PETAKA KEMBALI MENGETUK

5.1K 263 3
                                    


Aku menyiapkan semua makanan kesukaan gio di meja makan, makanan spesial untuk tamu spesial. Siapa gerangan yang akan mendapatkan hati anakku itu, seperti apa rupanya? ahhh pertanyaan itu terlalu banyak ingin kutanyakan. Aku hanya boleh fokus pada kebahagiaan gio, dengan siapapun dia nantinya. Aku ingin ia menikahi wanita yang benar benar ia cintai, sehingga ia tidak menyakiti wanita pilihannya seperti yang pernah aku alami. Tiba tiba terdengar bunyi bel, Anton langsung membuka pintu dan menyapa dua orang yang datang dengan ramah. Aku yang sedang sibuk menata makanan langsung bergegas melepaskan atribut memasakku dan menyambut mereka. Itu pasti Gio dan kekasihnya. 

Namun, senyum di bibirku mendadak pudar. Aku mengenal wanita itu. bahkan, sebelum ia memperkenalkan dirinya. Dia menatapku dengan hangat seakan dia juga sama mengenalku. Gio nampak begitu bahagia, namun tidak denganku. Dia adalah anakku, Anggia. Seseorang yang menjadi alasan hidupku hancur, karena ia dilahirkan aku kehilangan anakku. Anggia adalah alasan utama rasa sakitku.Anggia menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengankuaku tak bergeming dan Anton melihat keresahan di mataku. Ia memagang tanganku seakan ia tahu semuanya.

Kami duduk di meja makan yang sama, setelah sekian lama aku bertemu putri yang dulu sangat aku cintai. Anggia terus menatapku dengan tatapan haru namun aku mengabaikan itu. Aku tak ingin melemah dan hancur untuk kesekian kalinya.

" Ini lo bun yang kemarin aku ceritakan, namanya anggia "

" yaa cantik " kataku datar, Gio menatapku dengan tajam seakan heran dengan sikap dinginku kali ini. Sejenak kami saling diam dan anton memecahkan kesunyian itu.

" Anggia asli orang jakarta?" tanya anton begitu hangat

" iya om, ayah asli jakarta"

"gimana kabarnya ayah? baik?"

belum sempat anggia menjawab, aku langsung mengangkat tubuhku dan meninggalkan ruang makan. Hatiku seakan kembali dipora porandakan kembali. Kenapa keluarga itu justru datang ketika aku sudah sangat bahagia dengan kehidupanku.

" bunda ke atas dulu ya, bunda pusing" Aku langsung menuju kamarku yang tidak jauh dari ruang makan. Tubuhku terasa gemetar ketika petaka itu mengetuk kembali kebahagiaanku. Tak lama aku meninggalakn meja makan, gio datang menghampiriku

" bunda nggak papa?" tanya gio 

"gio tinggalkan gadis itu"

" bunda ngomong apasi?" sahut gio yang mulai nampak kesal

" Dia tidak baik untukmu gi"

"sejak kapan bunda berubah begini? bunda bilang padaku untuk menikahi wanita yang aku cintai kan bun? dan dia bun satu satunya orang itu"

gio pergi meninggalkan kamar, gio memang tidak pernah tahu masa laluku. Aku tak pernah mengatakan pada gio bahwa betapa kejamnya yang keluarga anggia lakukan padaku. Semalaman aku berpikir keras tentang kehadiran anggia kembali. Dia harus hilang dalam hidupku atau aku yang menghilang. Anton menatapku, ia mengeti perasaanku yang membuatku tak bisa tidur semalaman ini.

"bun apa yang kamu pikirkan? apakah anggia?" tanya anton

" Gio tidak boleh menikahi anggia. Aku tidak mau berurusan lagi dengan mereka"

" Aku tahu perasaanmu bun, tapi tidakah lebih baik kau memaafkan masa lalumu dan memulai hidup bahagiamu?"

"pokoknya mereka tidak boleh bersama"

Anton menghela nafas, ia tidak mau menentangku. Setelah semalaman aku berpikir, esok ini aku harus menemui mereka. kembali ke istana kejam itu lagi untuk meminta anggia pergi selama lamanya.

Namun aku justru menemukan kenyataan separuh lainnya yang disembunyikan anjani dariku. Kenyataan yang membuatku lebih hancur lagi. Apa itu? kenapa seperti itu?


bersambung...........................................................................................................................................................



WANITA KEDUAWhere stories live. Discover now