"Sudah lama aku tidak melihat bulan" Hana bergumam pelan sambil mendongakan wajah ke atas.
Memperhatikan langit gelap, hanya warna hitam pekat yang terlihat. Tak ada bulan, bahkan tak ada satupun bintang yang menghiasi. Sama seperti perasaan Hana yang selalu hampa.
"Mah, pah aku kangen kalian" setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya, mengalir perlahan menyusuri pipi tembam yang kini semakin tirus.
"Aku butuh kalian sekarang, kanapa kalian tidak pernah pulang" Hana semakin terisak, ia memeluk lututnya dan menenggelamkan wajah disana.
Tergeming dalam tangisnya ditemani semilir angin yang kian menusuk, padahal malam belum begitu larut bahkan sepertinya matahari baru saja tenggelam beberapa jam yang lalu.
Tetapi suhu udara kian terasa menusuk kulit, sepertinya hujan akan turun.
Perlahan Hana mulai terlelap di balkon kamar dengan posisi memeluk lutut. Isak tangisnya tak lagi terdengar, hanya saja bekas air mata yang mengering terlihat jelas dari sudut mata hingga ke pipi.
Menyisakan langit malam yang gelap tak berbintang. Nafas Hana berhembus teratur, menandakan ia benar-benar terlelap. Padahal angin berhembus semakin kencang, terasa begitu dingin menusuk kulit. Tuhan, jaga selalu dia.
***
"Hey itu siapa yang jalan bareng si gadis aneh?" bisik salah seorang kepada temannya.
"Mana gue tau, dari tadi gue kan disini sama lo" jawabnya tak acuh.
"Ya kali aja lo tau, lo kan temen sekelasnya" ucapnya dengan suara yang tak lagi berbisik.
"Gue cuman sekelas doang sama dia, bukan temenan!" bentaknya sambil berlalu pergi.
Hana hanya bisa diam dan menundukkan kepala semakin dalam ketika berjalan, di sampingnya Rena diam tak mengerti mendengar percakapan dua gadis yang sedang duduk di koridor tadi.
Saat mereka lewat, semua orang menatapnya dengan tatapan heran. Tentu saja, mereka pasti merasa asing dengan Rena.
Tapi yang jadi pertanyaan, mengapa tatapan mereka seperti tidak suka pada Hana? Apakah Hana anak yang kurang baik? Sepertinya tidak.
***
"Hey lo anak baru yah?" seseorang langsung menghampirinya saat Rena dan Hana baru saja memasuk kelas.
"Iya aku anak baru, kenalin namaku Rena" Jawabnya sambil mengulurkan tangan.
"Gue Alika" Alika menjabat tangan Rena, namun matanya melirik dengan tatapan sinis pada Hana.
Hana kembali menunduk, tak mampu balas menatap. Tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibirnya, membiarkan semua mata menatapnya dengan sorot tidak suka karena datang bersama anak baru.
"Oke Alika, aku permisi dulu mau duduk" akhirnya Rena melepaskan jabatan tangannya dan menarik Hana untuk duduk bersamanya.
Hana hanya diam dan menurut. Membiarkan Tita duduk sendirian untuk sementara waktu.
Sepanjang pelajaran Hana tidak bisa konsentrasi, karena tatapan mata Alika yang begitu menusuk. Alika adalah gadis tercantik di kelasnya, tapi selain cantik dia juga sombong. Kekakayaan yang dimiliki oleh keluarganya membuat ia tinggi hati karena tidak mau berteman dengan orang yang tidak se-level dengannya.
YOU ARE READING
Introvert
Teen Fiction"Sejauh apapun kamu melangkah, pada akhirnya kaki akan membawamu kembali ke rumah"
Part 2
Start from the beginning
