.

"Tumben nongol," ucap Aska keheranan saat melihat Darren.

"Janjian sama Nash," jawab Darren yang melangkah ke tempat komik dan mengambil One Piece kemudian duduk dan membaca komik tersebut.

"Hah??"

"Nash mau nonton, aku anterin dia...." jelasnya lagi tanpa mengalihkan pandangan dari komik.

"Loe nganter doang, tapi ga nonton?" Aska masih keheranan.

"Ga minat nonton, ada barang yang mau aku cari. Aku cuma anter dia ketemu pacarnya kok."

Aska bergumam, "Oh, lagi balik ke Jakarta juga?"

"Kata Nash baru dateng kemarin," jawab Darren.

"Mau-mau aja jadi nyamuk...." ledek Aska.

Darren hanya mengangkat bahu. "Anggap aja double date tapi aku harus jemput Nash dulu. Eh, jangan bilang-bilang Papa AJ sama Kak Ardi ya. Nash takut dimarahin."

Aska menyeringai. "Minta upeti, ah, kalau ga mau rahasia bocor."

"Gak malu nodong adek sendiri?"

"Gak! Gaji Nash pakai dollar sih. Bapak loe kapan naikin gaji residen?"

"Tanya sendiri aja ntar kalau ketemu," jawab Darren datar.

Aska pergi meninggalkan Darren yang asyik membaca komik dan mencari-cari Nash.

Askari's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang