9. DUEL RAHASIA

21.5K 2.2K 70
                                    

Dengan semua beban pikiran, tugas-tugas sekolah, buku-buku yang harus dipelajari, pelajaran ramuan dengan Drina, serta les privat dari Dazt, Clarine nyaris tidak memiliki waktu istirahat. Tak heran ia begitu mengantuk saat ke sekolah senin pagi. Sialnya, hari ini ada Pak Razor dan Profesor Agristi dalam jadwal Clarine.

Clarine benar-benar berada diambang batas saat mengikuti kelas Pengenalan Segel. Matanya benar-benar perih sekarang. Namun apa daya, Profesor Agristi mengawasinya dengan ketat, seakan menunggu-nunggu Clarine tertidur sehingga ia bisa langsung menyuruh Clarine ke ruangan Kepala Akademi.

Sebuah ketukan di pintu terdengar, memberikan Clarine waktu beberapa detik untuk memejamkan mata saat perhatian Profesor Agristi teralihkan.

"Permisi, maaf mengganggu. Saya diminta Kepala Akademi untuk memanggil Clarine Kereh."

Mata Clarine sontak terbuka lebar, kantuknya hilang seketika. Ia mengenali suara itu, dan ketika Clarine berbalik, ia mendapati sosok Zoenoel berdiri di depan pintu.

Apa yang terjadi? Apa ini adalah bagian dari rencana Zoenoel? Ataukah Clarine sudah ketahuan hanya menyusup masuk ke Akademi Pelatihan Bakat ini?

Berbagai pikiran berkecamuk dalam benak Clarine saat ia mengikuti Zoenoel meninggalkan ruang kelas. Clarine bahkan tidak memperhatikan ke mana Zoenoel membawanya hingga ia memasuki ruang perpustakaan, bukannya ke ruangan Kepala Akademi.

"Tidurlah di sini. Nanti kuberitahu Dazt kalau kau ada di sini," ujar Zoenoel.

"Bukannya Kepala Akademi memanggilku?"

Zoenoel tidak menjawab, ia hanya mengangkat bahu sebelum berjalan ke arah pintu.

"Apa Kepala Akademi tidak memanggilku?" tanya Clarine lagi. Ia tidak begitu paham dengan situasi saat ini.

"Istirahatlah. Kau terlihat pucat seperti mayat," kata Zoenoel datar sebelum ia menghilang di balik pintu.

Clarine semakin bingung. Namun kali ini tubuhnya benar-benar lelah sehingga dalam beberapa menit Clarine langsung tertidur.

"Woi bangun." Dazt berteriak untuk membangunkan Clarine. "Tak kusangka kau berani membolos untuk tidur."

"Bukankah kau yang mengajarinya," ujar Clarine setelah menguap.

"Hei, aku membolos upacara tak berfaedah, bukan jam pelajaran, bedakan itu. Namun kurasa kau memang butuh istirahat, kau seperti orang yang tak tidur berminggu-minggu. Lihat kantong matamu, kau hanya akan mempermalukanku di acara sabtu nanti."

"Acara apa? Memangnya aku bilang mau ikut?"

"Kau akan pergi ke acara itu Honey," kata Dazt tegas. "Untuk itu, les privat kita diundur hingga hari minggu."

"Jadi untuk enam hari ini tak ada latihan?" Clarine bertanya kecewa.

Clarine memang benar-benar butuh istirahat, tetapi ia menantikan latihannya dengan Dazt. Sekarang ia sudah bisa membedakan getaran beberapa jenis segel dan semakin tepat menentukan arahnya, siapa yang tahu apalagi yang bisa dilakukan Clarine jika ia terus berlatih.

"Honey, tenang saja. Kita akan tetap saling bertemu dalam enam hari ini walaupun memang tak memiliki waktu berdua—"

"Berhenti bersikap menjijikan begitu, kau ini salah makan apa sih?"

Dazt hanya tersenyum. "Jangan sampai lupa hari sabtu jam tujuh malam kau ada acara denganku."

***

Tiga hari berlalu dengan damai. Clarine mendapat cukup istirahat dan Maery memberikannya tumpangan ke sekolah setiap pagi. Bobot tubuh Clarine berangsur normal dan kantong matanya tak lagi terlihat mengerikan.

TALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang