KEHIDUPAN DIBALAS KEHIDUPAN

6.6K 257 6
                                    

Suara sirene ambulance menggema di rumah sakit, Dira tergelatak lemas di dalamnya. Darah menyelimuti dirinya. Suster menyambut Dira yang berlumuran darah. Semua peralatan dipasang dengan cepat. Detak jantungnya mulai melemah. Segala upaya dilakukan untuk mengembalikan detaknya. Anton dan Gio yang baru datang sangat panik melihat kondisi Dira. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain terus berdoa. Kecelakaan itu begitu parah, Dira dinyatakan koma. Hari demi hari terus berganti, Anggia juga tak kalah paniknya. Ia menunggui Dira setiap hari, berharap ketika ibunya bangun. Ia bisa melihatnya.
Hampir 1 bulan Dira koma, tak ada yang bisa dilakukan. Tiba-tiba dokter membawa kabar bahwa harus ada pencakokan ginjal, kecelakaan itu menyebabkan organ di dalam mengalami kerusakan. Harus dilakukan tindakan jika ingin menyelamatkannya.  Walau dengan resiko kedua belah pihak diujung hidupnya.

Semua orang panik dan ingin melakukan yang terbaik, hanya Anggia yang memiliki kecocokan itu. Sebuah keajaiban, bahwa mereka bukan pada satu garis keturunan.
Anjani menghampiri Anggia yang sedang berdiri dibalik jendela rumah sakit sembari menatap Dira.

"Mama tidak akan mengizinkan kamu. Masa depanmu masih panjang Anggia. Kamu bisa saja tidak selamat!"
Anggia berlutut di kaki Anjani, untuk pertama kalidi hidupnya

"Mama, biarkan aku menebus dosa dosa yang telah keluarga kita berikan. Rasa sakit yang harus diterima bunda semata mata karena aku ada. Dia yang memberikanku hidup dengan memilih pergi dari istananya. Biarkan aku menebus dosa dosa itu"

Tidak pernah dalam hidup Anjani, Anggia menyebut mama. Anggia tidak pernah menganggap Anjani ada dan hari itu, Anjani menyadari bahwa Anggia adalah putri Dira yang lahir dari rasa cinta yang Dira berikan.

********************************************************
Aku tidak pernah menyangka, bahwa seorang putri yang ingin aku singkirkan adalah putri yang memperjuangkan kehidupanku
Gio melanjutkan ceritanya

"Bunda mengalami kecelakaan dan harus dilakukan operasi segera. Anggia melakukannya untuk bunda. Namun, setelah operasi itu. Kondisi Anggia justru menurun. Ia mengalami penyakit kuning dan ginjalnya tidak bisa bekerja dengan baik. Dia tidak bisa ditolong" kata Gio sambil berlinang air mata.
Aku masih diam membeku dan tidak tahu lagi apa yang harus aku katakan.

"Bunda, Anggia melakukan ini agar bunda terus hidup." Gio mengeluarkan sebuah amplop yang ia simpan di dompernya.

"Ini adalah surat yang Anggia tinggalkan untuk bunda."

Aku tidak pernah tahu bahwa Anggia adalah orang yang selalu memberiku kehidupan. Ketika putriku meninggal, ia datang seperti bidadari yang membuatku lupa akan kenyataan itu dan kini dia memberikan hidupnya untukku. Untuk seseorang yang selalu mengatakan bahwa dia adalah penyebab penderitaan.

Bersambung

WANITA KEDUAWhere stories live. Discover now