Eight

9.7K 1.7K 155
                                    

"Takut banget aku tuh tadi... Papanya Leon mukanya udah ga ngenakin banget. Dingin-dingin kayak baru keluar dari freezer," keluh Sita yang sibuk bergunjing ria dengan Nash di dapur setelah acara makan malam yang mendadak jadi kelewat menegangkan itu selesai.

"Me too!!! Dan kenapa juga sih Kak Aska cari gara-gara!" tambah Nash.

"Aska kalau ga cari masalah, namanya bukan Aska, tapi Darren!" sambar Ardi yang baru datang setelah bicara panjang lebar dengan papanya di ruang kerja.

Tiba-tiba saja Aska datang dan menyeletuk. "Aku mencium aroma-aroma pergunjingan! Apa sih? Apa???"

"Ini nih, ga bisa lihat orang ngumpul dikit. Kepo aja bawaannya!" ledek Sita.

"Oh, ngomongin camer ya? Atau ngomongin Nash sama Keenan?"

Nash mendelik, memukul lengan Aska. "Aku masih marah sama Kakak! Pasti gara-gara kakak ember makanya Keenan harus datang dan ketemu papa."

"Nyalahin kok aku aja? Yang cecar Keenan kan kak Ardi sama Papa, aku cuma team hore-hore aja!" Aska membela diri.

"Kita cuma mau tau kalian itu bagaimana hubungannya. Kalau Keenan mendadak mau pingsan pas ditanya-tanya, hmmm, mungkin mentalnya masih lemah. Belum pantas pacaran," sahut Ardi, datar.

"Ya kan nanya ga harus, rencana kamu ke depan apa? Apa yang bisa kamu janjikan ke depannya? Berapa kali kamu bertemu Nash dalam setahun? Nilai-nilai kamu di kampus berapa? Memang kamu sanggup mengimbangi Nash?" seru Nash menirukan sebagian kecil pertanyaan yang diajukan keluarganya ke Keenan yang hanya bisa menjawab terbata-bata dengan butiran keringat yang terlihat jelas di pelipisnya padahal ruangan cukup dingin.

Sita menepuk-nepuk bahu Nash. "Sabar ya, Princess...." ucapnya prihatin.

"Ga boleh lagi ketemu sembunyi-sembunyi, Nash! Kalau mau ketemu di rumah aja!" tambah Ardi lagi.

"Pokoknya kalau sampai dia macam-macam, dia tau resikonya. Ga mau kan mati mengenaskan di tangan kita-kita?" ledek Aska jahil.

Ardi menopang dagunya seperti berpikir keras. "Dibuat kayak Murder on the Orient Express bisa kayaknya."

"Iya, tusuk ganti-gantian." Aska menimpali.

"Siapa aja?" Dua kakak-beradik itu malah asyik berteori sendiri.

"Papa, kak Ardi, aku, Papi Al, Om Cakra pasti ikut garda depan, dia kan sayang banget sama Nash. Om Jun, Darren, Andrew, Altair, Ryuu...."

"Taqy sama Eiji jangan diajak, kasihan masih kecil, Ray juga jangan!" potong Ardi.

"Kalian sakit jiwa!!!" jerit Nash yang langsung pergi ke kamarnya setelah memukul kedua kakaknya.

"Aku mendadak kasihan sama Nura. My poor baby girl dikelilingi orang-orang kelewat protektif," gumam Sita sambil menggelengkan kepala.

"Haruskah aku ucap, 'selamat datang, Nura, di keluarga Ardhani'? ledek Aska.

"Ka, papa kesal banget loh tadi," ucap Ardi tiba-tiba, mendadak serius.

"Om Alex yang cari gara-gara duluan. Siapa sih yang suka dibilang ga bisa apa-apa begitu. Aku tau Leon malu banget tadi," seru Aska berang.

"But it's not our call to say anything about it. Toh kamu juga udah dikasih tau sama papa soal keluarga mereka kan."

Aska hanya bisa menunjukkan ekspresi kesal. Ya, dia tahu latar belakang keluarga Blackwell. Semuanya terkena arranged married. Bahkan Mama Leonore, Zeta saja dijodohkan dengan Mr. Blackwell karena mama kandung Zeta, Jennifer Wayyt, juga merupakan old money family yang terkenal di New York.

Askari's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang