8. TEMAN PULANG

24.2K 2.2K 48
                                    

Sejak pertama kali pulang dari sekolah dengan berjalan kaki menyusuri jalan raya yang hanya dikelilingi oleh pepohonan, Clarine merasa ada sesuatu yang mengikutinya. Awalnya ia berpikir bahwa itu hanya perasaannya. Namun semakin hari perasaan itu semakin kuat, hingga ia yakin seseorang sedang membuntutinya.

Mengetahui itu mungkin anggota Kelompok Pelindung, Clarine sempat tidak begitu mengkhawatirkan masalah ini. Namun tetap saja saat ia benar-benar yakin ada seseorang yang mengintipnya dari balik sebuah pohon, Clarine akan berlari untuk memeriksa. Siapa tahu ia bisa melihat bagaimana rupa salah satu anggota Kelompok Pelindung.

Masalahnya, sejak peristiwa di festival, Clarine mulai tak yakin orang yang membuntutinya adalah anggota Kelompok Pelindung. Ia mulai mencurigai seseorang, Zoenoel.

Tentu saja Clarine tidak melupakan kejadian Zoenoel yang menolongnya saat ia menjadi kelinci percobaan Profesor Anggelita, Clarine bahkan tidak melupakan kenyataan bahwa Zo sempat meminjamkan buku-buku untuknya. Namun tetap saja, Clarine merasa pemuda itu menyembunyikan sesuatu. Pertama, Zoenoel beberapa kali kedapatan memandang ke arah Clarine saat di kantin—atau memandang Valaria, yang jelas Zoenoel memandang ke arah mereka, dan itu aneh. Kedua, fakta bahwa Zoenoel sempat berada dalam masa hukuman karena menyerang Bu Allure. Yang ketiga, Zoenoel adalah saudara kandung dari Glassina. Yang keempat, Zoenoel kedapatan menyerang Clarine di festival kemarin.

Walaupun Clarine tidak begitu yakin siapa yang membuntutinya dan kemungkinan itu adalah Zoenoel sangatlah kecil, ia tetap saja merasa curiga. Jadi hari ini Clarine bertekad untuk memergoki Zoenoel, itu pun jika dugaannya memang benar.

Seperti sebelumnya, setelah berjalan beberapa meter meninggalkan gerbang sekolah, Clarine mulai merasakan kehadiran seseorang yang membuntutinya. Namun begitu, Clarine tetap berjalan terus hingga hampir mendekati rumahnya. Kalau memang terbukti Zoenoel yang mengikutinya dan memang pemuda itu berniat sesuatu, setidaknya Clarine bisa menjerit minta tolong kepada Mbok Na di rumah. Walaupun ia ragu itu akan berguna, mengingat Zoenoel adalah Kaum Berbakat yang bisa menggunakan segel. Namun apa salahnya melakukan sedikit upaya pencegahan?

Saat dirasanya cukup dekat dengan rumah, Clarine berhenti sejenak dan merunduk, berpura-pura membenarkan tali sepatu seraya memastikan keberadaan penguntitnya. Setelah yakin melihat sesuatu bergerak ke arah pohon yang berada cukup dekat di belakangnya, Clarine buru-buru memeriksa ke sana.

Tidak ada siapa pun.

Dengan kecewa Clarine kembali berjalan pulang. Namun baru beberapa langkah, perasaan itu kembali lagi. Seperti sebelumnya, Clarine berlari mendekati sebuah pohon yang dicurigainya.

Sebuah sosok hitam bergerak di balik semak-semak dan tiba-tiba sepasang mata muncul di kegelapan.

Clarine melompat mundur, bulu kuduknya meremang.

Seekor kucing hitam melangkah keluar dan menyapukan badannya di kaki Clarine. Reflek Clarine menghindari si kucing, ia tidak begitu menyukai kucing, terutama bulu-bulu mereka yang gampang rontok.

***

Maery benar-benar tertawa lepas saat mendengar cerita Clarine pada jam istirahat esok harinya di kantin. "Jadi penguntitmu selama ini adalah seekor kucing?"

"Penguntit apa?" Valaria datang bergabung. Ia mengambil tempat duduk tepat di samping Clarine.

"Hey Valaria." Maery menyapa. "Teman kita selama ini merasa diikuti setiap pulang sekolah dan kemarin ia menemukan bahwa sosok yang mengikutinya hanyalah seekor kucing."

"Aku tidak bilang begitu," protes Clarine. "Kucing itu mungkin saja kebetulan ada di sana tadi malam, sedangkan orang yang mengikutiku sedang bersembunyi."

TALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang